Mohon tunggu...
NISA ZAHRANI SAVITRI
NISA ZAHRANI SAVITRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi FIS UNJ

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Habitus Mempengaruhi Gaya Hidup Minimalis Remaja di Era Modern Menurut Perspektif Bourdieu

10 Juni 2024   18:31 Diperbarui: 10 Juni 2024   19:11 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Di era modern saat ini, gaya hidup minimalis semakin menjadi perhatian, terutama di kalangan remaja. Minimalisme, yang sering dikaitkan dengan kesederhanaan dan pengurangan konsumsi yang berlebihan, tidak hanya mencerminkan pilihan estetika tetapi juga mencerminkan nilai-nilai dan norma-norma yang lebih dalam. Dalam konteks sosial yang serba cepat dan penuh tekanan, banyak remaja mulai mencari cara untuk hidup lebih sederhana dan bermakna. Fenomena ini menarik untuk diteliti lebih lanjut, khususnya dari perspektif sosiologi yang mendalami bagaimana faktor-faktor sosial mempengaruhi preferensi dan perilaku individu.

Gaya hidup minimalis dapat didefinisikan sebagai pendekatan hidup yang fokus pada mengurangi kepemilikan materi dan menyederhanakan kehidupan sehari-hari. Remaja yang mengadopsi gaya hidup ini seringkali menunjukkan keinginan untuk hidup lebih bermakna dan sadar akan lingkungan. Minimalisme tidak hanya mencakup aspek material seperti jumlah barang yang dimiliki, tetapi juga mencakup cara pandang terhadap konsumsi, waktu, dan prioritas hidup. Di era modern yang didominasi oleh konsumerisme dan materialisme, gaya hidup minimalis menawarkan alternatif yang menekankan kualitas daripada kuantitas, serta keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan. 

Pierre Bourdieu, seorang sosiolog Prancis, menawarkan konsep "habitus" yang dapat membantu menjelaskan bagaimana latar belakang sosial, budaya, dan ekonomi membentuk kebiasaan dan preferensi individu, termasuk pilihan gaya hidup minimalis. Melalui konsep ini, kita dapat memahami bahwa gaya hidup minimalis yang diadopsi oleh remaja di era modern bukanlah pilihan yang sepenuhnya individual tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan budaya yang kompleks.

Penelitian ini menggunakan metode studi literatur untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai habitus dan gaya hidup minimalis di kalangan remaja. Studi literatur dilakukan dengan menelaah berbagai sumber akademik, termasuk buku, artikel jurnal, dan publikasi lainnya yang relevan dengan topik. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk memahami berbagai perspektif dan teori yang telah dikembangkan sebelumnya, serta melihat bagaimana konsep-konsep tersebut dapat diaplikasikan dalam konteks penelitian ini.

ISI

Pada dasarnya, sulit untuk menentukan siapa yang pertama kali menginisiasi gaya hidup minimalis. Gaya hidup minimalis semakin menonjol di kalangan remaja, terutama melalui media sosial. Platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube menjadi tempat utama di mana konten terkait minimalisme dibagikan dan dikonsumsi oleh jutaan orang. Influencer dan selebriti remaja sering kali membagikan perjalanan pribadi mereka dalam mengadopsi gaya hidup minimalis, menyoroti manfaatnya seperti peningkatan kesehatan mental, pengurangan stres, dan kehidupan yang lebih bermakna. Hashtag populer seperti #minimalism, #declutter, dan #simpleliving membantu mengumpulkan komunitas global yang mendukung satu sama lain dalam menjalani kehidupan minimalis. Media sosial tidak hanya menjadi alat untuk berbagi inspirasi tetapi juga sebagai platform untuk mendiskusikan tantangan dan strategi dalam mempertahankan gaya hidup ini.

Remaja yang aktif di media sosial dapat melihat langsung manfaat praktis dari gaya hidup minimalis melalui konten visual yang estetis dan inspiratif. Mereka terpengaruh oleh narasi bahwa memiliki lebih sedikit barang dapat menghasilkan kebahagiaan yang lebih besar dan lebih sedikit kecemasan. Selain itu, banyak konten yang menawarkan panduan praktis tentang bagaimana memulai hidup minimalis, seperti metode KonMari yang dipopulerkan oleh Marie Kondo, yang mendorong remaja untuk menyingkirkan barang-barang yang tidak "memicu kegembiraan".

