Seperti yang kita ketahui, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek atau kerdil dibanding anak seusianya. Di Indonesia, angka stunting sendiri masih perlu perhatian. Tingginya angka stunting dapat mengakibatkan banyak kerugian bagi tumbuh kembang anak. Salah satunya terkait kesehatannya kedepan. Anak dengan penyakit stunting mudah sekali terserang penyakit, kurang energi sehingga lemas, dan mengakibatkan anak tertinggal pengetahuannya dibanding anak seusianya.
Dari data Stunting tahun 2022 Puskesmas Talun, Desa Donowangun menduduki posisi tertinggi ke-2 untuk angka Stunting tingkat Kecamatan Talun. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu atau calon ibu mengenai kesehatan gizi sebelum kehamilan hingga masa nifas. Terbatasnya layanan kesehatan seperti pelayanan antenatal dan postnatal di Desa Donowangun terbilang rendah. Â Serta, rendanya akses sanitasi dan air bersih juga menyebabkan tingginya angka stunting di desa ini. Maka dari itu, saya sebagai mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP yang sedang melakukan KKN di desa ini, melakukan program Edukasi Stunting Kepada Masyarakat di Desa Donowangun. Dengan edukasi ini, masyarakat diharapkan dapat lebih memahami stunting dan memperhatikan kesehatan anak-anaknya.
Isi dari kegiatan Edukasi Stunting Kepada Masyarakat di Desa Donowangun ini antara lain, menjelaskan perbedaan stunting dengan gizi buruk, yang mana masyarakat masih sering bingung antara stunting dan gizi buruk. Sebenarnya, stunting dan gizi buruk tidak dapat dipisahkan. Gizi buruk merupakan penyebab utama stunting, bedanya stunting hanya bisa dilihat saat anak usia 2 tahun. Lain halnya dengan gizi buruk, yang mana bisa terlihat sedari bayi dilahirkan. Tak hanya menjelaskan perbedaan stunting dan gizi buruk, saya menjelaskan juga penyebab stunting, ciri-ciri anak stunting, pengobatan, serta pencegahannya.
Dalam kegiatan ini berjalan dengan lancer dan masyarakat sangat antusias mendengarkan penyampaian saya terkait stunting yang perlu diperhatikan di desa ini. Saya, sangat berharap angka stunting Desa Donowangun menurun dan bahkan tidak ada lagi. Setelah acara edukasi tersebut selesai, saya sebagai mahasiswa KKN Tim I Universitas Diponegoro melakukan sesi pemberian poster terkait stunting secara simbolis kepada Ibu Lurah Desa Donowangun, yang mana selanjutnya akan ditempel di papan Balai Desa setempat.
Penulis               : Anisa Aulia
Program Studi       : Kesehatan Masyarakat
Dosen Pembimbing  : Heri Sugito, M.Sc.
                       Nenik Woyanti., S.E., M.Si.