Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadan Memang Relevan "Untuk Kita Renungkan"

22 April 2021   15:27 Diperbarui: 22 April 2021   15:38 2454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bagian terakhir lagu ini mengingatkan kita bahwa sejatinya hidup seorang manusia telah digariskan oleh Allah swt Yang Maha Kuasa. Lalu, mengapa masih ada saja manusia yang jumawa dan bersikap (seolah) dialah Tuhan yang harus ditakuti?

Saat seseorang manusia telah yakin 100% dengan kuasa dan pertolongan-Nya, kesulitan hidup pun akan lebih terasa ringan. Misalnya selama Ramadan, banyak masjid yang menyediakan makanan gratis untuk berbuka dan sahur bagi masyarakat luas.

Di 11 bulan di luar Ramadan, hal tersebut jarang dijumpai. Tingginya semangat berbagi kebaikan saat Ramadan menjadi cerminan bahwa masih banyak orang yang selalu percaya bahwa Allah swt adalah satu-satunya tempat manusia bersandar, khususnya di rumah-Nya (masjid).

Mari kita dengarkan bersama lagu "Untuk Kita Renungkan" ini dengan hati tenang dan pikiran seluas samudra. Ingatlah selalu bahwa semakin kita yakin atas kuasa Allah swt, semakin terbuka lebar pula pertolongan dari-Nya melalui sejumlah jalan keluar yang tak pernah terpikir sebelumnya.



*Untuk Kita Renungkan*

Ebiet G. Ade & Adera

Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih
Suci lahir dan di dalam batin
Tengoklah ke dalam sebelum bicara
Singkirkan debu yang masih melekat
Ho ho singkirkan debu yang masih melekat

Du du du ...
Ho ho ho ...

Anug'rah dan bencana adalah kehendakNya
Kita mesti tabah menjalani
Hanya cambuk kecil agar kita sadar
Adalah Dia di atas segalanya
Ho ho adalah Dia di atas segalanya

Anak menjerit-jerit, asap panas membakar
Lahar dan badai menyapu bersih

Ini bukan hukuman, hanya satu isyarat
Bahwa kita mesti banyak berbenah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun