Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ketika Parapuan Berdaya maka UMKM pun Berjaya

31 Januari 2022   20:18 Diperbarui: 31 Januari 2022   20:24 1250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
JNE turut mendukung UMKM untuk terus optimal dengan ekonomi digital (Dokpri)

          Saat SD, ada seorang ibu penjual pecel keliling yang menjadi langganan keluarga kami.  Mbah pecel, beliau biasa disapa, menjual pecel dalam bakul dari sore hari hingga menjelang Maghrib.

          Hasil jualan pecel tersebut ternyata dapat menghidupi keluarganya, termasuk membiayai kuliah.  Salah seorang putri beliau kini meneruskan usaha pecel tersebut dalam bentuk rumah makan.

          Saya juga mengenal parapuan lainnya yang usaha mereka (sekaligus favorit saya) dapat menopang biaya rumahtangga.  Mereka antara lain Mbak jamu, Teteh gorengan, Budhe nasi kuning, Miss muffins, Uwak nasi uduk, dan Tante cookies (bisa ditebak ya jenis UMKM kuliner yang mereka jual) yang menjadi srikandi ekonomi di keluarga masing-masing, terutama dalam meningkatkan taraf hidup serta status sosial-ekonomi.

          Perempuan dan UMKM memang mirip cabe rawit alias "kecil-kecil tapi menggigit". Tak sedikit nilai usahanya masih mini, tapi labanya bahkan mampu hingga membiayai kuliah pascasarjana para buah hati.

          Data dari Menteri Ketenagakerjaan, Ibu Ida Fauziyah, pada Oktober 2021 lalu menunjukkan dari 64,2 juta pelaku UMKM di Indonesia, sebanyak 57,6 persen (37 juta) UMKM dikelola wanita.  Tren parapuan yang setelah berkeluarga lalu memilih berbisnis daripada kerja kantoran pun kini terus meningkat.

Bisnis fesyen memang dekat dengan keseharian perempuan (Dokpri) 
Bisnis fesyen memang dekat dengan keseharian perempuan (Dokpri) 

          Menurut data Badan Pusat Statistik 2018, tiga bidang UMKM yang banyak digeluti oleh parapuan antara lain pertama yaitu kuliner (42%), kedua ditempati busana/fashion (19%), dan ketiga oleh kriya (16%). Kuliner dan fesyen memang dekat dengan keseharian wanita, apalagi saat ada diskon hehehe...

Saya mendapati, produk kuliner, terutama makanan beku (frozen food) dan busana muslim banyak dipasarkan para women & mompreneur.  Era digital saat ini juga mendukung kiprah parapuan pengelola UMKM dalam berbisnis daring via media sosial dan lokapasar (marketplaces) agar semakin luas pasarnya.

Saat berbelanja daring, harga dan kualitas barang serta pilihan kurir pengiriman yang disediakan parapuan pemilik UMKM menjadi 3 prioritas teratas saya.  Barang cepat sampai dalam keadaan utuh dengan biaya kurir yang terjangkau membuat saya rutin mencentang JNE sebagai jasa pengirim paket selama ini.   

Sebagai konsumen produk UMKM, saya berulangkali terbantu dengan layanan JNE.  Ternyata JNE juga turut mendukung kemajuan UMKM yang dikelola parapuan dan inilah pengalaman (manis) saya bersama sebuah UMKM milik seorang srikandi muda ekonomi yang setia memakai JNE untuk pengiriman produknya.    

Berbagi menjadi dasar bisnis diawali

            Pandemi di Indonesia yang dimulai sejak Maret 2020 lalu tak pelak membuat gaya hidup digital merambah semua sektor, tak terkecuali cara kita berbelanja.  Lelah dengan masker sekali pakai yang (kurang) ramah lingkungan, saya pun beralih ke masker kain yang dapat dipakai berulangkali setelah dicuci sekaligus dapat disumbangkan kepada parapuan yang berjualan di sekitar saya tinggal yaitu di Tangerang.    

Masker kain produksi UMKM 'Cantik Collection' menghubungkan saya dengan pemiliknya yang enerjik, Siti Rohmayanti (23 tahun).  Siti sendiri lulus kuliah sekitar enam bulan setelah pandemi berlangsung. 

Gadis asal Karawang ini menciptakan lapangan kerja di masa pandemi dengan niat memberdayakan kaum ibu di sekitarnya.  Dirinya menggandeng dua orang ibu sebagai tim produksi masker, tas kain, dan ikat rambut (scrunchies) dari sisa kain gorden sebagai produk fesyen yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Masker kain jadi solusi cantik yang ramah lingkungan (Dokpri)
Masker kain jadi solusi cantik yang ramah lingkungan (Dokpri)

"Tujuan saya memulai bisnis yaitu selain memanfaatkan kain perca sehingga tak terbuang percuma, saya pun ingin agar semakin banyak wanita yang berdaya," tutur Siti.  "Kalau perempuan dapat berkreasi dan menyalurkan mimpi mereka, maka otomatis mereka dapat mandiri secara ekonomi," tambahnya lagi.

          Kedua ibu tersebut, Bu Eni (53 tahun) dan Bu Opung (48 tahun), memang tak paham tentang detil teknis belanja online karena keterbatasan faktor usia dan latar belakang pendidikan formal.  Namun, pendapatan mereka tentunya terdongkrak dengan penjualan produk Cantik Collection via Instagram, WhatsApp, dan salah satu lokapasar daring ternama di Indonesia.

          Data dari Google dan Kantar tahun 2020 menunjukkan ada sekitar 35% perempuan pemilik UMKM yang telah memanfaatkan digital dari seluruh penjualan online di Indonesia.  Siti dengan UMKM miliknya yaitu Cantik Collection beserta timnya jelas termasuk salah satu yang memperoleh manfaat penjualan digital.

Infografis: Instagram @think.women
Infografis: Instagram @think.women

          Siti mengungkapkan, di awal usahanya, Cantik Collection dapat mengirimkan masker kain hingga 100 paket per bulan.  Pembelinya sebagian besar berasal dari Jabodetabek dan sekitar Pulau Jawa.

          Di tahun 2021, dengan mulainya sistem kerja dan sekolah/kuliah secara hybrid (daring plus luring), maka Siti pun memperlebar jenis usahanya dengan produksi tas kain setelah permintaan masker kain mulai mendatar.  Hasilnya, keuntungan tas kain tersebut dapat menafkahi kedua ibu penjahit yang membantunya secara tetap sekaligus memperkerjakan tambahan ibu/teteh penjahit saat pesanan sedang melonjak.            

Melayani dengan senyum dan sopan

            Bisnis itu sejatinya lebih sekedar dari transaksi, namun juga interaksi yang manusiawi.  Kita memang berbelanja via dunia maya, tetapi pastinya tetap ada komunikasi saat mengirim maupun menerima paket.

          Para kurir JNE yang selama ini mengantarkan paket ke rumah saya dapat dibilang adalah staf yang bertanggungjawab.  Mereka pasti mengucapkan salam lalu berkata, "Permisi, paket untuk (nama penerima)!"

          Sebagai pemakai hijab, adakalanya saya harus mencari hijab dulu sebelum keluar rumah untuk menerima paket.  Syukur Alhamdhulillah, mereka sabar menanti jadi tenang deh bagi para konsumen wanita.

Kurir JNE yang sopan sehingga jadi andalan (Dokpri)
Kurir JNE yang sopan sehingga jadi andalan (Dokpri)

          Di sisi penjual, Siti mengungkapkan tentang sikap staf JNE yang ramah dan sopan tiap kali dirinya hendak mengirimkan paket pesanan pembeli Cantik Collection. "Mas (petugas) JNE-nya murah senyum, responsif, dan sampai sudah hafal jenis paket saya saat input data di komputernya," ungkap Siti sumringah.

          "Mau itu (mengirim) paketnya setumpuk maupun cuma satu, Mas JNE itu tetap bersahabat pelayanannya.  Itulah yang membuat Cantik Collection dari awal setia memakai jasa JNE sejak tahun 2020," sambung Siti.  Syukurlah, selama ini pembelinya (99% kaum Hawa) pun tak mengeluh dengan kinerja JNE.

          Dikutip dari hasil diskusi daring Marketeers iClub (MKT iClub) pada Juli 2021 lalu, ada 3 hal utama yang berperan vital dalam bisnis digital yang terus meningkat volumenya sejak pandemi.  Ketiga kunci dalam penyediaan produk usaha yaitu akses (accessibility), keterjangkauan (affordability), dan mobilitas (mobility).

Tas kain ini bersifat multifungsi lho (Dokpri)
Tas kain ini bersifat multifungsi lho (Dokpri)

        

 Selain faktor keramahan layanan petugasnya, Siti mengakui kehadiran JNE dari kota besar hingga daerah terpencil membuatnya tenang saat menerima pesanan.  "Tarif ongkos kirim (ongkir) JNE juga sesuai dengan kualitas pengirimannya, bahkan seringkali lebih cepat sampai jadi pembeli pun senang," jelasnya.

          "Maklumlah, pembeli Cantik Collection itu mayoritas wanita.  Jadi pinginnya ongkir murah-meriah dan paket segera diterima.  Tepat deh JNE sebagai kurirnya," lanjut Siti.  Sebagai konsumen perempuan, saya paham banget hal itu karena tiap kali belanja daring, saya bolak-balik memantau status pengiriman paketnya (setiap beberapa jam sekali lho) karena penasaran hahaha...   

        

Menyantuni buat laba terus menghampiri

            Artikel berjudul 'Mental Berkelimpahan' dalam buku 'Bahagia Bersama' yang ditulis Kang Maman dan Mice dengan didukung tim JNE pada tahun 2021 lalu semakin menyadarkan kita bahwa orang yang egois tak akan pernah dapat hidup secara penuh.  Sebaliknya, kita malah terhindar dari merugi dengan rajin berbagi, memberi, dan menyantuni sesama mahluk hidup serta lingkungan terdekat.

          Berulangkali saya mendapati, bisnis yang didasari dari hati itu umumnya lebih peduli untuk menyebarkan kebaikan meskipun donasi tersebut malah menambah pengeluaran dan tak (langsung) mendatangkan keuntungan.  "Alhamdhulillah, program Jum'at berkah kami dengan berbagi sarapan gratis kepada dhu'afa, khususnya para lansia, terbukti membuat usaha kami terus berjalan. Doa tulus mereka agar Cantik Collection semakin laris-manis dibeli ternyata dikabulkan ALLAH swt," ujar Siti berterus terang.

Bahagianya ketika paket tiba (Dokpri)
Bahagianya ketika paket tiba (Dokpri)

          Salah seorang ibu penjahit dalam tim produksi Cantik Collection adalah seorang janda sehingga gaji yang diterima stafnya tersebut dapat menghidupi anak yatim.  Siti berharap, "Saat ibu berdaya, maka keluarganya pun bahagia.  Semoga keuntungan dari UMKM kami ini dapat menyejahterakan banyak orang."

          Ke depannya, Siti berencana untuk melebarkan unit usaha Cantik Collection dengan membuka kursus memasak dan menjahit serta pelatihan bisnis digital bagi parapuan.  Dirinya mendapati banyak wanita pelaku UMKM di daerahnya yang masih gagap teknologi informasi, termasuk cara mengirim paket via jasa kurir.   

"Harapan saya, semakin banyak kaum wanita, baik yang masih single maupun berkeluarga dapat memulai UMKM online mereka dari rumah sehingga keluarga tetap terurus.  Untuk kurirnya, tentu saja saya sarankan JNE  yang memang pro UMKM.  Terbukti lho dengan saya hehehe...," papar Siti.  Untuk pengembangan bisnisnya, Siti pun aktif mengikuti pelatihan UMKM, termasuk kegiatan dari JNE nantinya.

Perempuan yang produktif secara ekonomi dapat mendukung keluarga semakin aktif berprestasi (Dokpri)
Perempuan yang produktif secara ekonomi dapat mendukung keluarga semakin aktif berprestasi (Dokpri)

JNE sebagai perusahaan logistik sejak tahun 1990 di Indonesia telah berkomitmen untuk membangun Ekonomi Digital dengan lebih dari 3 tahun mempelopori program Go Digital Marketing untuk UMKM. Tahun 2021, JNE meluncurkan kegiatan 'Cakap Sama JNE' dengan meningkatkan level kemampuan digital marketing para online seller agar mampu mengoptimalkan seluruh saluran dan media bisnis digital (OMNI Channel), mulai dari marketplaces hingga social media untuk memperluas jangkauan pasarnya.

Siti menyadari, sekarang Cantik Collection miliknya memang masih berskala mikro.  "InsyaAllah, dengan doa dan hadirnya supporting system e-commerce seperti financial technology, logistics, dan digital media, Cantik Collection dapat terus berkembang hingga pasar dunia," pungkas Siti di akhir diskusi kami.

JNE turut mendukung UMKM untuk terus optimal dengan ekonomi digital (Dokpri)
JNE turut mendukung UMKM untuk terus optimal dengan ekonomi digital (Dokpri)

Peran perempuan dalam UMKM terbukti telah mampu menguatkan perekonomian di skala domestik, lokal, dan bahkan sampai level global.  Yuk mari bersama JNE, kita dukung selalu kiprah UMKM, khususnya yang dikelola parapuan, agar semakin maju dan melaju.




    

       

         

         

           

           

           

         

         

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun