Saat asupan buah dan sayur yang kita konsumsi sudah tinggi kandungan vitamin dan mineralnya serta rutin porsinya 3x/hari, membeli suplemen vitamin dan mineral cukuplah yang memang telah disarankan dokter saja.
Untuk obat-obatan, jangan sampai panic buying malah buat kita pusing karena (asal-asalan) meminum obat yang sedang jadi trending.
3. Belilah dalam Jumlah Wajar
Lalu bagaimana jika kita memang harus membelinya karena memang perlu? Tenang, kita tetap bisa membelinya dengan kepala dingin dan akal sehat agar isi dompet tak sampai sekarat karena panic buying hehehe...
Pilihan belanja daring (dalam jaringan/online) pastinya jadi prioritas utama saat PPKM Darurat ini. Tak perlu terburu nafsu bergegas ke toko terdekat karena takut sampai kehabisan barang.
Lalu, belilah dengan jumlah yang wajar agar kita tak termasuk orang yang memperparah panic buying.Â
Kalau hanya untuk ditumpuk demi rasa aman dan nyaman, please ingatlah bahwa (masih) banyak konsumen lain yang memang jauh lebih membutuhkannya.
Belanja online dari toko dengan lokasi terdekat juga lebih baik dipilih karena ramah lingkungan dengan mengurangi polusi udara dari transportnya sekaligus irit biaya ongkirnya. Selain itu, semakin dekat tokonya, semakin cepat pula barang bisa diterima.
Kita pun bisa berbagi momen pembelian yang wajar via media sosial untuk menangkal panic buying. Saat orang terus melihat bertambahnya orang yang tetap (waras) membeli produk kesehatan tertentu yang sedang viral, maka mereka pun akan lebih berpeluang untuk tak melakukan panic buying.
Yuk, terus biasakan menjalani pola konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (responsible consumption and production), tak terkecuali dengan menjauhi panic buying. Bagaimanapun juga, kepanikan tak akan pernah bisa meningkatkan kesehatan apalagi sampai menyembuhkan. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H