Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Inspirasi dari Squid Game untuk Aksi Net-Zero Emissions setiap Hari

24 Oktober 2021   16:41 Diperbarui: 24 Oktober 2021   16:45 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suhu Bumi terus meningkat (BBC News)

“Kini saya sadar, tak seorang pun yang terlalu kecil untuk berkontribusi nyata.  Pilihannya hanya dua yaitu biarkan atau hentikan emisi karbon.  Ingat, tidak ada area abu-abu ketika kita harus terus bertahan hidup.” Greta Thunberg, aktivis iklim (18 tahun)

Kutipan realistis itu begitu membekas seusai saya menonton serial Squid Game dari Korea Selatan yang kini sedang naik daun.  Squid Game mengisahkan tentang sekelompok orang yang harus bertahan hidup hingga akhir jika ingin menjadi pemenang sejumlah permainan (yang mematikan) dan berhasil pulang dengan membawa milyaran uang sebagai hadiah utama.

Bukankah itu mirip dengan kondisi mahluk hidup saat ini, terutama manusia, yang harus terus berjuang menghadapi dahsyatnya perubahan iklim (climate change) di Bumi? Sebut saja bencana banjir, kebakaran hutan, pemanasan global, polusi udara, dan lainnya yang silih berganti.

Ketika kesulitan keuangan menjadi motivasi (terkuat) pemain Squid Game, maka peningkatan suhu Bumi karena emisi karbon, adalah pendorong utama kita untuk mencapai Net-Zero Emissions.  Panasnya Bumi membuat tubuh melemah dan parahnya hingga menyebabkan gagal panen karena kemarau panjang.

Suhu Bumi terus meningkat (BBC News)
Suhu Bumi terus meningkat (BBC News)

Saat tanaman pangan menjadi langka, hewan dan juga manusia (apalagi anak-anak) akan merasakan akibat terburuknya yaitu bencana kelaparan. UNICEF memprediksi bahwa 25 juta anak kekurangan gizi dan 100-200 juta anak kekurangan pangan serta mengungsi akibat perubahan iklim berupa gelombang panas karena tubuh kecil mereka tak sanggup menanggungnya, sedih banget ya?

Pemanasan suhu Bumi ternyata berujung pada krisis multidimensi (kekeringan, kelaparan, kesehatan, dan kemanusiaan).  Target net-zero emissions jelas sangat penting karena emisi yang tidak diserap sehingga menguap ke atmosfer adalah biang kerok pemanasan global, termasuk di Indonesia.

Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam diskusi virtual Indonesia Net Zero Summit 2021, “Intensitas bencana alam di Indonesia semakin meningkat dan 99% kasus yang terjadi selama tahun 2020 karena bencana hidrometeorologi misalnya siklon seroja dan siklon surigae."  Tambahnya lagi, “perubahan iklim karena peningkatan suhu dan perubahan curah hujan telah sampai di Indonesia sehingga harus dihadapi bersama.” 

Kerjasama antara pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat mutlak adanya dalam mengurangi efek negatif pemanasan global.  Bagi penonton Squid Game, Anda pasti mengetahui bahwa kerja tim termasuk faktor penentu seorang pemain dapat melaju ke babak selanjutnya.

Manajemen sampah untuk menyerap emisi (Dokpri)
Manajemen sampah untuk menyerap emisi (Dokpri)

Indonesia pun berkomitmen dalam penurunan emisi gas rumah kaca (green house gasses/GHG) pada 2030 dan juga peningkatan kontribusi energi baru dan terbarukan (EBT) dalam bauran energi di 2025.  Sementara itu, contoh dari swasta yaitu dua target utama perusahaan Indika Energy untuk mencapai net-zero emissions pada tahun 2050 dan meningkatkan pendapatan perusahaan dari sektor non batubara menjadi 50% pada tahun 2025 tentunya patut kita dukung bersama.   

Selain Greta Thunberg, ternyata Squid Game juga menginspirasi saya sebagai individu untuk berpartisipasi aktif dalam aksi ramah lingkungan.  Inilah sejumlah tindakan sederhana sehari-hari yang dapat dilakukan agar seisi Bumi bisa menang saat berpacu dengan lajunya perubahan iklim.    

1. Ddakji (Kartu Biru vs Merah): Memilih Hidup Hemat Energi

Sekecil apapun pilihan hidup kita, hal itu pasti berdampak pada lingkungan.  Hal ini serupa dengan calon pemain Squid Game dengan ‘hanya’ memilih kartu biru atau merah agar lolos perekrutan.

Itulah yang mendasari saya untuk hidup hemat energi dan listrik.  Di Indonesia, mayoritas pembangkit listrik masih bertenaga bahan bakar fosil yang belum mendukung net-zero emissions.

Jadi, lampu di rumah hanya menyala saat hari gelap.  Alat elektronik juga dipakai seperlunya seperti tak memakai mesin pengering saat menjemur baju di hari yang cerah.  Senangnya ketika tagihan listrik dan emisi karbon sama-sama menyusut dengan hidup hemat energi.   

Prioritaskan transportasi umum (Dokpri)
Prioritaskan transportasi umum (Dokpri)

2. Boneka Kayu (Red light, Green light): Rutin Naik Kendaraan Umum

            Permainan pertama Squid Game ini mengingatkan saya pada lampu lalu lintas yaitu merah (berhenti) dan hijau (berjalan).  Transportasi publik memang sudah jadi pilihan utama saya sehari-hari.

          Badan PBB untuk lingkungan, UNEP (United Nations Environment Programme) melaporkan di tahun 2020, asap kendaraan menghasilkan 25% emisi gas di seluruh dunia.  Bayangkan betapa membaranya suhu Bumi saat satu kendaraan hanya dinaiki satu orang, super hot!

          Ketika naik mobil pribadi atau sewa online, saya pastikan penumpangnya penuh dengan mengajak keluarga atau teman agar hemat biaya sekaligus mendukung net-zero emissions.  Kita pasti mau banget deh saat punya tim seperjuangan yang peduli seperti tokoh Abdul Ali (Anupam Triphati) yang menarik baju pemeran utama Seong Gi-hun (Lee Jung-jae) agar tak terjatuh sehingga lolos dari game ini.

3. Sugar Honeycombs (Permen Dalgona): Konsumsi Makanan sampai Habis

            Saat pemain Squid Game memilih pola permen Dalgona, mereka harus mengikisnya sesuai pola dan tidak boleh sampai patah.  Kita pun harus menghabiskan makanan dan minuman yang kita miliki sehingga mengurangi jumlah food loss & waste sedangkan masih banyak orang yang kelaparan.

          Saat menjumpai menu baru, saya cicipi sedikit dulu agar tak membuangnya jika ternyata rasanya tak sesuai selera.  Saya juga sering membeli bahan pangan lokal, khususnya buah dan sayur, karena pendeknya rantai transportasi sejak panen lebih sesuai dengan net-zero emissions.

Hindari membuang makanan (Dokpri)
Hindari membuang makanan (Dokpri)

Menurut UNEP (2021), sistem distribusi pangan dari petani hingga pembeli berkontribusi hingga 30% dari emisi yang dihasilkan kegiatan manusia.  Sayang banget lho jika pangan kita terbuang percuma!

          Manajemen pengolahan sampah (waste management) juga dapat mengurangi efek pemanasan global seperti pengomposan dan praktek 5R (reduce, reuse, recycle, refuse, & rethink).  Hal ini juga telah dilakukan oleh Indika Energy dengan aksi ­reuse maupun recycle sebesar 2,500 ton sampah pada 2020.

Belilah pangan lokal terdekat (Dokpri)
Belilah pangan lokal terdekat (Dokpri)

4. Tug of War (Tarik tambang): Memakai Produk Ramah Lingkungan

            Tarik-menarik kepentingan antara pendukung net-zero emissions dan penentangnya (khususnya menyangkut keuntungan bisnis) mirip dengan permainan maut berupa menarik tali tambang dalam Squid Game.  Bedanya, baik tim pemenang maupun pecundang di dunia nyata sama-sama akan menderita karena kenaikan suhu Bumi jika emisi karbon terus bertambah.

          Langkah Greta Thunberg yang memilih tranportasi laut daripada udara agar emisi karbon berkurang pun memotivasi saya untuk sering naik kereta.  Promo tiket selain kereta memang menggoda, namun selama masih bisa ditempuh kereta yang aman, nyaman, dan ramah lingkungan, kenapa tidak?

Tumpangi kendaraan minim emisi (news.un.org)
Tumpangi kendaraan minim emisi (news.un.org)

          Sehari-hari, saya juga memakai produk perawatan tubuh berbentuk sabun dan shampoo batang dari bahan lokal alami.  Selain non-allergenic, keduanya lebih irit air saat dipakai dan hemat bahan bakar selama produksinya sehingga turut mendukung net-zero emissions.             

5. Marbles (Permainan Kelereng): Menanam Lebih Banyak Pohon

            Ketika pemain Squid Game memiliki lebih banyak kelereng daripada partnernya, maka dialah pemenangnya.  Wah, game ini memacu saya untuk terus menanam pohon, termasuk donasi rutin bagi konservasi lahan mangrove (pohon bakau) di Pantai Indah Kapuk-Jakarta, Tambakrejo-Semarang dan Bedono-Demak Jawa Tengah, serta Bontang-Kalimantan Timur via organisasi pelindung hutan.

          Pohon termasuk penangkap alami emisi dengan cara menyerap karbon sebagai bahan baku fotosintesis yang menghasilkan sumber pangan bagi hewan dan manusia.  Semakin banyak hutan yang secara global mampu menyerap emisi karbon hingga 20% berarti mengurangi resiko kelaparan, mantap!

          Sebagaimana aktris pemeran utama Squid Game Kang Sae-byeok (Jung Ho-yeon) yang rela mati demi menafkahi adiknya di panti asuhan dari uang hadiah, bisa jadi (bukan) kita yang langsung merasakan dampak positif dari restorasi hutan saat ini.  Namun, percayalah manfaatnya kelak akan terus dinikmati anak cucu kita sehingga program budidaya 80,000 mangrove dan 30,000 pohon lainnya (data 2020) yang dilakukan Indika Energy di Cirebon layak jadi inspirasi hijau kita.     

Tanamlah berjuta-juta pohon (indikaenergy.co.id)
Tanamlah berjuta-juta pohon (indikaenergy.co.id)

6. Glass Bridge (Jembatan Kaca): Menghindari Plastik Sekali Pakai

            Pemain Squid Game harus jeli memilih kaca yang kuat sebagai pijakan agar bisa terus melangkah hingga ujung jembatan.  Ini serupa dengan komitmen saya untuk menghindari plastik sekali pakai.

Itu karena sampah plastik yang menumpuk di lautan dapat mencemari perairan sekaligus beresiko mengurangi sekitar 23% kemampuan laut dalam menyerap emisi karbon. 

 

          Jadilah sikat gigi bambu menggosok gigi saya selama hampir setahun ini.  Saat berbelanja daring dan luring, membawa tas kain dari rumah maupun meminta penjual untuk mengirim paket barang tanpa bubble wrap plastic adalah pilihan utama saya.

          Ketika (terpaksa) memakai kemasan plastik dengan kode daur ulang nomor 1 hingga 7, kode no 2 (High Density Polyethylene/HDPE) dan no 5 (Polypropylene/PP) adalah opsi utama saya karena keduanya aman dan mudah didaur ulang.  Tetapi, selama masih ada kemasan kaca, kayu, kertas, dan logam, plastik menjadi daftar terbawah kemasan yang saya gunakan.  

Kurangi kemasan plastik (Dokpri)
Kurangi kemasan plastik (Dokpri)

7. Squid Game (Gobak Sodor): Aktif Berkampanye di Dunia Maya dan Nyata

            Permainan final di Squid Game ini hanya melibatkan dua pemain yaitu penjaga dan penyerang.  Itu pulalah yang terjadi saat ini antara penjaga kelestarian Bumi dengan perusak lingkungan hidup.

          Sebagai blogger sekaligus akademisi, sejak awal 2020 saya rutin berbagi informasi tentang lingkungan melalui akun blog dan media sosial serta saat mengajar di kampus.  Saya pun mengikuti sejumlah akun resmi organisasi lingkungan agar selalu mendapat informasi terkini seputar isu perubahan iklim dan kiat-kiat mewujudkan net-zero emissions.

(Infografis pribadi)
(Infografis pribadi)

          Data is the new gold benar-benar saya rasakan di era digital ini. ‘Perang’ pengaruh antara kaum pro lingkungan dan yang kontra kini semakin terbuka, tak terkecuali di dunia maya dengan penggiringan opini publik seperti isu lingkungan hidup (termasuk net-zero emissions) itu merugikan pembangunan, ya ampun!

          Padahal, tidak akan ada keuntungan ekonomi di atas planet Bumi yang sudah mati karena suhunya terlalu tinggi.  Maka itulah, yuk mari kita terus lakukan aksi ramah lingkungan agar ‘hadiah utama’ berupa net-zero emissions berhasil kita raih bersama.  Salam Bumi yang lestari.


                 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun