Jadi, bermodalkan di bawah Rp. 10,000, kita dapat melihat langsung koleksi batik dari Jawa dan wastra tenun dari Sumatera, antara lain kain tenun Tampan dan Tatibin dari Lampung yang cerah nan elegan.
Setelah dari Museum Tekstil, saya pun berpikir, sudah saatnya kain tenun untuk sama populer dan mudah didapat seperti halnya batik selama ini. Jadi, wastra tenun tak hanya untuk prosesi upacara adat, namun juga untuk baju sehari-hari.
Gedung terbuka dan taman rindang
Saat memasuki kawasan Museum Tekstil, kesan sejuk langsung menyapa kita dengan deretan pohon yang rindang. Saya dan para mahasiswa pun sempat makan siang di sana dengan menggelar tikar di dekat Pendopo Batik.
Pihak museum telah mengizinkan selama para pengunjung museum tetap menjaga kebersihan dan ketertiban di area taman. Tetapi, kita tentu saja dilarang untuk makan dan minum di dalam gedung museum agar tak mengotori ruangan, tak terkecuali kain adat yang berada di dalamnya.
Per April 2023, Museum Tekstil telah memiliki koleksi tekstil sekitar 2.500 yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Jumlah koleksi tersebut jelas akan terus bertambah ke depannya sehingga perawatan kain pun makin intensif.
Ohya, Museum Tekstil ini buka dari hari Selasa hingga Minggu (Senin libur) pada pukul 09.00-16.00. Jika kita ingin lebih leluasa mengamati satu per satu koleksi wastra di sana, sebaiknya kita datang antara pukul 9.00-11.00 karena setelah itu, pengunjung museum akan banyak berdatangan, terutama saat liburan.
Bagaimana, semakin tertarik kan untuk mengunjungi Museum Tekstil Jakarta? Yuk, mari terus populerkan kain adat Indonesia ke seluruh dunia dengan bangga memakainya.