Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Mahalnya Loyalitas Saat Melawan Penjajah Belanda dalam Film "November 1828"

1 April 2024   11:10 Diperbarui: 1 April 2024   11:36 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perang Diponegoro yang epik dan heroik menjadi latar belakang film 'November 1828'  (Ilustrasi 2: Indonesian Film Center)

Meskipun van der Bost dan van Aken memiliki pendekatan yang berbeda dalam mencari informasi tentang keberadaan para pemimpin Perang Diponegoro di desa kecil bernama Sambiroto pada November 1828 itu, toh keduanya berjuang demi kejayaaan (dan juga kekayaan) dirinya, bukan bangsanya. Hal itu juga banyak terjadi kini, bahkan 194 tahun setelah Perang Diponegoro berakhir, miris ya melihatnya?

Film Teguh Karya yang Legendaris

Selain akting ciamik para aktornya, sehingga El Manik menjadi Pemeran Pendukung Terbaik dalam FFI 1979, pemilihan kostum dan suasana desa di tahun 1828 itu memang mendekati aslinya sehingga membuat penonton seolah kembali ke zaman Belanda masih menjajah Indonesia.  Teguh Karya (1937-2001) pun rela terbang jauh hingga negeri Tulip, sebelum film diproduksi, untuk menggali data dan informasi dari sejumlah museum, termasuk detil seragam para pasukan kompeni dahulu.

Gaya berpakaian rakyat Jawa di kala Perang Diponegoro yang juga dikenal sebagai De Java Oorlog atau The Java War pun sangat sesuai berupa baju batik lurik untuk pria dan kain kemben warna gelap untuk parapuan. Bagi saya, bahkan hingga kini belum ada lagi film perjuangan melawan Belanda yang kostum dan setting-nya sedetil dan semirip seperti November 1828.

Seragam pasukan kompeni dibuat semirip mungkin dengan aslinya  oleh  Teguh Karya (Ilustrasi 4: Fimela)
Seragam pasukan kompeni dibuat semirip mungkin dengan aslinya  oleh  Teguh Karya (Ilustrasi 4: Fimela)

Uniknya lagi, di film berdurasi 142 menit ini, sosok Pangeran Diponegoro memang tak "dipaksa" muncul secara fisik, namun penonton tetap bisa merasakan seolah-olah dirinya ada. Ini adalah bukti kejeniusan sang maestro Teguh Karya sebagai sutradara.

Aktor Muda pun Turut Naik Karirnya

Film November 1828 tak hanya bersinar oleh deretan nama besar aktor senior, namun film ini juga mampu melambungkan karir para aktor pemula. Mereka antara lain  Jenny Rachman (pemeran Laras) dan aktor Herman Felani serta aktris sekaligus penari yaitu Nungki  Kusumastuti yang memulai peran debut mereka di layar lebar dalam film November 1828 tersebut.

Dikutip dari Kompas.com, Jenny Rachman mengungkapkan, 

"Peran saya kecil di November 1828, tapi sangat berkesan dan berarti. Meski tidak mendapat piala Citra tapi saya mendapat nominasi." 

Baginya,  film ini adalah salah satu film terbaik yang pernah dia perankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun