Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mitos Menggelikan Seputar Puasa Jadi Kenangan Ramadan

12 Mei 2020   23:28 Diperbarui: 12 Mei 2020   23:46 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah kuliah dan bekerja, saya baru tersadar. Kenangan Ramadan sejak usia SD hingga SMU tak lepas dari mitos-mitos seputar ibadah puasa.

Semasa SD, mitos yang paling saya ingat yaitu "menangis bisa membatalkan puasa." Padahal, selama airmata tidak masuk mulut dan tertelan, puasa tetap sah dan bisa terus dijalankan sampai Maghrib.

Nah, satu waktu pernah saya dan teman bermain ayunan di sekolah TK di samping SD. Saat itu, para murid TK sudah pulang.

Saking bersemangatnya bermain ayunan, kami pun saling bergantian mendorong ayunan. Satu dua kali mendorong ayunan, kami masih berhati-hati saat bermain.

Lama kelamaan, kami tambah bersemangat dan semakin kencang mendorong ayunan. Akibatnya, saya terjatuh dari ayunan dan mendarat di pasir! Wajah saya jelas kotor diselimuti pasir.

Aduh, itu rasanya sakit bukan main. Tambahkan pula rasa malunya itu lho karena jatuh dan ditonton orang yang sedang lalu-lalang. Pinginnya ya nangis.

Namun, karena waktu itu bertepatan pula dengan Ramadan, saya kuatkan diri untuk jangan sampai meneteskan air mata. Kan saya belum paham bahwa menangis tidak sampai membatalkan puasa.

Jadinya, saya tersiksa karena menahan sakit plus air mata setelah jatuh dari ayunan. Seorang ibu guru yang membantu saya berjalan ke ruang guru untuk diberikan obat merah bahkan sampai memuji saya karena tidak cengeng setelah terlempar dari ayunan hehehe..

Mitos lainnya seputar puasa Ramadan yaitu "menggosok gigi juga bisa membatalkan shaum."  Saya juga sempat termakan mitos ini sampai di SMP. Akibatnya, saya sampai sakit gigi, duh!

Mitos ini terpatahkan ketika saya berobat ke dokter gigi tak lama setelah Lebaran. Sang dokter mendapati konsumsi makanan dan minuman manis selama Ramadan memicu sakitnya gigi dan gusi saat tak dibarengi dengan sikat gigi yang rutin setiap hari.

Bu dokter gigi pun menasihati saya untuk tidak perlu cemas dengan tetap menggosok gigi secara teratur setiap kali berpuasa. Kuncinya yaitu menggosok gigi sebelum tidur dan sesudah sahur serta disarankan untuk menghindari sikat gigi di siang atau tengah hari saat Ramadan karena takut ada air yang (tak) sengaja tertelan saat berkumur.

Saat SMU, saya juga baru paham bahwa waktu Imsak bukanlah batas akhir makan sahur. Waktu Imsak adalah penanda waktu Shubuh akan segera tiba sehingga makan sahur masih bisa disantap tapi hanya sebentar sisa waktunya.

Makan sahur harus benar-benar berhenti saat adzan Shubuh sudah berkumandang. Maka itulah fungsi waktu Imsak sebagai "alarm" waktu Shubuh yang sebentar lagi tiba.

Dulu sebelum tahu info itu, saat bangun di waktu Imsak, saya sampai tidak berani makan atau minum sahur apapun, padahal belum masuk waktu Shubuh. Jadilah sepanjang hari saya lebih banyak diam (baca: tidur) untuk menghemat energi sampai waktu berbuka hahaha...

Ada masih banyak lagi mitos seputar shaum Ramadan yang pernah saya ketahui semasa sekolah dulu. Namun, ketiga mitos di ataslah yang paling berkesan hingga kini karena (selalu) sukses membuat saya tersenyum tiap kali mengingatnya, terutama saat Ramadan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun