Saya mengalaminya langsung dengan biji cabai rawit yang disebar begitu saja namun tetap tumbuh besar.
Meskipun begitu, tanah tempat saya menyebar biji cabai itu memang gembur, mendapat sinar matahari dan juga air hujan yang cukup, sehingga pohon cabai bisa tumbun dari bijinya yang disebar secara tak sengaja.Â
Sesingkat apapun, kita tetap harus meluangkan waktu untuk para anak hijau yang telah kita tanam.
Tenaga: Mandiri vs Asisten
Kita bisa melihat langsung ada orang yang merawat kebunnya sebagai single fighter. Ini biasanya ditemui pada pemilik kebun pemula sehingga isi kebunnya masih terbatas luas dan jenisnya.
Saya juga beberapa kali menjumpai pemilik kebun yang memiliki tukang kebun untuk membantu perawatan kebun mereka.Â
Namun, para pemilik kebun tersebut telah bertahun-tahun sebelumnya (jatuh-bangun) merawat anak hijau mereka secara mandiri sehingga paham betul tentang berkebun.
Maka itulah, mereka mampu mengajarkan ilmu berkebun kepada sejumlah pegawai yang membantunya setelah kebun semakin besar dan luas.Â
Jadi kalau kebun kita isinya baru (kurang dari) 20 pot tanaman, jangan buru-buru mencari tukang kebun ya.
Menurut mereka, ada kepuasan tersendiri saat memulai berkebun secara mandiri tanpa campur tangan orang lain. Ini mirip orang tua yang mengurus bayi dan balita tanpa bantuan babysitter atau nanny sampai buah hati akhirnya bisa bersekolah di TK atau SD.
Kalau sesekali minta tolong untuk menyiram air ke tanaman di kebun saat kita tak ada di rumah, hal itu masih bisa dimaklumi.Â
Tapi, sebagai pemilik kebun, kita tentunya tetap harus menjadi orang yang paling mengetahui kondisi anak hijau di kebun kita.