Siapa sangka, Neneng berubah pikiran. Dirinya tak tega saat melihat ibunya begitu senang karena bisa liburan ke Bali. Jadilah Neneng lebih memilih untuk memakai tiket itu bersama ibunya daripada memberikannya ke Dito. Jelas keputusan Neneng itu membuat ketiga Anak Pantai lainnya kecewa dan marah. Persahabatan mereka pun jadi berantakan tak karuan.
Ketegangan konflik diperparah dengan raibnya kupon milik Neneng di sekolah. Alhasil, Dito menjadi tersangka utama yang dicurigai Neneng telah mencuri kupon miliknya agar bisa ke Bali. Tapi, apakah memang Dito yang diam-diam mengambilnya? Neneng pun sampai melakukan investigasi dan interogasi layaknya seorang detektif polisi.
Urusan tuduh-menuduh hilangnya kupon belum selesai, Anak Pantai kembali mendapat ujian. Markas mereka diserang oleh trio anak kaya yang dipimpin Andre (Jason Lionel Theo).
Andre ingin melampiaskan dendamnya dengan merusak tempat Anak Pantai karena pernah dijahili mereka berempat. Adi yang melihat tempat berkumpul mereka pun segera memadamkan api. Usahanya harus dibayar dengan jatuh pingsan di dekat kobaran api.
Menurut saya, cerita Anak Pantai termasuk ringan namun berkesan. Pesan tentang kesetiakawanan disampaikan dengan jeli tanpa menggurui.
Selain itu, penonton juga disuguhi peran strategis orang tua dalam mendidik anak mereka. Hal itu terlihat dari cara ayah Andre ketika memberi pelajaran untuk putranya yang menjadi otak kenakalan.
Untuk kualitas akting, bagi saya tokoh Neneng patut diacungi jempol. Dirinya mampu menampilkan sosok gadis cilik yang tomboy dengan pas tanpa kehilangan ciri khas wanitanya. Selain Neneng, seorang tokoh preman kampung yang konyol juga berhasil menghidupkan suasana. Preman tersebut berulangkali mengusili Anak Pantai dan bahkan sampai menyandera salah satu dari mereka di rumah kosong atas instruksi Andre.
Nah, apakah Adi berhasil selamat dari kebakaran yang membuatnya pingsan sendirian? Lalu, bagaimana dengan nasib masa depan Anak Pantai setelah mengetahui pencuri kupon milik Neneng yang sebenarnya? Akankah mereka kembali rukun dan bisa pergi ke Bali bersama atau malah bubar jalan? Yuk ditonton via Genflix agar semua pertanyaan yang membuat penasaran itu terjawab tuntas.
Genflix untuk konten mancanegara hingga Jawa
Genflix adalah salah satu layanan streaming film buatan perusahaan dalam negeri. Koleksi film dalam Genflix akan berubah tiap bulan, serta terdapat konten yang sangat lokal yaitu konten dalam bahasa Jawa yang tidak ditemui penonton di layanan streaming lainnya.
Ini adalah nilai lebih Genflix dengan memberikan ruang bagi sineas perfilman lokal melalui kategori koleksinya bernama Indonesia Indie Corner dan Film Pendek Indonesia dari ISP. Konten original atau GenOriginal termasuk contoh nyata keberpihakan Genflix pada film dan serial lokal karya anak bangsa.
Meskipun film dan serial mancanegara konsisten menguasai koleksi video on-demand (VoD) via layanan streaming, masyarakat Indonesia tetap merindukan sinema dalam negeri. Data Statista yang dimuat dalam Techinasia mencatat tingkat penggunaan platform VoD di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya dan terutama selama work from home saat pandemi ini.
Tahun 2020 lalu pengguna layanan VoD mencapai sekitar 4,7 persen dan berpotensi menembus angka 17,7 persen di 2025.