Namun, pandemi COVID-19 telah melumpuhkan banyak sendi kehidupan, tak terkecuali kelancaran ibadah dan perayaan keagamaan. Jangankan beribadah ke luar kota apalagi ke luar negeri, ibadah dalam kota pun mau tak mau harus dibatasi belakangan ini.
Meskipun begitu, apakah proses ibadah dan peringatan hari-hari besar keagamaan menjadi berkurang maknanya dengan dilakukan di rumah? Di tengah masa yang penuh cobaan ini, setiap pemeluk agama harus yakin dan optimis bahwa ibadah tetap bermakna (dan berpahala) sekalipun tidak bisa dilakukan di rumah ibadah.
Merebaknya wabah virus Corona juga menyadarkan setiap pemeluk agama bahwa ibadah (dan juga perayaaan keagamaan) dapat dilaksanakan dari manapun tanpa mengurangi makna maupun pahalanya. Bukankah rahmat dan berkah dari Yang Maha Kuasa senantiasa ada untuk para hamba-Nya tanpa mengenal batas ruang dan waktu?
Di tengah ketidakpastian masa depan karena adanya COVID-19 ini, (lebih) mendekatkan diri kepada Yang Maha Esa dengan ibadah, termasuk peringatan hari-hari besar keagamaan, akan membuat seseorang tidak mudah patah arang. Kuatnya iman dalam jiwa membuatnya terus bersemangat untuk melangkah maju dalam hidupnya, betapapun sulitnya.
Keadaan saat ini memang tidak mudah bagi semua pemeluk agama. Namun, ingatlah bahwa "badai pasti berlalu." Yakinlah selalu bahwa semua manusia di muka bumi ini tidak akan (pernah) diuji melebihi batas kemampuan mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI