Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Cara Murah dan Alami Merawat Pakaian

31 Mei 2021   13:23 Diperbarui: 1 Juni 2021   17:20 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mencuci pakaian. Sumber: SHUTTERSTOCK/KABARDINS PHOTO via KOMPAS.COM

Sejak menerapkan pola hidup minimalis yang ramah lingkungan, semua baju yang saya miliki jadi pakaian kesayangan. 

Salah satu prinsip hidup minimalis dalam busana yaitu "buy less but better (beli lebih sedikit tapi lebih baik)."

Menurut Zero Waste Indonesia, produksi sebuah baju memerlukan sedikitnya 2700 liter air dan emisi karbon yang dihasilkan setara dengan emisi mobil yang ditempuh dari Bogor ke Bekasi. Sebanyak 2700 liter air tersebut sama dengan rata-rata air minum yang dikonsumsi seseorang selama 900 hari (sekitar 3 tahun), waduh!

Ironisnya, data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2018 menunjukkan 80-81% sampah di lautan Indonesia adalah sampah tekstil.

Setelah mengetahui borosnya air untuk membuat satu baju sekaligus menggunungnya sampah pakaian, saya pun mengoptimalkan baju yang ada daripada membeli baru.

Selain mengurangi baju baru, kini saya pun lebih memilih baju lungsuran (second-hand/preloved) yang masih layak pakai. Jumlah baju yang secukupnya itu membuat saya lebih hati-hati dan teliti saat merawat pakaian.

Proses mencuci baju hingga menyimpannya pun saya pilih yang ramah lingkungan. Bahan alami untuk merawat baju pastinya lebih sering saya pakai sekarang.

Ketika saya perhatikan, merawat pakaian dengan bahan ramah lingkungan ternyata membuat baju lebih awet pula. Serat kain jadi tak mudah terlepas dan warna baju pun tak gampang pudar seperti halnya perhatian dari sang mantan, eh! Hehehe...

Maka inilah 5 (lima) tips merawat pakaian yang ramah lingkungan. Cara ini bisa dilakukan di rumah masing-masing sesuai jenis kain dari bahan pakaian kita.

1. Cuci dengan sabun alami

Kita bisa memakai buah lerak sebagai sabun cuci baju dan juga piring. Bentuknya bisa berupa buahnya langsung maupun sudah dalam bentuk sabun batang dan cairan dari produsen ataupun kita buat sendiri di rumah.

Faktor kepraktisan membuat saya lebih memilih untuk membeli sabun lerak yang siap pakai. Kita bisa membelinya secara daring (online) via sejumlah lokapasar (marketplace) yang ada.

Bagi kita yang telah terbiasa dengan sabun deterjen, minimnya busa yang dihasilkan sabun lerak mungkin akan membuat kita bertanya-tanya tentang kualitas kebersihannya. 

Padahal, jumlah busa itu tak menjamin sama sekali kualitas kebersihan sabun cuci lho.

Semakin banyak busanya, maka semakin tercemar pula air limbahnya dan sebaliknya. Pengamatan saya mendapati bersihnya pemakaian sabun lerak plus efektif mengurangi bau apek, terutama saat menjemur di musim hujan yang irit sinar matahari.

Buah lerak (soapberries/soapnuts) ini juga termasuk buah tropis yang banyak terdapat di Indonesia. Saat mencuci pakaian dengan lerak, berarti kita telah mendukung usaha petani lokal.

2. Keringkan tanpa mesin cuci

Alat elektronik ikut menyumbang emisi gas karbon (carbon footprint) yang menyebabkan pemanasan global terus meningkat. Mesin cuci, khususnya alat pengeringnya, termasuk salah satunya pula.

Mari merawat pakaian dengan cara alami yang murah dan ramah lingkungan (Ilustrasi: just-style via inspireatgenesis.com)
Mari merawat pakaian dengan cara alami yang murah dan ramah lingkungan (Ilustrasi: just-style via inspireatgenesis.com)
Saya pun lebih memilih untuk mencuci dan menjemur sebelum matahari terbit. Tujuannya yaitu ketika matahari sudah muncul, tetesan air di pakaian sudah berkurang sehingga lebih cepat kering saat terkena sinar matahari.

Baju yang dijemur bisa kering tidak hanya karena sinar matahari, namun juga tiupan angin. 

Di pagi hari sebelum matahari naik, angin relatif lebih kencang daripada saat matahari telah bersinar terang.

Pengeringan pakaian tanpa mesin cuci juga membuat serat baju tak mudah molor (melonggar). The power of papan cucian dan memeras baju basah dengan tangan itu mantap lho!

Tagihan listrik pun berkurang saat kita tak (selalu) memakai mesin cuci. Senang kan saat kita bisa hidup ramah lingkungan plus minim biaya pula? Hehehe...

3. Setrika dengan rebusan air wangi

Selama ini, kita sudah terbiasa dengan pewangi pakaian yang instan saat menyeterika baju. Padahal, kemasannya yang terbuat dari plastik sekali pakai itu turut menyumbang timbunan sampah.

Kita bisa kok membuat sendiri pewangi baju untuk menyeterika. Bahannya yaitu daun pandan yang keharumannya sudah sangat top.

Selain daun pandan, kayu manis batang juga bisa kita pakai. Caranya yaitu seperti berikut ini:

- Rebus air secukupnya atau sesuaikan dengan jumlah daun pandan maupun kayu manis batang.
-  Saat sudah mendidih, masukkan salah satunya saja maupun juga boleh keduanya sesuai selera.
- Masak hingga 5 menit pada api sedang, lalu diamkan sampai hangat suhunya (suam-suam kuku).

Selanjutnya, air rebusan itu disaring sebelum dimasukkan ke botol penyemprot yang telah bersih. Oh iya, baik daun pandan maupun batang kayu manisnya tidak perlu dimasukkan ke botol.

Rebusan air wangi alami itu pun siap disemprotkan ke pakaian yang disetrika. Jika masih tersisa, air di botol bisa disimpan di kulkas untuk pemakaian selanjutnya.

4. Gantung dengan hanger kayu

Setelah diseterika, pakaian lalu digantung di lemari. Hanger (gantungan baju) dari kayu kini lebih saya minati daripada plastik.

Selain hanger kayu, hanger dari besi/logam juga bisa jadi alternatif lainnya.

Selama masih ada hanger non-plastik yang dapat kita gunakan, lebih baik itu yang dipakai untuk menyimpan baju.

Saat tidak digantung, sejumlah baju formal, terutama untuk acara resmi, saya lipat dan simpan dalam kotak kertas di lemari daripada dibungkus plastik. Kotak pakaian itu bisa memanfaatkan kardus bersih yang sudah ada di rumah lalu dibungkus dengan kertas kado sebagai cover yang indah.

Idealnya kardus itu memiliki penutup seperti halnya kardus untuk kertas 1 rim yang kemasan kosongnya banyak ditemui di tempat fotokopi. Jika kita memiliki langganan fotokopi, pemiliknya bersedia memberikan kardus tersebut secara gratis lho.

Daur ulang (recycle) tersebut tentu saja sangat ramah lingkungan. Eh, kalaupun kita tak sempat mendaur ulang, kita bisa membeli kotak kertas yang cantik secara daring dan luring (offline).

5. Pakai tanaman sebagai pewangi lemari

Pakaian yang disimpan di lemari memerlukan pewangi agar tak jamuran dan tetap segar baunya. Selain kapur barus kimia, tanaman wangi pun bisa dipakai.

Ibu saya memakai bunga melati untuk mengharumkan isi lemari pakaian, terutama kain untuk alat sholat yaitu sarung dan mukena. Bunga melati yang putih nan mungil itu diletakkan di dasar alas lemari dan keempat sudutnya.

Setelah bunga melati kering yang ditandai dengan warna kecoklatan, bunga yang masih segar pun dimasukkan ke lemari sebagai gantinya. Selain melati, tanaman akar wangi juga mampu mengharumkan seisi lemari baju.

Keharuman akar wangi bahkan lebih lama daripada bunga melati. Kita bisa memakai akar wangi tanpa bonggol yang sudah kering.

Selain melati dan akar wangi kering, kayu manis batang juga bisa untuk pewangi pakaian di lemari. 

Letakkan saja kayu manis batang yang kering di sejumlah sudut lemari dan aroma harumnya yang khas pun menyebar ke seisi lemari.

Pakaian yang kita miliki jelas harus dirawat dengan cermat dan tepat, baik itu baju kesayangan maupun bukan seperti halnya kita merawat Bumi ini agar tetap lestari. Yuk, mulai biasakan merawat pakaian dengan sejumlah cara yang ramah lingkungan dan juga sosial sejak hari ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun