Berkreasi via materi film
Sejatinya, film adalah gambar bergerak yang bercerita. Bukankah mayoritas kita (lebih) mudah mengingat rangkaian cerita daripada deretan angka dan kata?
Saya sering mendapati, siswa lebih cepat menangkap suatu ilmu baru saat mereka disajikan tayangan multimedia (film, video klip).Â
Akun YouTube TED-Ed yang berisi kumpulan video animasi tentang pengetahuan alam dan sosial (IPA dan IPS) menjadi favorit saya untuk diputar di kelas online dan juga offline agar menarik minat belajar siswa, termasuk ketika menjelaskan tentang perbedaan antara website dengan internet yang seringnya dikira sama saja, ya kan bestie?
Serial anime ternyata juga dapat membantu para murid untuk memahami materi lho! Adik sepupu saya itu bahkan lebih mengerti tentang konsep 'Hukum Kekekalan Energi' dalam fisika dan kimia pada IPA setelah menonton serial manga 'Full Metal Alchemist' sampai tamat melalui channel WeTV iflix pada IndiHome dengan berlangganan paket 3PÂ (Triple Play= Internet+TV+Phone).
Pengalaman saya selama ini, ketika kelas luring, koneksi internet dapat menggunakan fasilitas di sekolah dan kampus. Nah, selama kelas daring di rumah yang berbekal koneksi internet pribadi, kestabilan jaringannya pun beragam sesuai jenis provider yang dipilih.
Untuk menyiasati hal tersebut, saya biasanya sudah menyebarkan link (tautan) film dan video edukasi via grup WA kelas agar mahasiswa menonton dahulu sebelum kami bahas bersama di Zoom dan Google Meet. Kalau ditonton ketika kelas online, ada saja mahasiswa yang sinyal internet di rumahnya itu tak stabil, apalagi saat hujan deras disertai petir sehingga menghambat jalannya proses diskusi kelas daring.
Penasaran, pernah saya bertanya ke para mahasiswa yang sinyal internet di rumahnya oke, ternyata mayoritas mereka memakai IndiHome karena pilihan orang tuanya yang juga bekerja dari rumah. "Kata orang tua, coverage area (daerah cakupan) IndiHome dari Telkom Indonesia itu yang terluas," ungkap salah satu mahasiswa.
Berprestasi via materi aplikasi