Jadi, setiap kali kita mendengar kabar duka dari para pesohor, pastikan dahulu bahwa berita tersebut memang bersumber dari media resmi. Tak sedikit orang yang mencari keuntungan dengan menyebarkan berita palsu, bahkan hingga kabar bohong kematian tokoh pun sampai tega dilakukan.
Stop beredarnya informasi dusta
Prinsip 'berita baik merayap, berita buruk berlari' patut kita ingat tiap kali akan menyebarkan berita tentang apapun. Ini juga berlaku untuk kabar duka yang dialami para pejabat publik maupun selebriti.
Sehari setelah berita hilangnya Eril, beredar kabar via media sosial bahwa Eril telah ditemukan dengan selamat. Ternyata, itu hanya berita hoaks yang langsung dibantah resmi oleh keluarga Kang Emil.
Ada pula yang memberitakan bahwa sungai Aare di Swiss tersebut memang seram karena sering menelan korban jiwa. Hmm, urusan mistis sepertinya bukan monopoli di budaya masyarakat Timur saja, namun juga di Barat.
Sederhananya, selama berita itu bukan bersumber langsung dan resmi dari pihak keluarga maupun berwenang, kita tak perlu menyebarluaskannya. Janganlah kita menambah gundah gulana keluarga yang sedang ditimpa duka mendalam tersebut dengan hoaks.
Ikut bersimpati tanpa menghakimi
Ketika musibah telah terjadi, kita harus segera mencari solusi tanpa harus menyalahkan sana-sini. Komentar netizen semisal:Â
"Kok berani sih berenang di sungai yang baru saja didatangi?"Â
jelas bukan kalimat yang tepat untuk menanggapi kasus Eril yang terseret arus sungai Aare di Swiss.
Lebih parah lagi ketika ada yang sampai secara terbuka menyampaikan ramalan tentang nasib Eril. Bayangkan betapa sedihnya para tokoh tersebut saat ada pihak-pihak yang memanfaatkan suasana duka dalam keluarga mereka demi popularitas dan uang, terlalu!