"Sekarang asyik deh belajar di sekolah. Sering ada proyeknya di kelas!" begitu ujar seorang murid les privat yang pada Juli 2022 lalu masuk SMP.Â
Sekilas saya lihat cover buku IPA di sekolahnya yang bertuliskan 'Kurikulum Merdeka.'Â
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebutkan dalam situs resminya yaitu https://kurikulum.kemdikbud.go.id menyebutkan bahwa pada Tahun Ajaran 2022/2023 dan 2023/2024, Kurikulum Merdeka menjadi salah satu opsi yang dapat dipilih satuan pendidik.
Menurut Mas Menteri Kemdikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, dalam webinar "Mewujudkan Pembelajaran Berkualitas Bagi Semua Melalui Kurikulum Merdeka" yang diadakan  Kompasiana.com, Kompas.com dan Kemdikbudristek pada Jum'at 3 Maret 2023 lalu, tujuan utama Merdeka Belajar yaitu "mendorong perbaikan kualitas dan pemulihan dari krisis pembelajaran, khususnya Kurikulum Merdeka."
Maka, inilah tiga hal menarik yang saya temui langsung sejak para murid les privat tersebut menjalani Merdeka Belajar dengan penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah mereka.Â
Semoga artikel sederhana  ini dapat turut berkontribusi dalam proses pemulihan kualitas pendidikan nasional kita, terutama  pasca pandemi.
Murid lebih tertarik untuk belajar
Salah satu keunggulan Kurikulum Merdeka sesuai paparan Mas Menteri Nadiem dalam webinar adalah para guru dapat fokus pada materi esensial yang relevan. Hal itu dapat diwujudkan dalam bentuk proyek kelas sesuai mata pelajaran (mapel) yang diajarkan di kelas.
Nah, beragam proyek kelas inilah yang membuat para murid les privat saya tersebut lebih antusias belajar, terutama saat menyelesaikan proyek mereka.Â
Salah satu materi yang berkesan untuk murid kelas 3 SD itu yaitu ketika mengerjakan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dari gabungan mapel Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan Pendidikan Pancasila tentang berbuat baik dan peduli pada mahluk hidup ciptaan Tuhan YME serta lingkungan sekitar.