Gagasan minimalisme dapat ditemukan dalam banyak tradisi budaya dan spiritual yang menekankan kesederhanaan dan pengurangan materi. Misalnya, ajaran Zen Buddhisme yang menekankan pentingnya kesederhanaan dan pengendalian diri. Tradisi tersebut mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati dapat ditemukan dengan hidup sederhana dan melepaskan keterikatan pada benda-benda materi. Di era modern, gerakan minimalisme sering kali dilihat sebagai respons terhadap konsumerisme yang berlebihan dan kehidupan yang penuh tekanan. Henry David Thoreau, melalui karyanya "Walden," adalah salah satu tokoh awal yang mempengaruhi gerakan ini. Thoreau mempromosikan hidup sederhana di alam sebagai cara untuk menemukan makna hidup yang lebih dalam dan mengurangi ketergantungan pada barang-barang materi. Yang kemudian, pada abad ke-20 gerakan minimalis mendapatkan momentum dengan munculnya berbagai penulis dan pemikir yang menyoroti manfaat hidup sederhana. Misalnya, dalam literatur dan filsafat, tokoh-tokoh seperti Richard Gregg dan Duane Elgin menulis tentang pentingnya hidup sederhana untuk mencapai kesejahteraan pribadi dan keberlanjutan lingkungan.

Pengaruh Habitus terhadap Gaya Hidup Minimalis Remaja

Setelah mengamati berbagai studi literatur seperti buku, jurnal dan artikel, diketahui adopsi gaya hidup minimalis di kalangan remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang diantaranya:

  1. Pengaruh Media Sosial: Media sosial memainkan peran besar dalam mempromosikan gaya hidup minimalis. Influencer dan komunitas online memberikan contoh nyata dan panduan praktis tentang bagaimana hidup lebih sederhana, yang dapat menginspirasi remaja untuk mengikuti jejak mereka.

  2. Tekanan Sosial dan Akademis: Remaja sering kali menghadapi tekanan yang besar baik dari segi akademis maupun sosial. Gaya hidup minimalis dapat dilihat sebagai cara untuk mengurangi stres dan menemukan ketenangan dalam kehidupan yang sibuk.

  3. Kesadaran Lingkungan: Meningkatnya kesadaran tentang isu-isu lingkungan dan keberlanjutan mendorong remaja untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Mengurangi konsumsi dan limbah adalah cara yang efektif untuk berkontribusi pada perlindungan lingkungan.

  4. Pengaruh Keluarga: Keluarga memainkan peran penting dalam membentuk nilai-nilai dan kebiasaan remaja. Keluarga yang menekankan pentingnya kesederhanaan dan keberlanjutan cenderung menanamkan nilai-nilai ini pada anak-anak mereka.

  5. Tren Global: Gerakan global menuju keberlanjutan dan hidup sadar berdampak besar pada adopsi gaya hidup minimalis di kalangan remaja. Tren ini sering kali didorong oleh organisasi internasional, kampanye lingkungan, dan tokoh publik yang mendukung gaya hidup berkelanjutan.

KESIMPULAN

Analisis habitus Bourdieu menunjukkan bahwa gaya hidup minimalis yang diadopsi oleh remaja di era modern ini bukanlah hasil dari preferensi individu yang bebas, tetapi dipengaruhi oleh struktur sosial dan budaya yang kompleks. Habitus, yang dibentuk oleh latar belakang keluarga, pendidikan, media sosial, dan interaksi sosial, memainkan peran penting dalam membentuk preferensi dan perilaku remaja. Modal budaya, sosial, dan ekonomi saling terkait dan memperkuat habitus yang mendukung gaya hidup minimalis. Dengan memahami pengaruh habitus ini, kita dapat melihat bahwa pilihan gaya hidup minimalis di kalangan remaja adalah bagian dari dinamika sosial yang lebih besar dan tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial dan budaya di mana mereka hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, F. (2014). Pierre Bourdieu: menyingkap kuasa simbol. Yogyakarta: Jalasutra.

CHAMDI, A. N. Teori Pierre Bourdieu: Tinjauan Perspektif Habitus, Ranah dan Modal.

Azizah, R. W. (2022). Konsep Diri Generasi Milenial Pelaku Minimalism Lifestyle. The Commercium, 5(02), 33-43.

Santoso, G., Asbari, M., & Rantina, M. (2023). Kajian Gaya Hidup Minimalis dan Mental. Jurnal Pendidikan Transformatif, 2(3), 10-15.

Putri, D. E. (2021). REPRESENTASI BUDAYA KONSUMEN DI KOMUNITAS MINIMALIS LYFE WITH LESS. Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial, 5(2), 270-276.

Tansen, R., Maulidya, P. N., Ilham, F. Y., & Wahyuni, J. (2022). Tren Gaya Hidup Minimalis di Sosial Media dan Dampaknya Pada Mahasiswa. In Prosiding Seminar Nasional Ilmu Ilmu Sosial (SNIIS) (Vol. 1, pp. 550-556).

Hisyam, C. J., Darmawan, G. S., Prayogo, M. D. A., & Pratama, R. A. (2024). Habitus Mempengaruhi Gaya Hidup Dan Identitas Sosial Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Menurut Perspektif Bourdieu. Jurnal Motivasi Pendidikan dan Bahasa, 2(2), 80-92.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun