Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kiat Bukber Virtual Semakin Terasa Sosial

25 April 2021   22:32 Diperbarui: 26 April 2021   00:00 1416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukber virtual bisa semakin optimal saat motivasinya bersifat sosial (Ilustrasi: pexels.com/Gabby K.)

Don'ts: Acara monolog (1 arah)
Do's: Kegiatan interaktif (games)

Saat bukber offline, ada acara kultum menjelang adzan Maghrib, peserta biasanya mendengarkan sambil (sesekali) berbincang dengan peserta lainnya. Ketika bukber virtual, hal tersebut sulit dilakukan karena berbeda tempat.

Mau tak mau, peserta bukber virtual harus fokus ke layar. Bisa semakin terasa deh virtual fatigue.

Terbayang kan setelah dari pagi hingga sore kerjanya (ataupun sekolahnya) berupa virtual meeting, eh bukber virtual pula. Tak heran, kelelahan virtual (virtual fatigue) rentan menyerang kita.

Maka itulah, bukber virtual idealnya dikemas seinteraktif mungkin. Moderator bisa membuat quiz berhadiah seputar materi kultum dan Ramadan.

Hadiahnya bisa berbentuk saldo e-wallet dan juga e-voucher. Nominal hadiahnyanya bisa dimulai dari Rp. 25.000 hingga sesuai dana yang ada.

Jadi ketika kita terpikir untuk mengadakan bukber virtual, pastikan susunan acaranya memang layak diikuti semua peserta. Sayang kan ya saat bukber virtual tapi rasanya mirip menonton acara TV saja...

Don'ts: Menu bukber yang mewah
Do's: Ada 1-2 menu yang setipe

Bukber offline menyediakan menu ifthar (buka shaum) yang sama untuk semua pesertanya. Hal ini jelas sulit diterapkan saat bukber virtual.

Tak tertutup kemungkinan ada peserta bukber virtual yang menu berbukanya komplit lit lit. Tapi pasti ada pula yang hanya menyantap menu minimalis.

Jelas rasanya tak nyaman kan ya ketika hal itu terlihat di kamera. Kesannya kok malah pamer kemewahan di tengah kesulitan keuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun