Ada keluarga yang sampai membeli mobil yang berukuran besar agar lebih banyak saudara yang bisa turut serta mudik bersama. Keluarga yang berencana umroh Ramadan ini juga merelakan untuk umroh di akhir tahun 2020 nanti supaya bisa mudik bersama keluarga lainnya.
Rencana tinggal rencana. Pemerintah resmi melarang mudik pada Ramadan tahun ini. Semua persiapan mudik pun kini hanya jadi kenangan Ramadan.
Sekalipun tidak mudik, awalnya kami pikir bisa leluasa bersilaturahmi di sekitar Jabodetabek. Ternyata, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) turut diberlakukan selama Ramadan ini.
Bagi anggota keluarga yang masih muda, kesempatan untuk mudik bareng keluarga besar itu masih terbuka lebar. Namun, untuk anggota keluarga yang sudah lansia (lanjut usia), urusan umur tidak ada yang bisa memastikan. Itu hal yang paling membuat sedih dengan batalnya mudik di Ramadan saat pandemi berlangsung.
Di luar urusan mudik keluarga, batalnya agenda kegiatan Ramadan bersama rekan dan teman di tempat bekerja juga membuat saya sedih. Acara seperti pesantren kilat Ramadan, bukber sekaligus santunan untuk anak yatim serta fakir miskin, dan yang lainnya terpaksa tak terlaksana di Ramadan ini.
Para donatur yang awalnya bersedia menyumbang sejumlah kegiatan tersebut pun ada yang mundur karena usaha mereka minim pemasukan selama terjadinya COVID-19. Saya memaklumi saat mereka lebih mengutamakan kesejahteraan karyawan mereka.
Ada pula donatur yang tetap menyumbang. Tapi, nominal donasinya sudah jauh menyusut. Jadilah kami, para panitia, ikut merogoh dana pribadi agar sumbangan anak yatim tetap berjalan seperti yang telah direncanakan, meskipun tanpa dibarengi bukber dengan mereka.
Memang jumlah donasinya tak sebesar seperti perkiraan awal. Meskipun begitu, kami senang karena tetap bisa membantu mereka di tengah segala ketidakpastian dan keterbatasan pada Ramadan ini.
Pengurus panti asuhan menuturkan, semenjak sebelum Ramadan, ada sejumlah donatur yang menghentikan sementara sumbangan mereka. Oleh karena itu, berapapun sumbangan yang diberikan, bantuan itu sangat berarti bagi para anak yatim di panti tersebut.
Setelah melihat kesulitan mereka, saya merasa malu jika banyak mengeluh selama Ramadan yang bersamaan dengan COVID-19 ini. Â Banyak orang yang nasibnya lebih sulit, namun mereka tetap berusaha optimis menjalani Ramadan.
Saya pun lantas tersadar. Momen tersulit di Ramadan ini bagi saya yaitu menerima kenyataan bahwa takdir ALLAH swt itu adalah yang terbaik bagi para hamba-Nya, sesulit apapun takdir itu pada mulanya.