Disamping itu, keluarga pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang ini juga berpendapat bahwa tidak masalah jika mengikuti program KB yang di galakkan oleh pemerintah Indonesia ini.Â
Karena, KB secara substansial tidak bertentangan dengan ajaran Islam bahkan salah satu bentuk implementasi semangat ajaran Islam dalam rangka mewujudkan sebuah kemaslahatan, yaitu menciptakan keluarga yang tangguh, sakinah, mawaddah dan penuh rahmah. Keluarga akan melahirkan bangsa yang tangguh. Pembolehan hukum ber-KB, sudah menjadi kesepakatan para ulama dalam forum-forum keislaman, baik tingkat nasional maupun internasional (Ijma''al-majami').
Lalu apa alasan KB di Keluarga Pesantren PP. Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang ini?. Alasan nya mulai dari kesehatan, bahkan psikologis. Selanjutnya mari kita bahas lebih dalam tentang alasan-alasan diatas.
a. KesehatanÂ
Nampaknya alasan ini yang paling dominan mengapa beliau mengikuti program KB ini. Alasan kesehatan seperti yang dituturkan oleh ibu nyai. Falasifah, bapak KH. Hasyim, ibu nyai Hj. Lathifah, ibu nyai Bashirotul, ibu nyai Hj. Salmah dan ibu nyai Hj. Fatihah yaitu untuk mengatur jarak dan merencanakan kelahiran antara anak pertama dan keputusan anak selanjutnya, serta agar kelahiran tidak terlalu padat dan ingin menyusui dengan masa susuan maksimal (2 tahun). Lalu juga menurut ilmu kesehatan, sang ibu harus mengatur jarak kelahiran minimal dua setengah tahun, karena sang ibu memerlukan waktu tersebut untuk menjaga kesehatan pada waktu hamil agar kandungannya selamat dan juga ia perlu menyusui serta merawat bayinya dengan penuh perhatian serta agar sang ibu bisa merehabilitasi (memperbaiki) dirinya sendiri pasca melahirkan.
b. Psikologi
Selain dari alasan kesehatan terdapat juga alasan dari segi faktor psikologis. Seperti yang diungkapkan oleh ibu nyai Hj. Umi Salamah dan ibu nyai Hj. Muhimmatul Falasifah diatas. Bahwa alasan lain yang mendasari beliau mengikuti KB karena beliau merasa orang hamil itu emosinya selalu naik turun/ tidak stabil dan yang menjadi korban dari emosinya adalah anak-anak beliau sendiri, dan beliau merasa kurang bisa memperhatikan anak-anak beliau. Akibatnya, anak-anak kurang kasih sayang apabila beliau sering hamil dan melahirkan.
Ditinjau dari sisi psikologi, kebutuhan anak memang bukan hanya sebatas kebutuhan materi semata, melainkan anak juga membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari orang terdekatnya, khususnya orang tua. Realitanya, banyak anak yang kurang mendapatkan kebutuhan afeksi (kasih sayang), disebabkan orang tua sibuk mencari uang demi untuk memperbaiki perekonomian keluarga.perbedaan persepsi inilah yang terkadang membuat dilema dalam hubungan antara orang tua dan anak menjadi semakin lemah.
Kedekatan hubungan antara orangtua dengan anak tentu saja akan berpengaruh secara emosional. Anak akan merasa dibutuhkan dan berharga dalam keluarga, apabila orangtua memberikan perhatiannya kepada anak. Anak akan mengganggap bahwa keluarga merupakan bagian dari dirinya yang sangat dibutuhkan dalam segala hal. Sebaliknya, hubungan yang kurang harmonis antara orangtua dan anak akan berdampak buruk terhadap perkembangan anak. Tidak jarang anak terjerumus ke hal-hal negatif dengan alasan orangtua kurang memberikan perhatian kepada anak.
Peran orangtua sangat dibutuhkan dalam perkembangan psikologi anak. Perhatian dan kedekatan orang tua sangat mempengaruhi keberhasilan anak dalam mencapai apa yang diinginkan.Â
Orangtua merupakan pemberi motivasi terbesar bagi anak, sehingga diharapkan orangtua dapat memberikan perhatian dan kasih sayang sepenuhnya kepada anak. Kedekatan antara orangtua dan anak memiliki makna dan peran yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan keluarga. Oleh karena itu, kualitas dan kuantitas pertemuan antar anggota keluarga perlu ditingkatkan dengan tujuan untuk membangun keutuhan hubungan orangtua dan anak.