Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Parasite" Membuat Korea Berjaya, "Turah" Mendukung Indonesia Berdaya

24 Agustus 2022   21:05 Diperbarui: 25 Agustus 2022   21:20 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Turah membawa angin segar dengan mengusung dialog berbahasa daerah Tegal (Ilustrasi: CNN Indonesia)

Adegan saat Kanti, istri Turah, dengan polosnya menagih janji fasilitas umum tersebut ke petugas sensus (Firman Hadi) setiap kali Pilkada akan berlangsung adalah penanda keras bahwa suara masyarakat itu berulangkali dianggap hanya penting untuk kemenangan politisi karena setelahnya, aspirasi warga mirip angin lalu di telinga pejabat.

Penduduk miskin di lokasi syuting film Parasite dari Korea juga mendapatkan perhatian lebih dari pemerintahnya pasca terkenalnya film bergenre dark comedy tersebut. Harapannya, setelah Turah, ada lebih banyak lagi sineas film yang tergerak untuk mengangkat kondisi daerah-daerah tertinggal dan terpencil di Indonesia sehingga pembangunannya lebih diprioritaskan aparat daerahnya.

Turah bukan sekedar tontonan, tetapi juga sekaligus pendewasaan (Ilustrasi: Kompas.com)
Turah bukan sekedar tontonan, tetapi juga sekaligus pendewasaan (Ilustrasi: Kompas.com)

Tak kondang namun sering menang

Turah sempat diputar di bioskop meskipun tak terlalu lama. Mungkin secara komersil, film berdurasi 83 menit ini dianggap tak terlalu menjual layaknya film yang lebih 'ringan' atau menghibur temanya.

Sekalipun tak (atau belum?) terkenal secara popularitas, Turah telah beberapa kali menang di festival film yang berkelas. Tahun 2016 hingga 2018, Turah tercatat telah memenangkan sejumlah penghargaan nasional dan internasional antara lain Geber Award dan Netpac Award dalam Jogja-Netpac Asian Film Festival, kategori Asian Feature Film Special Mention diraih dalam Singapore International Film Festival, serta Festival Film Tempo untuk Sutradara, Skenario dan Aktor Utama Terbaik yang diraih Slamet Ambari dalam memerankan tokoh Jadag yang problematik nan unik.

Di tahun 2017, Turah dikirim untuk mewakili Indonesia dalam Oscar 2018 untuk kategori film Bahasa Asing. Sekalipun Turah tidak lolos seleksi hingga nominasi Oscar, namun kehadirannya tentu dapat memberikan informasi menarik bagi juri Oscar tentang sinema Indonesia yang kualitasnya terus menanjak dari waktu ke waktu.

Enam tahun setelah diluncurkannya film Turah, belumlah terlambat bagi Anda yang belum menontonnya atau mungkin baru mengetahuinya setelah membaca artikel ini hehehehe.... Dijamin, kita tak sebatas mendapat tontonan yang membukakan mata hati dan pikiran tentang kehidupan, tapi kita juga akan semakin menyadari bahwa film-film (bermutu) di Indonesia itu tak melulu Jabodetabek-sentris.

Semoga seperti halnya film Parasite dengan tema konflik kelas sosialnya yang nyata di Korea sehingga dapat dipahami oleh penonton mancanegara dan dianugerahi Oscar, film Indonesia akan segera ada yang menyusul kesuksesan serupa. Film Turah telah membuka jalan yang lebar agar kualitas sinema dan juga perjuangan keadilan untuk seluruh rakyat Indonesia tak lagi dianggap sebelah mata. Salam film nasional.


Judul film: Turah
Sutradara: Wicaksono Wisnu Legowo
Produser: Ifa Isfansyah
Penulis: Wicaksono Wisnu Legowo
Pemeran: Ubaidillah, Slamet Ambari, Yono Daryono, Rudi Iteng, Firman Hadi, Narti Diono
Distributor: Fourcolours Films
Tahun rilis: 2016
Durasi: 83 menit
Negara: Indonesia
Bahasa: Jawa (dialek Tegal)
Penghargaan:
1. Geber Award & Netpac Award, Jogja-Netpac Asian Film Festival (2016)
2. Asian Feature Film Special Mention, Singapore International Film Festival (2016)
3. Festival Film Tempo untuk Sutradara, Skenario dan Aktor Utama Terbaik (2017)
4. Piala Maya untuk Debut Sutradara Berbakat (Piala Iqbal Rais)dan Film Daerah Terpilih (2018)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun