Tanaman yang sering saya jumpai yaitu bunga hias seperti mawar, melati, kembang sepatu, cocor bebek, putri malu, dan anggrek. Tanaman hias yang berbentuk daun yang banyak menghiasi halaman rumah antara lain suplir, lidah mertua, kuping gajah, dan sri rejeki (aglaonema).
Saat kuliah dan menjadi anak kost, taman kampus dan taman kota menjadi tempat ngabuburit favorit. Keberadaan taman hijau di tengah hutan beton itu mirip oase di gurun pasir yang menyejukkan.
Taman kampus maupun taman kota itu pun sering menjadi lokasi mahasiswa berjualan, seringnya makanan dan minuman ringan, sebagai bentuk penggalangan dana untuk kegiatan mahasiswa. Selama Ramadan, hasil penjualan itu mayoritas disumbangkan untuk anak yatim dan kaum dhuafa.
Setelah bekerja, masjid yang berlokasi di dekat alam menjadi tempat ngabuburit prioritas. Salah satu masjid di dalam kampus negeri di Depok adalah masjid terfavorit saya untuk ngabuburit.
Bangunan masjid tersebut berlokasi tepat di samping danau di dalam kampus sehingga kita bisa mendengar suara air danau yang bergemericik. Sebelum masjid itu direnovasi, bentuk masjid yang terbuka dengan banyak kayu sebagai bahannya membuat saya merasa berada dalam masjid perdesaan sekalipun masjid itu hanya berlokasi sekitar 5-10 menit dari stasiun KRL terdekat.
Saya masih menjalani ngabuburit di masjid kampus itu selama Ramadan pada tahun 2019 atau setahun sebelum pandemi pada Ramadan tahun 2020. Â Jujur, saya kangen sekali untuk bisa lagi ngabuburit dan mengikuti kajian agama di masjid yang sejuk dan terbuka untuk umum tersebut.
Semoga pandemi COVID-19 sudah game over sebelum Ramadan di tahun 2022, Aamiin YRA. Alhasil, ngabuburit di alam terbuka dan masjid yang ramah lingkungan serta sosial pun bisa segera saya dan masyarakat rutinkan kembali.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI