Memang, harga belanja online itu (kadang) lebih murah dibandingkan belanja luring. Tapi, setelah saya hitung-hitung lagi dengan waktu tunggu hingga paket tiba, belanja offline itu sama murahnya lho.
Berat paket kiriman
Semakin ringan suatu barang, maka plastik umumnya jadi pilihan utama untuk membungkusnya. Sifatnya yang elastik dan kedap air membuatnya berulangkali dipilih untuk pengiriman belanja online.
Padahal, ketika barangnya ringan dan berbentuk padat, plastik tidak diperlukan lho. Begitu pula saat bendanya berat dan besar.
Solusinya yaitu selain belanja ke pasar atau toko terdekat sehingga dapat membawa kantong belanja sendiri dari rumah, kemasan selain plastik adalah alternatifnya.Â
Contohnya, kemasan kain dan kertas untuk benda ringan, kardus dan logam untuk berat sedang, serta kotak kayu untuk benda berat.
Jika memang kemasan plastik tak dapat dihindari, kita bisa menggunakannya kembali untuk keperluan lainnya (reuse). Misalnya, kantong plastik tersebut dipakai sebagai kantong sampah di rumah.
Saat ini, kita juga memiliki pilihan berbagai bank sampah yang menerima sampah plastik yang sudah bersih dari masyarakat. Saya mengetahui ada bank sampah di sekitar rumah yang menerima kemasan botol dan gelas plastik bekas dari warga untuk ditukar dengan mangkok atau piring. Â
Di media sosial, kita juga bisa menemukan akun resmi institusi atau perusahaan swasta yang mendaur ulang sampah (waste management companies). Kita dapat mengirimkan sampah yang telah dipilah ke mereka atau ditaruh di sejumlah titik tertentu (drop box) sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku dan nantinya akan ditukar dengan sejumlah benefit seperti poin keanggotaan maupun manfaat lainnya berupa imbalan materi.
Kemasan dari toko
Sejak lebih sering berbelanja online dari toko ramah lingkungan (eco-friendly stores), kemasan plastik yang saya terima memang jelas jauh berkurang jumlahnya. Toko hijau tersebut memilih untuk mengemas dengan pembungkus dari bahan kaca, kain, kayu, kertas, logam, dan non plastic lainnya.
Selotip yang mereka gunakan pun terbuat dari kertas. Bubble wrap diganti dengan kertas mirip struktur sarang lebah maupun tumpukan serpihan kertas bekas untuk meredam goncangan saat pengiriman barang dilakukan.