Siapa yang pernah menyangka 102 tahun setelah terjadinya pandemi Flu Spanyol (Spanish flu) pada tahun 1918 lalu ternyata dunia mengalami kembali pandemi COVID-19 di tahun 2020. Tak heran, jenis-jenis penyakit yang sekarang belum ada namun tetap berpeluang hadir di masa depan.
Imunisasi adalah salah satu ikhtiar (usaha) kita dalam menyikapi ketidakpastian kondisi kesehatan.
Menurut dr. Prima Yosephine selaku Plt. Dir. Pengelolaan Imunisasi, Kementerian Kesehatan pada konferensi pers Pekan Imunisasi Dunia secara virtual di Jakarta, Senin (11/4), "imunisasi dapat meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila terpajan dengan penyakit tersebut akan mengurangi resiko sakit atau hanya menderita sakit ringan."
Ibu saya berkisah, dulu ibu mertua beliau atau Mbah Putri saya pernah melarang cucunya diimunisasi dengan alasan, "bayi sehat kok malah jadi demam dan rewel terus habis disuntik (imunisasi). Bayi zaman dulu ndak ada yang disuntik ya tetap bisa sehat sampai tua!"
 Namun, setelah beliau diberi penjelasan melalui nasihat agama yaitu perintah Allah SWT agar tidak meninggalkan generasi penerus atau keluarga yang lemah dalam Al-Qur'an barulah beliau mengizinkan seperti tertera dalam terjemahan Al-Qur'an surah An-Nisa' (4): ayat 9 berikut ini:
"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya."
Saya dan ketiga orang adik yang semasa balita di tahun 80-an dan 90-an dulu mendapatkan imunisasi lengkap saja ternyata sekarang tetap terkena COVID-19. Tetapi, syukur Alhamdulillah, kondisi tubuh kami tidak sampai parah (hanya isolasi mandiri di rumah) karena adanya imunitas tubuh sejak dini.
Tak terbayangkan betapa drop-nya kondisi COVID-19 kami berempat setahun kemarin jika imunisasi kami saat balita dulu tak lengkap, apalagi sampai tak dilakukan hanya karena ketidaktahuan tentang manfaat imunisasi.Â
Adanya 'Imunisasi Kejar' yaitu imunisasi kepada individu dengan sebab tertinggal satu atau lebih dosis vaksin dari yang seharusnya diberikan dapat meminimalisir resiko parahnya tingkat kesakitan seseorang di waktu mendatang.
Para bayi dan balita yang kini diimunisasi lengkap secara rutin maupun kejar akan merasakan betul manfaatnya bertahun-tahun dari pandemi saat ini. Harapannya, di tahun 2045 atau 100 tahun kemerdekaan Indonesia, para bayi dan balita pandemi yang telah diimunisasi lengkap ini telah tumbuh berkembang sebagai salah satu generasi emas Nusantara yang sehat lahir maupun batin.
Investasi kesehatan itu cuan
Ternyata, investasi itu tak melulu urusan materi lho. Investasi di bidang kesehatan pun dapat menghasilkan cuan (keuntungan).
Imunisasi rutin maupun kejar termasuk bentuk investasi individu untuk kesehatan masa depan.Â