Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Upgrade Literasi Digital saat Ramadan agar Informasi Optimal

3 April 2023   23:31 Diperbarui: 4 April 2023   00:04 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebanjiran pilihan menu berbuka (mungkin) sudah biasa. Saat Ramadan, penjual makanan dan minuman takjil berjejer sepanjang jalan ketika waktu sore telah tiba.

Aplikasi pesan-antar makanan online pun tak kalah gencar menyebar 1001 promo menjelang berbuka. Kalau tak menahan diri, pasti ingin semuanya dibeli, waduh!

Maka itulah, di Ramadan ini, saya kembali semangat mempelajari literasi digital (digital literacy) agar tak kewalahan dengan derasnya arus informasi. Sebagai blogger, saya seringkali kebingungan saat akan menuliskan suatu artikel blog.

Ironisnya, hal itu terjadi bukan karena saya kekurangan sumber informasi. Sebaliknya, saya malah memiliki (terlalu) banyak data dan informasi sampai harus 100% jeli saat memeriksa akurasinya sebelum dituangkan ke artikel blog.

Itu baru tentang validitas data digital. Meskipun akurat dan valid, tapi kalau berpotensi (besar) menimbulkan friksi dan kontroversi, pantaskah harus tetap ditulis ketika sudah menyangkut etika digital (digital ethics) yang wajib dijaga?

Contoh sederhananya di bulan Ramadan ini yaitu jumlah rakaat salat taraweh. Ada yang 11 rakaat dan banyak pula yang 23 rakaat.

Sebagai penulis, kita pasti sudah memiliki kecenderungan ke salah satunya. Namun, saat harus menulis tentang topik tersebut, bakal jadi runyam kan (khususnya dunia media sosial di Indonesia  dengan para warganet +62 yang super kritis itu) ketika kita meninggikan yang satu sambil merendahkan yang lain, yakin deh!

Survei literasi digital dari Kominfo yang dirilis hasilnya pada Februari 2023 lalu menunjukkan skor untuk indeks literasi digital secara nasional di Indonesia mengalami peningkatan dari 3.49 di tahun 2021 menjadi 3.54 di tahun 2022 (naik 0.05 poin). Pengukurannya meliputi 4 pilar dari literasi digital yaitu: (1) digital skills, (2) digital ethics, (3) digital safety, (4) digital culture serta dan survei dilakukan kepada sekitar 10 ribuan responden berusia 13-70 tahun dari bulan Agustus hingga September 2022.


Jujur, saya pribadi masih belum tahu banyak tentang keempat pilar literasi digital tersebut secara detil dan menyeluruh. Maka itulah, saya usahakan untuk sedikit demi sedikit belajar tentang keempatnya selama WFH saat Ramadan ini agar selepas bulan puasa nanti, minimal ada kan tuh satu dua ilmu baru yang nyantol di otak ini hehehe...

Singkatnya, untuk aspek digital skill, mayoritas orang dapat menguasainya dalam waktu (relatif). Sekarang, banyak anak usia TK dan SD awal sudah lihai mengakses gawai dan internet.

Satu waktu, saya menegur para keponakan yang saat waktu ngabuburitnya dihabiskan dengan memelototi layar tablet. 

"Kok kalian main game terus sih? Sayang lho Ramadan bukan buat ibadah," omel saya tanpa melihat layar tablet.

"Ih, su'uzon aja! Kita kan lagi main game tentang kisah 25 nabi," timpal para bocah berusia 9-10 tahun tersebut sambil menunjukkan isi game edukasi Islami di tablet mereka. Well, membaca sejarah hidup para nabi via buku tebal seperti generasi saya ketika SD di tahun 90-an dulu memang tak menarik bagi mereka yang selama sekitar 2 tahun sekolah daring itu.

Untuk digital safety, kita juga masih harus lebih belajar banyak karena modus penjahat digital itu terus berkembang sejalan canggihnya teknologi. Kadang, saya jadi enggan mengisi formulir Google Docs tiap kali mengingat nasib data pribadi saya kelak, tapi harus tetap diisi karena kewajiban.

Masih ingat banget kan kasus hacker Bjorka yang akhir tahun 2022 lalu membuat heboh dunia digital di Indonesia? Ya, kalau pun level ilmu digital security kita (termasuk saya) belum sampai level suhu seperti Bjorka, minimal kita paham deh cara-cara dasar melindungi akun digital kita dengan password yang kuat supaya aman.

Untuk digital ethics, di bulan suci Ramadan ini memang pas banget saat dipraktekkan tiap kali kita berselancar di dunia maya. Selain menahan hawa nafsu makan, mohon ditahan juga ya nafsu untuk berjulid ria via komentar online, ok?

Indonesia memang sudah memiliki UU ITE yang mengatur tentang etika  berinteraksi di dunia maya. Namun, selain paham etika digital, idealnya kita juga menyadari budaya digital (digital culture). Setipe dengan budaya di dunia nyata, digital culture itu ada yang sifatnya lokal dan tak sedikit pula yang universal.

Contohnya, kata 'wkwkwk' itu lazim dipakai di Indonesia untuk ekspresi tertawa terbahak-bahak saat ditulis di pesan instan. Secara global, kata 'lol (Laugh out loud)' lazim tampil di layar saat ada kejadian yang kocak.

Percaya deh, saat kita belajar lebih dalam tentang literasi digital, begitu banyak hal (unik) yang dapat kita ketahui agar mampu semakin kritis setiap kali terpapar dengan adanya beragam informasi terbaru setiap hari. Hoaks dan fake news itu kan tak kenal cuti, termasuk selama bulan suci Ramadan ini, ya kan?

Ohya, saat ini ada dua online courses (gratis) dari platform Coursera tentang literasi digital yang sedang saya ikuti. Keduanya yaitu "Science Communication: Communicating Trustworthy Information in the Digital World" dari Erasmus University Rotterdam dan "Internet Giants: The Law and Economics of Media Platforms" dari The University of Chicago.

Semoga apapun skill yang sedang kita pelajari selama Ramadan ini dan setelahnya, skill tersebut membawa manfaat positif tak hanya untuk diri kita, namun juga terus meluas lagi pengaruh baiknya. InsyaAllah, di bulan suci ini dengan niat yang tulus, hal produktif yang rutin kita lakukan akan membawa keberuntungan di dunia dan juga di akhirat nantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun