Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Coronavirus dan Dua Nikmat yang Sering Terabaikan

17 Mei 2020   18:13 Diperbarui: 17 Mei 2020   18:07 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadan di tengah pandemi COVID-19 ini mengingatkan kita kembali tentang dua nikmat hidup (Sumber gambar: Reuters.com)

Tak terasa Ramadan tahun 2020 ini sudah berjalan selama 21 hari. Lebaran berarti tinggal seminggu lagi. Waktu memang selalu berjalan maju dan takkan sudi menunggu, meskipun hanya sedetik.

Sayangnya, Ramadan yang akan segera berakhir ini tidak berlaku yang sama untuk pandemi Coronavirus. Di seluruh dunia, belum ada tanda pasti tamatnya COVID-19 ini. Kebijakan bekerja dari rumah sebatas dilonggarkan (atau diketatkan lagi) sesuai kondisi terkini.

Datangnya Coronavirus di akhir tahun 2019 lalu menyadarkan kembali banyak orang tentang kenikmatan hidup yang (berulangkali) tidak disyukuri. Keduanya dianggap bagian dari keseharian kehidupan. Padahal jika salah satu, atau bahkan keduanya dicabut oleh Allah swt, maka hidup manusia akan berantakan.

Apakah kedua nikmat yang sering diabaikan itu? Mereka yaitu "nikmat sehat dan waktu luang." 

Tak sedikit manusia yang menyepelekan kesehatannya dengan kacaunya pola makan dan gaya hidup. Keadaan itu diperparah dengan dibuang-buangnya waktu mereka untuk urusan yang tidak bermanfaat baik di dunia apalagi di akhirat nanti.

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang." (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu 'Abbas).

Sebelum menjamurnya wabah Coronavirus, kesehatan dan keluangan waktu kita terlihat wajar saja. Kita masih sering menunda-nunda banyak hal, bahkan tak terkecuali untuk beribadah kepada-Nya. 1001 alasan dilontarkan mulai dari beribadahnya waktu sudah pensiun sajalah, sibuk bekerja dan mengurus keluarga, hingga berdalih belum mendapat hidayah.

Namun, sekarang? Rumah ibadah pun (seolah) enggan didatangi para hamba-Nya setelah sekian lama mereka bermalas-malasan mengunjunginya. Waktu luang di rumah yang dulu lebih banyak dihabiskan tanpa tujuan kini harus dimanfaatkan sebaik mungkin karena (hampir) semua kegiatan sehari-hari di luar terpaksa berpusat dari rumah masing-masing.

Padahal, kesehatan dan keluangan waktu merupakan kunci kesuksesan hidup seseorang di dunia hingga akhirat. Jika hanya sehat namun sibuk bekerja, maka waktu ibadah pun tak jadi prioritas utama. Sebaliknya saat sakit, seluang apapun waktunya, seseorang akan sulit beribadah maupun bekerja sehari-hari.

Maka itulah, Allah swt hingga menuliskan di kitab suci Al-Qur'an tentang keutamaan menghargai waktu yaitu:


"Demi masa/waktu (1). Sungguh, manusia berada dalam kerugian (2). Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran (3)."[Terjemahan dari Al-Qur'an surat Al-Ashr: 103, ayat 1-3].

Ketika seseorang senantiasa mensyukuri waktunya, maka segenap aspek kehidupannya terjaga kualitasnya, termasuk kondisi kesehatannya. Siapa sangka, Coronavirus menyadarkan kita kembali bahwa kelalaian sekecil apapun, seperti tak mencuci tangan selama beberapa detik saja, mampu menimbulkan penyakit. Padahal, dulu kita sering menganggap remeh manfaat mencuci tangan yang singkat namun sehat itu.

Kondisi pandemi ini jangan sampai malah membuat kita berputus asa dan berpaling dari rahmat-Nya. Seberat dan sesulit apapun awalnya, semua masalah di dunia ini berfungsi untuk membuat diri manusia semakin lebih baik lagi. 

Ini mirip dengan ujian kenaikan di sekolah agar para murid mampu naik dari kelas terendah hingga tertinggi. Setiap ujian-Nya menghasilkan perubahan kehidupan ke arah kebaikan bagi umat manusia sepanjang zaman.

Ibnul Jauzi, seorang ulama besar dan ahli fiqih, mengatakan nasehat yang sangat layak kita renungkan saat Ramadan di tengah pandemi Corona ini:

"Intinya, dunia adalah ladang beramal untuk menuai hasil di akhirat kelak. Barangsiapa memanfaatkan waktu luang dan nikmat sehat dengan melakukan ketaatan, maka dia akan berbahagia. Setelah waktu luang akan datang (waktu yang penuh) kesibukan. Begitu pula sesudah sehat akan tiba kondisi sakit yang tidak menyenangkan."[Fathul Bari, Ibnu Hajar, 18/219, Mawqi' Al Islam].


Semoga Allah swt selalu memberi kita taufik dan hidayah-Nya untuk memanfaatkan dua nikmat ini, kesehatan dan waktu luang, dalam ketaatan selama Ramadan hingga seterusnya, Aamiin YRA. Salam Ramadan penuh berkah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun