Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dulu Kopaja Kini Busway, Naik Bus di Jakarta Memang Aduhai!

8 Agustus 2023   12:09 Diperbarui: 8 Agustus 2023   12:22 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Eh, 20 menit berlalu, Kopaja tak juga berjalan karena menunggu penumpang penuh. Wah, saya pun akhirnya (terpaksa) turun dari Kopaja yang belum juga berjalan dan segera berlari-lari ke halte busway karena tak ingin terlambat sampai di lokasi acara.

Tak sampai 15 menit, saya telah tiba di tempat tujuan dengan naik busway Koridor 1 jurusan Stasiun Kota-Blok M sekalipun haltenya jauh dari stasiun karena busway tak mengenal istilah 'ngetem' lama hingga penuh penumpangnya. Tak apalah jalan (sedikit) jauh ke halte, namun busway langsung jalan menuju tujuan sehingga waktu tempuh kita lebih efisien, ya kan?  
 
Mahal Awalnya, Murah Selanjutnya

Untuk naik busway, kita harus top up kartu e-money dengan minimal nominal tertentu. Mulanya terlihat mahal, namun ini jadi murah karena tarif tetap sama sejauh apapun rute selama kita tidak keluar halte.

Sebelum berlaku peraturan "1 kartu untuk 1 orang", saya dan kawan pernah meminjamkan e-money kami ke sejumlah remaja pria usai mereka dari Stadion GBK. Mereka lebih dari 10 orang, sementara itu hanya ada 1 kartu e-money yang mereka pakai bersama sedangkan saldonya pun tak sampai 20 ribu.

E-money jadi andalan berkendara umum di Jakarta (Dokpri)
E-money jadi andalan berkendara umum di Jakarta (Dokpri)

Kami lantas meminjamkan e-money ke para ABG laki-laki yang baru pulang bermain bola di GBK sebagai tugas sekolah pada sore itu di halte Polda. Girangnya bukan main mereka karena ternyata uang mereka tak cukup untuk naik bus Kopaja, yang masih beroperasi waktu itu, setelah membeli makanan dan minuman di GBK.  

Saya perhatikan, sekarang anak SD di Jakarta pun sudah banyak yang membawa e-money. Tak hanya busway, angkutan umum di Jakarta (kecuali angkot berbayar tunai) memang harus dibayar dengan e-money seperti Computer Line, Jaklingko (angkot biru dan merah dari Pemda Jakarta), LRT, dan MRT.

Hiburan Dinikmati per Individu

Di Kopaja dan Metromini dulu, para pengamen bebas turun naik. Ada yang suaranya merdu dan menyanyikan lagu berbahasa Inggris dengan fasih, namun tak sedikit pula yang fals bahkan saat lagunya dalam Bahasa Indonesia hahaha...

Hal serupa tentu tak berlaku di busway. Tak ada lagi pengamen jalanan maupun pedagang asongan yang dapat beroperasi di busway.

Pengamen jalanan di Kopaja dan Metromini kini tinggal kenangan (Ilustrasi: Berita Jakarta) 
Pengamen jalanan di Kopaja dan Metromini kini tinggal kenangan (Ilustrasi: Berita Jakarta) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun