Ketika buku adalah jendela dunia, maka bahasa adalah pintu dunia. Kemampuan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, sangat mendukung seseorang bisa sukses secara global.
Tak heran, tes kemampuan bahasa Inggris sangat dicari dan diminati. Salah satu yang terkenal yaitu TOEFL (Test of English as a Foreign Language/American English), selain tes IELTS (The International English Language Testing System/British English).Â
Tes TOEFL ini bisa dipakai untuk melamar sekolah, kuliah, kerja, dan beasiswa baik di dalam maupun luar negeri.
Selain itu, tes TOEFL ini tambah ramai peminatnya ketika akan dibuka tes seleksi CPNS dan juga pendaftaran beasiswa. Ada yang menempuh jalur lurus (nilai tes sesuai kemampuan asli) maupun jalur pintas (nilai tes direkayasa agar bisa diterima sertifikatnya).
Percaya deh, jauh lebih baik dan terhormat jika kita mempersiapkan diri dan mengikuti tes dengan sungguh-sungguh daripada malah (sibuk) kasak-kusuk mencari jasa pembuatan sertifikat TOEFL tanpa harus ikut tes.Â
Lebih dari sekali saya mengetahui kasus orang-orang yang tersandung karirnya maupun diputus beasiswanya karena manipulasi nilai TOEFL berupa skor yang ditinggikan agar lulus seleksi, iih ngeri!
Belajar bahasa memang bukan proses instan. Saya mengalaminya langsung sebagai seseorang yang pernah bertahun-tahun belajar dan kemudian sempat mengajar di tempat kursus bahasa Inggris.
Maka itulah, artikel ini memuat sejumlah kiat untuk lulus TOEFL sesuai 3 (tiga) tipe kemampuan menjawab soal yang dapat dipelajari sendiri, karena tersedia kunci jawabannya yaitu listening (mendengar), structure (tata bahasa) dan reading (bacaan).Â
Untuk speaking (bicara) dan writing (menulis), saya lebih menyarankan agar kita memiliki tutor khusus secara privat maupun tutor pada kursus bahasa agar kesalahan kita bisa langsung dikoreksi sesuai saran dari ahlinya.
Tip dan trik di artikel ini juga berlaku umum untuk tes TOEFL dengan cara menjawab di kertas (Paper-based test/PBT) maupun dengan komputer (Computer-based test/CBT). Di Indonesia, masih lebih banyak yang memakai PBT hingga kini.
Tenang, baik PBT maupun CBT sama-sama resminya. Selama pihak kampus ataupun perusahaan tidak mewajibkan jenis tes TOEFL tertentu, kita bisa memakai salah satu dari mereka.
Oh iya, waktu persiapan ideal untuk tes TOEFL adalah 6 bulan dengan durasi belajar 60 menit per hari (1 jam/hari).Â
Namun, waktu 3 bulan pun masih bisa optimal saat kita meluangkan minimal 120 menit per hari (2 jam/hari).Â
Selamat mencobanya ya!
Listening Test (Tes Mendengar)
Strategi jitu saat menjawab listening test pada TOEFL adalah "menarik kesimpulan dari sejumlah kata kunci." Peserta tes harus mampu menangkap inti dialog maupun monolog pada TOEFL.
Jadi sebelum mengerjakan listening test, baca dengan teliti soal dan juga pilihan jawabannya. Contohnya, saat kita mendapati ada keterangan waktu di pilihan jawaban, seperti di bawah ini:
A. 3.30 a.m
B. 7.30 a.m
C. 3.30 p.m
D. 7.30 p.m
Itu berarti kata kuncinya yaitu "when (kapan)", sehingga kita bisa fokus ke waktu yang dibicarakan dan bukan informasi di luar itu.
Namun, tetap hati-hati, tes TOEFL (hampir) selalu meminta kita untuk menarik kesimpulan dari audio yang sedang diputar, sehingga bisa jadi kita tak mendengar kata "a.m atau p.m" saat listening test berlangsung.
Kata a.m yaitu waktu dari pagi hingga tengah hari (pukul 00:00 hingga 12:00) dan p.m yaitu dari siang hingga malam (pukul 12:01 hingga 23:59).Â
Jadi kata kunci berikutnya, yaitu morning (pagi), noon (siang), afternoon (sore), dan night atau evening (malam).
Tingkat kesulitan tes TOEFL juga semakin bertambah dengan semakin besarnya nomor soal.Â
Jadi, saat ada 50 nomor soal listening test, 10-20 soal pertama itu akan (relatif) lebih mudah daripada soal nomor 41 hingga 50.
Umumnya listening test pada TOEFL memiliki 3 bagian, yaitu short dialogue (dialog singkat sehari-hari), longer dialogue (diskusi formal di kantor atau sekolah), dan lectures/speech (isi kuliah/ceramah).Â
Semakin lama durasi audio suatu nomor, maka semakin bertambah tingkat kesulitan soalnya karena perlu fokus yang lebih panjang saat mendengarnya.
Maka itulah, para tutor kursus TOEFL seringkali mengingatkan para calon peserta tes TOEFL agar mengetahui jumlah soal benar yang harus dijawab untuk memperoleh skor yang diinginkan. Jadi energi kita tidak terkuras duluan dengan membayangkan harus menjawab betul (semua) nomor yang diujikan.
Tapi, kita juga jangan sampai mengosongkan jawaban pada soal yang sulit karena tak tertutup peluang bahwa (tebakan) jawaban kita benar.Â
Selama tak ada sistem pengurangan nilai (minus) ketika salah menjawab, optimalkan saja kemampuan kita menebak-nebak jawaban soal tes TOEFL. Serius lho ini bilanginnya!
Jika kita rutin latihan tes TOEFL setiap harinya, telinga kita pun akan terlatih mendengar pola soalnya. Untuk listening test TOEFL, lebih baik kita sering mendengar berita dan wawancara dalam bahasa Inggris setiap hari.
Situs resmi stasiun berita BBC untuk belajar bahasa Inggris, yaitu BBC Learning English sangat direkomendasikan bagi Anda yang sedang belajar tes TOEFL maupun tes IELTS.Â
Level yang tersedia pun lengkap mulai dari lower intermediate (dasar), intermediate (menengah), hinggau upper-intermediate (mahir).Â
Jadi selain fokus dengan latihan soal tes TOEFL sebagai materi utama, materi dari BBC tersebut menjadi pelengkap yang mendukung ketajaman telinga kita saat mendengar bahasa Inggris.
Structure Test (Tes Tata Bahasa)
Setelah listening test, kita pun akan dihadapkan dengan structure test (tes tata bahasa/grammar). Nah, tes ini yang seringkali menjadi momok menakutkan karena tata bahasa Indonesia tidak serumit Inggris.
Saat sekolah, kita mungkin belajar hingga belasan bentuk tenses (pola kalimat sesuai keterangan waktu dari kata kerjanya). Waktu yang digunakan yaitu past tense (lampau), present tense (sekarang), dan future tense (masa depan).
Saran saya, usahakan kita menguasai sekitar 6 (enam) tenses dari keterangan waktu tersebut. Jika kita memahaminya, structure test pada TOEFL pun akan lebih mudah dijawab dengan benar. Keenam tenses tersebut sesuai keterangan waktu dari kata kerjanya yaitu:
1. Present Simple tense
2. Present Continous/Progressive tense
3. Present Perfect tense
4. Past Simple tense
5. Past Perfect tense
6. Future simple tense
Keenam tenses tersebut memang paling banyak digunakan sehari-hari dalam bahasa lisan maupun tulisan, tak terkecuali dalam soal tes TOEFL.
Lalu, apa strategi jitu dalam menjawab soal structure test pada TOEFL? Temukan kata pelaku (subject) dan kata kerjanya (verb) sedari awal pada soal.
Suatu kalimat dalam bahasa Inggris harus memiliki subject + verb (S+V). Jika tak memiliki salah satunya, kalimat itu tidak tepat secara tata bahasa (grammatically incorrect).
Jadi, saat membaca kalimat soal structure test, temukan dulu S+V kalimatnya. Jika salah satu tidak ada, maka itulah yang dicari dalam pilihan jawabannya.
Bagaimana jika keduanya sudah ada dalam kalimat?Â
Nah, strategi selanjutnya yaitu melihat kesesuaian antara jumlah pelaku dan kata kerjanya (S+V agreement).Â
Selain ditentukan oleh waktu, kata kerja dalam bahasa Inggris juga dipengaruhi oleh jumlah pelakunya yang berupa subyek tunggal (singular) atau subyek jamak (plural).
Situs BBC Learning English kembali saya rekomendasikan untuk belajar tata bahasa secara praktis dan sistematis.Â
Selain itu, situs British Council Learn English juga memiliki materi yang tak kalah lengkapnya untuk diakses umum.
Sama halnya seperti listening test, kesulitan structure test semakin bertambah dengan besarnya nomor soal.Â
So, usahakanlah untuk menjawab benar di minimal 50% soal awal ya.
Reading Test (Tes Bacaan)
Strategi jitu dalam reading test pada TOEFL yaitu "membaca dengan cepat dan tepat." Hindari untuk membaca seluruh isi teks bacaan (reading text) karena tes dibatasi oleh waktu.
Kita bisa menggunakan dua teknik membaca yaitu skimming dan scanning. Keduanya sangat berguna dalam menjawab soal tes.
Skimming, yaitu membaca teks dengan cepat untuk memperoleh gambaran umum tentang isi bacaan. Caranya dengan membaca setiap kalimat di awal dan di akhir paragraf.
Scanning adalah teknik membaca cepat dengan tujuan untuk memperoleh informasi tertentu (spesifik) dalam bacaan.Â
Jadi ketika kita ditanya tentang tahun, fokus kita langsung tertuju pada sejumlah angka yang ada di teks sebagai sumber jawabannya.
Jangan lupa untuk melihat pilihan jawaban juga sebelum menjawab soal reading test. Maka urutan langkah saat menjawab reading test yaitu:
Skimming > Baca pilihan jawaban > Â Scanning > Memilih jawaban
Reading test pada TOEFL test juga sering menanyakan sinonim (persamaan) maupun antonim (lawan) kata sesuai isi teks. Kata ganti (pronoun) untuk subyek juga sering muncul pada soal.
Bentuk soal dan pilihan jawabannya lainnya yang sering muncul sehingga harus dicermati yaitu soal "kecuali (except)". Jadi kita mencari satu jawaban salah sebagai jawabannya di antara tiga pilihan jawaban benar.
Harap diingat juga, kita jangan sampai terintimidasi dengan banyaknya kata pada teks bacaan. Anggaplah kita sedang bermain words games sehingga kita lebih menikmati proses menjawabnya.
Untuk writing test (menulis), biasakan diri kita dengan format penulisan yaitu "pendahuluan, isi, dan penutup/kesimpulan". Gunakan pula kalimat formal dan jauhi bahasa informal (slang) yang kurang tepat untuk digunakan dalam tes tertulis resmi.
Untuk speaking test (berbicara), perhatikan cara pengucapan kita (pronunciation) agar kalimat yang kita ucapkan dapat jelas didengar dan dipahami. Oh iya, baik speaking maupun writing test juga membutuhkan banyak kosa kata sehingga kalimat kita bervariasi.
Semoga kiat singkat di atas dapat membantu para calon peserta tes TOEFL khususnya maupun para Kompasianer dan pembaca artikel ini umumnya.Â
Yakinlah bahwa hasil akan sesuai dengan doa dan usaha kita selama ini, InshaAllah. Tetap semangat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H