Lha, ya kalau gitu kapan sehat plus langsingnya? Hehehe... Syukurlah, sejak pandemi pola hidup sehat lama itu tergantikan dengan rutin meminum KOJIMA.
Saat orang tua berobat ke rumah sakit karena asam urat dan diabetes, dokter menganjurkan agar mereka rutin meminum madu setiap hari. Anjuran itu juga berlaku selepas berolahraga.
Saat kita berolahraga, banyak energi (kalori) tubuh yang terbakar dan harus diganti dengan segera agar jaringan otot tubuh tidak sampai melemah. Madu termasuk makanan kesehatan sekaligus obat yang dikenal sejak dahulu kala.
Sekarang, kami meminum jus buah alami dengan sesendok KOJIMA selepas berolahraga. Efeknya, badan kembali bertenaga dan otot pun bisa kembali rileks.
Bahan pemanisnya pakai KOJIMA saja
Selama ini, kami lebih mengandalkan gula sebagai pemanis. Mulai dari masakan hingga minuman, gula tak luput ditambahkan ke dalamnya.
Penyakit kencing manis yang diderita orang tua kami tak pelak membuat konsumsi gula harus dikurangi baik jumlah maupun jenisnya. Di sisi lain, keluarga kami senang menikmati wedang (minuman) herbal dari rempah-rempah seperti wedang jahe dan wedang uwuh.
Wedang tersebut lebih maaknyuus jika diberi pemanis.
Kalau tidak, wah rasanya bisa ambyar plus hambar, mana enak?
Ternyata, solusinya ada di Madu KOJIMA yang juga mengandung jinten hitam (habbatussauda). Manis didapat, penyakit pun lenyap dengan adanya jinten hitam yang dapat melawan infeksi karena diabetes.
Penderita diabetes mudah terserang infeksi karena ketidakseimbangan kadar gula darah dalam tubuhnya. Nah, jinten hitam (habbatussauda) inilah yang bisa menyeimbangkan kembali.