Syukur Alhamdhulillah, banyak murid beasiswa tersebut berhasil menembus kampus dan perusahaan favorit impian mereka. Â "Kami jadi lebih percaya diri saat tes dan wawancara dalam Bahasa Inggris setelah beasiswa bahasa ini," ungkap mereka. Â "Nanti kami juga akan menjadi relawan seperti Ms. Nisa," tambah mereka. Â Ah, bahagianya ketika kebaikan terus berkembang.Â
Kesuksesan dan niat baik mereka membuat saya tambah yakin bahwa ilmu yang dibagi terus mengalir manfaatnya sekaligus membahagiakan penerimanya. Â Maka, kita layak mengapresiasi JNE bersama Ruang Guru yang menyumbang internet dan komputer gratis untuk anak yatim piatu yang belajar selama pandemi. Â Mereka pasti bersyukur saat menerimanya.
     Hadirnya internet jelas membawa berkah bagi pemilik usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan berjualan online.  Cukup bermodal laptop/smartphone dan jaringan internet, siapapun bisa menjual ataupun membeli barang via marketplace dan media sosial.  Langkah selanjutnya yaitu mengirimkan barang melalui layanan kurir yang cepat, tepat, dan hemat.
     Saya sekeluarga rutin memilih JNE sebagai kurir saat berbelanja online maupun mengirimkan paket.  Saat adik saya ditugaskan mengajar di suatu SMP di desa di pedalaman Nunukan-Kalimantan Timur pada tahun 2014-2015, orang tua saya sering mengirimkan paket untuknya via JNE, terutama makanan kering yang tahan lama.  Semuanya sampai dengan utuh.
     Ketika ada saudara dan teman yang bertanya tentang pilihan kurir saat akan berjualan online pertama kali, saya menyarankan JNE sebagai prioritas pertama karena komitmen JNE dalam mengembangkan UMKM.  Pelaku UMKM pastinya terbantu dengan fitur JNE Cashless yaitu fasilitas bagi penjual (seller) untuk mengirimkan barang ke konsumen secara otomatis.
Bapak penjual kurma itu lalu menjual kurmanya secara online. Â Namun, keterbatasan dana kas tokonya membuatnya sulit untuk berulangkali mengirim barang secara tunai. Â "Pakai JNE Cashless melalui marketplace saja, Pak," saran saya saat ke tokonya. Beliau pun lalu mendonasikan Rp. 10.000,- ke panti asuhan dan jompo untuk setiap pembelian 1 kg kurmanya.
Saya turut menyebarkan link toko online milik beliau via grup WA. Â Donasi pun diperluas hingga luar kota seusai Idul Fitri. Kini, kurmanya semakin laris, bahkan melebihi sebelum pandemi. Â "Syukurlah, Covid-19 tak membuat saya terpaksa mengurangi pegawai," ungkapnya lega. Â Hati saya pun bahagia melihat lancarnya bisnisnya bisa membuka rezeki bagi banyak orang.
     Santunan identik dengan uang.  Tapi, kita juga tetap bisa lho menyantuni berupa barang, ilmu, tenaga, dan waktu. Pihak yang disantuni pun bukan hanya manusia, tapi juga mahluk hidup lainnya.  Covid-19 ini telah membebani hidup manusia sekaligus hewan.  Sedih jadinya saat melihat binatang peliharaan yang dibuang pemiliknya karena kesulitan ekonomi sejak pandemi.Â