Bagi movie mania, menonton film di bioskop itu jelas dinikmati. Jadi, kalau seseorang sampai tertidur saat di bioskop, wah kok bisa ya?
Saya lantas teringat salah satu adegan dalam film 'Janji Joni' (2005) yang dibintangi aktor Nicholas Saputra dan Mariana Renata tentang 10 tipe penonton film di bioskop menurut Joni (Nicholas Saputra) sebagai kurir atau pengantar rol/gulungan film.Â
Kesepuluh tipe penonton film di bioskop menurut film Janji Joni itu adalah (1) Orang Pacaran, (2) Penonton Caper, (3), Penonton Kemping/Piknik, (4) Tukang Spoiler, (5) Pembajak Film, (6) Kritikus Film, dan (7) Penonton sibuk main HP, Â (8) Penonton 'lola/loading lama', (9) Si Perfeksionis, dan (10) yang saya pernah alami lebih dari sekali yaitu Penonton Hobi Tidur hehehe...
Setelah saya ingat kembali, faktor penyebab saya sampai (pindah) tidur ke bioskop itu jelas lebih dari satu hal. Maklumlah, kombinasi ruangan gelap dan sejuk serta kursi empuk di bioskop jelas mendukung banget untuk mengantuk hihihi...
Tapi, anehnya lagi, saya seringnya tertidur saat menonton satu genre film tertentu. Kenapa begitu ya? Â
Padahal, kualitas filmnya oke dan ada yang menjadi box office pula lho!
Mungkinkah memang jenis film yang satu ini tak cocok untuk saya setelah beberapa kali menontonnya? Nah, inilah momen berkesan saya ketika berulangkali terlelap di bioskop saat nobar.
Hulk (2003)
Saya ingat betul, menonton film 'Hulk' yang dibintangi Eric Bana dan Jennifer Connelly ini di bioskop Galaxy Theatre di Tajur Bogor saat akhir pekan. Bioskop itu kini tak lagi beroperasi karena ketatnya persaingan bisnis antar bioskop.
Jujur, ketika itu saya dan mayoritas teman-teman perempuan tak ingin menonton film superhero yang lumayan canggih animasinya di zaman itu atau sebelum adanya teknologi CGI.Â
Namun, kami terpaksa menontonnya karena hasil voting terbanyak memilih Hulk, terutama suara para teman-teman laki-laki.
Mungkin lebih karena faktor terpaksa menonton Hulk yang berdurasi 2 jam 18 menit tersebut, saya tertidur dari tengah hingga hampir akhir film, ya ampun!Â
Saat bangun, tak sampai 5 menit kemudian, film pun telah the end.
Ternyata, beberapa teman wanita juga tertidur seperti saya selama menonton film Hulk. Namun, saya yang tidurnya paling lama hahaha...
Iron Man 3 (2013)
Seusai ketiduran (parah) di bioskop selama menonton film Hulk, saya pun lalu menghindari film superhero jika diajak nobar alias nonton bareng.Â
Tapi, sepuluh tahun kemudian, ajakan rekan kerja senior untuk menonton aktor favoritnya yaitu Robert Downey Jr. yang memerankan tokoh Iron Man a.k.a si miliarder Tony Stark pun sulit saya hindari, karena ibu paruh baya itu sering memberikan tumpangan pulang tiap kali kami harus pulang kerja lembur hingga malam hari.
Si ibu dengan dua anak tersebut  yang juga mengidolakan aktor Korea, Lee Min-ho itu lantas memilih waktu menonton di sore hari agar saya tak sampai ketiduran.
Beliau pun sampai mengirimkan berbagai tautan artikel review Iron Man 1, 2, dan 3 yang turut dibintangi aktris Gwyneth Paltrow sebagai kekasih Iron Man (Pepper Pots) itu agar saya paham plotnya.
Siapa sangka, seusai adegan rumah mewah Tony Stark yang berlokasi di pinggir lautan itu luluh-lantak setelah dibombardir helikopter musuhnya yaitu si Mandarin (Ben Kingsley), mata saya mirip lampu senter yang baterainya habis!
Bangun-bangun, adegan sudah sampai saat Tony Stark yang lemah ditolong seorang anak laki usia SD bernama Harley Keener (Ty Simpkins) dalam sebuah gudang di pinggiran kota.
Sepulang menonton Iron Man 3 dari bioskop Botani Square XXI itu, saya pun ditertawakan oleh rekan senior saya tersebut.Â
"Wah, payah nih! Nobar sore pun, kamu tetap ketiduran wkwkwk!" ledek si ibu yang terbiasa menonton midnight dengan suaminya saat akhir pekan.
Doctor Strange (2016)
Saya pun mulai berpikir berulangkali setelah menonton Iron Man 3,Â
"Jangan-jangan genre film superhero dan science fiction itu memang bukan untuk saya."Â
Tapi, tiga tahun kemudian, saat seorang teman lama yang baru pulang dari luar negeri dan langsung mengajak untuk nobar film Marvel Cinematic Universe/MCU yang dibintangi Benedict Cumberbatch (Doctor Stephen Strange) dan Rachel McAdams sebagai kekasihnya yang juga adalah seorang dokter ahli bedah (Christine Palmer), saya pun mengiyakan ajakan nobarnya.
Selain tak tega menolak tawaran teman yang termasuk backpacker ladies itu, saya juga memang telah kagum dengan kualitas akting Benedict sebagai detektif Sherlock Holmes di serial drama Sherlock yang diproduksi BBC (2010-2017) sehingga saya pun mengiyakan tawarannya.Â
Wajarlah saat saya jadi yakin 100%, "Akting oke Benedict jelas akan membuat saya sulit terpejam meskipun nobarnya jam tujuh malam."
Nyatanya, adegan selama Doctor Strange dilatih oleh mentornya yaitu  the Ancient One (Tilda Swinton) membuat saya malah terlelap.Â
Tak hanya sekali, saya kembali dininabobokan oleh adegan pertempuran Doctor Strange di Hongkong melawan musuhnya Kaecilius (Mads Mikkelsen), waduh! Â
Tak heran, saya kembali jadi bahan ledekan kawan lama saya itu yang begitu fokus menonton Doctor Strange dari awal hingga akhir atau selama 1 jam 55 menit.
Padahal, paginya dia baru sampai di Bogor dari Thailand lalu sorenya nobar Doctor Strange dengan saya di bioskop Cinepolis (dulu bernama Cinemaxx) Lippo Plaza Ekalokasari Bogor, ruar biyassah!
"Udah deh. Lain kali, nobarnya film komedi aja yang bisa buat ketawa-ketiwi. Apa film horor sekalian karena bakal susah tidur dengan penonton lain yang berteriak ketakutan, ya kan? Hihihi..." gurau teman saya itu yang memang hobi nonton film dari berbagai macam genre.
 Wah, film komedi sih masih okelah ya. Tapi, nonton film horor meskipun dibayarin? No way, makasih deh!Â
Untuk film superhero, sejak menonton Doctor Strange tahun 2016 itu di bioskop, hingga kini saya lebih memilih untuk menonton film superhero pada stasiun TV dari rumah sajalah, hingga kalau ketiduran pun tak akan jadi bahan guyonan seusai nobar hehehe...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H