Kurikulum memang lebih identik dengan para guru sekolah selama ini. Tapi, setelah dua tahun menjadi guru les privat bahasa asing (non guru sekolah), saya pun merasakan langsung manfaat kurikulum.
Akhir 2021, saya mulai mengajar les privat bahasa Inggris kepada sejumlah anak tetangga yang berusia TK, SD, SMP, dan SMU.Â
Orang tua mereka khawatir, anak-anak  mengalami loss learning karena setahun full belajar daring sejak pandemi pada Maret 2020.
"Anak-anak tuh sering curhat tiap kali diberi tugas karena enggak ngerti materinya meskipun rajin sekolah online. Kalau belajar tatap muka, mereka bisa tanya langsung gurunya waktu bingung," ujar para orang tua tersebut.Â
"Padahal, (jaringan) internet di rumah lancar jaya jadi suara gurunya jelas terdengar lho! Gimana coba kalau di daerah yang enggak ada internet atau sinyalnya lemah?" sambung para ibu yang bekerja dari rumah (WFH) selama pandemi.
Setahun pertama mengajar les privat bahasa Inggris yaitu 2021-2022, saya sering mendapati mereka mengeluh tentang menumpuknya tugas sekolah online. Awal tahun 2022, sekalipun mereka mulai belajar hybrid, mereka masih berkeluh-kesah tentang sekolah.
Uniknya, sejak Tahun Ajaran jaran 2022/2023 lalu, para murid les privat tersebut menjadi lebih semangat bersekolah, syukur Alhamdulillah.Â
Awalnya, saya duga itu karena mereka kini 100% belajar di sekolah sehingga dapat bertemu (dan bermain) kembali dengan teman sekelasnya.