Bagian terakhir lagu ini mengingatkan kita bahwa sejatinya hidup seorang manusia telah digariskan oleh Allah swt Yang Maha Kuasa. Lalu, mengapa masih ada saja manusia yang jumawa dan bersikap (seolah) dialah Tuhan yang harus ditakuti?
Saat seseorang manusia telah yakin 100% dengan kuasa dan pertolongan-Nya, kesulitan hidup pun akan lebih terasa ringan. Misalnya selama Ramadan, banyak masjid yang menyediakan makanan gratis untuk berbuka dan sahur bagi masyarakat luas.
Di 11 bulan di luar Ramadan, hal tersebut jarang dijumpai. Tingginya semangat berbagi kebaikan saat Ramadan menjadi cerminan bahwa masih banyak orang yang selalu percaya bahwa Allah swt adalah satu-satunya tempat manusia bersandar, khususnya di rumah-Nya (masjid).
Mari kita dengarkan bersama lagu "Untuk Kita Renungkan" ini dengan hati tenang dan pikiran seluas samudra. Ingatlah selalu bahwa semakin kita yakin atas kuasa Allah swt, semakin terbuka lebar pula pertolongan dari-Nya melalui sejumlah jalan keluar yang tak pernah terpikir sebelumnya.
*Untuk Kita Renungkan*
Ebiet G. Ade & Adera
Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih
Suci lahir dan di dalam batin
Tengoklah ke dalam sebelum bicara
Singkirkan debu yang masih melekat
Ho ho singkirkan debu yang masih melekat
Du du du ...
Ho ho ho ...
Anug'rah dan bencana adalah kehendakNya
Kita mesti tabah menjalani
Hanya cambuk kecil agar kita sadar
Adalah Dia di atas segalanya
Ho ho adalah Dia di atas segalanya
Anak menjerit-jerit, asap panas membakar
Lahar dan badai menyapu bersih
Ini bukan hukuman, hanya satu isyarat
Bahwa kita mesti banyak berbenah