Solusinya, tanaman buah dan sayur bisa dipilih sebagai alternatif. Tanaman yang tumbuh dari bijinya seperti cabai, pepaya, dan tomat adalah pilihan utama.
Perlengkapan berkebun seperti pot, pupuk, sekop, dan sebagainya jelas memakan biaya. Sebelum kita memborongnya via marketplaces (lokapasar), cek dulu sejumlah benda di rumah yang bisa dipakai.
Contohnya antara lain botol, ember, dan kaleng bekas untuk pot. Kita pun bisa mengompos sampah makanan di rumah untuk kemudian dipakai sebagai pupuk.
Sederhananya, jika kita adalah pemula dalam berkebun, mulailah dari biaya kecil lalu perlahan (tapi pasti) ditambah sesuai dengan perkembangan kebun kita.
Langkah ini untuk menyiasati pemborosan dana sekaligus efisiensi sumberdaya yang ada.
Waktu: Full vs part-time
Sebelum berkebun, pastikan dulu kita memang punya (cukup) waktu untuk mengurus tanaman. Jangan sampai kita hanya hobi membeli bibit dan menanamnya tapi lalai merawatnya.
Ini terutama berlaku untuk tanaman hias yang perlu perawatan teratur setiap harinya.
Ada Paman dan Bibi saya yang setiap pagi dan sore rutin menyiram tanaman hias mereka sekaligus 'mengobrol' dengan puluhan anak hijau di barisan pot tersebut.
Menurut mereka, seperti halnya manusia dan hewan, tanaman juga perlu kasih sayang dan bukan sekedar diberi makan serta minum.Â
Semakin diperhatikan, maka anak hijau itu pun semakin tumbuh subur.
Jika waktu kita terbatas namun tetap tertarik untuk berkebun, pilihlah tanaman yang mudah perawatannya seperti kaktus dan (sebagian besar) tanaman buah maupun sayur.Â