Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Metode "ABC" untuk Mengatur Keuangan Ramadan

18 April 2021   23:20 Diperbarui: 22 April 2021   06:04 1881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tips atur keuangan selama bulan puasa (Sumber: shutterstock.com via money.kompas.com)

Ramadan memang bulan suci yang dinanti. Ada hal-hal khas yang hanya kita bisa jumpai di bulan penuh berkah ini. Contoh yang paling sering kita temui, yaitu menu khas Ramadan. Kolak, kurma, es timun suri, dan masih banyak lagi hidangan yang identik dengan berbuka shaum.

Banyak orang, tak terkecuali saya, merasa sayang jika tak memasak ataupun membeli hidangan khas Ramadan tersebut. Di meja makan sudah ada kolak biji salak, es dan puding buah yang (harusnya) sudah lebih dari cukup untuk berbuka hari itu.

Eh, waktu melewati penjual makanan takjil saat ngabuburit, tetap saja ada yang (ingin) dibeli. Jadilah menu buka bertambah dengan bubur sumsum, gorengan, dan jus buah, waduh!

Harga takjil itu (sekilas) memang murah. Katakanlah total ketiganya hanya sekitar Rp 30.000 atau rata-rata Rp 10.000 per item.

Tapi, nanti dulu temans! Saat kita kalikan Rp 30.000 dengan 30 hari Ramadan itu hasilnya yaitu Rp 900.000/bulan, wow!

Enggak mengira kan? 

Inilah bahayanya jika kita masih menganggap sepele pengeluaran kecil (hampir) setiap hari yang ternyata membengkak jumlahnya jika dihitung per bulan.

Solusinya, kita perlu melakukan manajemen pengaturan keuangan selama Ramadan. Tujuannya agar dana kita bisa lebih bermanfaat dan tidak hanya habis tanpa ketahuan rimbanya.

Metode "ABC" ini dapat mendukung kita lebih hemat dan tepat dalam membelanjakan uang saat Ramadan. Selamat membaca ya!

Keuangan saat Ramadan idealnya membawa kebaikan dan bukannya kemubaziran (Ilustrasi: unsplash.com/Sasha India)
Keuangan saat Ramadan idealnya membawa kebaikan dan bukannya kemubaziran (Ilustrasi: unsplash.com/Sasha India)
(A)lokasikan dana selama sebulan
Pengeluaran kita cenderung akan meningkat selama Ramadan. Idealnya, tambahan belanja itu mulai dari 10%-25% lebih besar daripada hari selain bulan puasa.

Misalnya di hari biasa nominal belanja kita adalah Rp 100.000/hari (Rp 3.000.000/bulan). Di masa Ramadan, belanja kita yaitu bisa mulai Rp 110.000 sampai maksimal Rp 125.000/hari (Rp 3.300.000-Rp 3.750.000/bulan).

Konsumsi makanan dan minuman umumnya menempati porsi terbesar belanja setiap hari, tak terkecuali selama Ramadan. 

Angkanya akan tambah membengkak ketika kita (lebih) sering membeli makanan daripada memasak sendiri di rumah.

Siasati kebiasaan ini dengan membatasi jajan takjil di luar rumah, baik ke tempatnya langsung maupun via online order. Cukup 1-2x kita membeli dalam seminggu (4-8x/bulan).

Saat akan membeli, pilihlah harga promo yang sedang ditawarkan. Tapi, pastikan pula kualitasnya layak beli sehingga tidak sampai membuangnya jika ternyata rasanya kurang lezat.

Usahakan kita tidak hanya berfokus tentang urusan perut (menu buka dan sahur) selama Ramadan. Ingat lho bahwa bulan suci ini adalah waktunya untuk pengendalian diri, termasuk mengontrol nafsu belanja.

(B)elanja sesuai keperluan mingguan
Setelah mengalokasikan dana khusus per bulan, langkah selanjutnya yaitu menyusun daftar belanja Ramadan setiap minggunya. Jadi kita cukup belanja 1x/minggu (4-5x/bulan).

Untuk menghindari kebosanan, kita bisa menyusun menu Ramadan yang sama per 2 minggu. Misalnya, menu Ramadan yang diseragamkan di minggu 1 dan 3 serta 2 dan 4.

Jika punya tukang sayur dan buah langganan, kita bisa memanfaatkannya dengan membeli dalam jumlah besar setiap akhir pekan. Mereka biasanya bersedia memberi diskon untuk para pelanggan setia.

Belanja per minggu juga meminimalisir peluang kita menumpuk stok makanan dan minuman serupa seperti halnya ketika belanja setiap hari. Semalam sebelum berbelanja mingguan, cek dan ricek dulu isi kulkas serta lemari makan kita untuk memastikan jumlah yang tersisa.

Ohya, belanja mingguan ini juga sebaiknya melibatkan seisi keluarga saat menyusun daftar belanjanya sehingga setiap orang bertangggung jawab atas pilihannya. 

Saat buah hati memilih jus buah dalam kaleng, mereka tak bisa membeli lagi minggu ini jika jus buah serupa dari minggu lalu masih belum habis.

Usahakan pula tidak semua anggaran belanja kita langsung habis per minggu. Saat dana yang tersedia misalnya berjumlah Rp 850.000/minggu, baiknya hanya kita belanjakan sebesar Rp 800.000 dan Rp 50.000 bisa ditabung atau disumbangkan ke kaum dhu'afa.

(C)egah keborosan belanja harian
Ada saja waktunya kita mendadak belanja sesuatu karena lupa membelinya saat belanja mingguan. Hal tersebut boleh saja terjadi 1-2x per minggu, tapi tidak untuk setiap hari.

Ketika akan ngabuburit keluar rumah, bawa uang seperlunya saja. Jika kita membawa uang berlebih, pasti hasrat belanja akan semakin besar pula.

Hal yang sama juga harus diterapkan saat kita tergoda promo makanan online. Sekalipun saldo dompet elektronik kita masih banyak, bukan berarti kita bisa bebas memboroskannya.

Bagaimana jika kita ditawari saudara/tetangga/rekan kerja untuk membeli makanannya? Kadang kita tak enak untuk menolaknya sekalipun kita juga tak terlalu suka apalagi membutuhkan makanan yang ditawarkan.

Kuncinya adalah sesuaikan dengan anggaran dan keperluan yang ada. Jika minggu ini belanja kita sudah sesuai budget, kita bisa beli produk mereka di minggu berikutnya agar tak sampai boros.

Sekecil apapun keborosan belanja setiap hari, jika diakumulasikan akan lumayan besar jumlahnya. Sekantong gorengan seharga Rp 10.000 yang kita beli setiap hari akan menjadi Rp 300.000/bulan yang selanjutnya total berjumlah Rp 3.600.000/tahun, banyak ya?

Mari atur keuangan Ramadan kita dengan bijaksana dan terencana. Saat memiliki kelebihan uang, mari yayasan amal dan sosial serta perorangan turut pula disumbang selama Ramadan agar senyum mereka senantiasa mengembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun