Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Pangan Lokal Bergizi untuk Menu Sepanjang Hari

28 Februari 2020   17:03 Diperbarui: 29 Februari 2020   10:30 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pancake lezat dan sehat ini terbuat dari pangan lokal yaitu ubi ungu (Dokpri)

Apa menu makanan (dan cemilan) Anda sehari-hari? Nasi, roti, dan biskuit sangat mungkin menjadi jawaban terbanyak.  Bagaimana dengan ubi, singkong, labu, jagung, sagu, sukun dan sejenisnya? Berapa kali dalam seminggu Anda mengonsumsi pangan lokal Nusantara tersebut?

Roti dan biskuit berbahan baku tepung terigu yang berasal dari gandum. Sedangkan gandum bukan termasuk pangan lokal Indonesia dan harus diimpor. Ketergantungan masyarakat terhadap pangan impor jelas bukan faktor yang mendukung ketahanan pangan nasional.   

Sayangnya, pangan lokal (belum) menjadi menu favorit rakyat Indonesia. Padahal, menurut data Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) tahun 2016, pangan lokal yaitu jagung dan ubi singkong terus meningkat produksinya (di atas 20 juta ton) per tahun.

Produksi jagung sebagai pangan lokal terus meningkat setiap tahunnya (www.pangannusantara.bkp.pertanian.go.id)
Produksi jagung sebagai pangan lokal terus meningkat setiap tahunnya (www.pangannusantara.bkp.pertanian.go.id)
Pengalaman yang sering saya temui selama ini adalah pangan lokal masih belum identik dengan menu kekinian.  Misalnya, saat jamuan, orang lebih senang jika disuguhi jenis kue dan roti modern dibandingkan dengan jagung bakar, ubi rebus, dan singkong goreng.  Iya kan? Hehehe...

Kita patut mengapresiasi adanya olahan kekinian dari pangan lokal.  Sebut saja brownies talas, macaroni jagung, bolu singkong, dan sebagainya.  Olahan tersebut umumnya diproduksi oleh UMKM dan dikonsumsi sebagai konsumsi rapat maupun oleh-oleh khas dari daerah tertentu.

Lalu, bagaimana dengan konsumsi harian pangan lokal dalam keluarga?  Selain murah dan mudah didapat, pangan lokal juga potensial untuk dimasak sebagai menu sepanjang hari yang praktis dan bergizi.  Berikut ini adalah tiga jenis pangan lokal yang bisa dikonsumsi sehari-hari.

Ubi singkong juga menunjukkan kenaikan produksi dari pangan lokal Nusantara (pangannusantara.bkp.pertanian.go.id)
Ubi singkong juga menunjukkan kenaikan produksi dari pangan lokal Nusantara (pangannusantara.bkp.pertanian.go.id)
Sarapan pagi dengan Ubi yang penuh energi
Ubi jalar (Ipomoea batatas) termasuk sumber karbohidrat, selain beras dari padi, yang ideal dikonsumsi di pagi hari.  Bonusnya lagi, serat pada ubi jalar membuat seseorang lebih lama merasa kenyang sehingga terhindar dari kebiasaan mengemil makanan yang tidak sehat.

Manfaat sarapan pagi, tak terkecuali dari pangan lokal tentunya memberi bahan bakar energi bagi tubuh dan otak.  Namun, kesibukan di pagi hari membuat (banyak) orang melewatkan makan pagi.  Menu sarapan yang praktis, ekonomis, dan bergizi jelas menjadi pilihan utama.

Ubi ungu termasuk pangan lokal yang berasal dari kelompok ubi jalar (Dokpri)
Ubi ungu termasuk pangan lokal yang berasal dari kelompok ubi jalar (Dokpri)
Mungkin ada yang protes bahwa konsumsi ubi jalar dalam bentuk alaminya itu rentan membuat perut kembung dan buang angin (kentut).  Bahasa kerennya yaitu 'flatulensi.'  Konsumsi pangan kaya serat plus karbohidrat berpotensi menimbulkan gas berlebih dalam lambung.

Solusinya, ubi jalar (sweet potato) tersebut diolah lebih lanjut.  Situs Kementan RI menyebutkan olahan ubi jalar antara lain tepung ubi jalar/ungu, tiwul, mie, kerupuk/opak, ender-ender (keripik), rengginang (eyek-eyek), kemplang, cheese stick, pizza, es ubi ungu, dan lainnya.

Ubi ungu yang termasuk ubi jalar memiliki nilai gizi yang tinggi untuk sarapan pagi (www.pangannusantara.bkp.pertanian.go.id)
Ubi ungu yang termasuk ubi jalar memiliki nilai gizi yang tinggi untuk sarapan pagi (www.pangannusantara.bkp.pertanian.go.id)
Bagaimana jika Anda menyiapkan sekotak pancake (kue panekuk) berbahan dasar ubi ungu di akhir pekan? Pancake ubi ungu lalu disimpan di kulkas dan dihangatkan saat sarapan untuk sepekan ke depan.  Percaya deh, rasanya tak kalah lezat dari roti dan biskuit!  Inilah resepnya.

Pancake Ubi Ungu

*Bahan kering:

1 buah ubi ungu ukuran sedang

1 buah pisang matang ukuran sedang (daging buahnya sudah lunak)

1 bungkus kecil oatmeal instant (saya memakai rasa vanilla)

1 sdt bubuk vanili

1 sdt baking powder

1 sdt bubuk kayu manis

sdt garam

**Bahan basah:

2 butir telur

6 sdm madu (sesuai selera)

***Cara membuat:

1. Rebus ubi ungu hingga empuk. Kupas dan haluskan selagi hangat.

2. Kupas dan haluskan pisang lalu campur semua bahan kering hingga menyatu.

3. Kocok telur bersama madu hingga menyatu.

4. Campur bahan kering dan basah.  Aduk dengan rata.

5. Panaskan wajan dengan 3 sdm butter/margarin.  Masukkan adonan pancake dalam bentuk 3 lingkaran (per lingkaran sekitar 1 sdm adonan) ke wajan agar tidak terlalu penuh.

6. Bolak-balik pancake hingga kedua sisinya matang.  Sajikan dengan taburan (topping) parutan keju, meises, dan alternatif topping lainnya.  Sarapan pun terasa semakin menyehatkan, mantap!

Pancake Ubi Ungu ini termasuk kombinasi pangan lokal dengan sarapan kelas global (Dokpri)
Pancake Ubi Ungu ini termasuk kombinasi pangan lokal dengan sarapan kelas global (Dokpri)
               

Makan siang dengan Jagung yang membuat kenyang
Setelah sarapan dengan pancake ubi ungu yang berenergi, saatnya makan siang dengan pangan lokal lainnya aitu jagung (Zea mays).  Jagung dibawa penjelajah dari Portugis ke Nusantara sekitar abad ke-16.  Di Indonesia, jagung pernah menjadi pangan pokok di Madura.

Bagi yang sedang menjaga berat badan ideal, jagung adalah pilihan tepat. Kaya karbohidrat dan serat, jagung bisa dikonsumsi bersama lauk-pauk dari protein nabati dan hewani tanpa harus menambahkan nasi.  Warna kuning pada jagung menandai kandungan Vitamin A.

Yuk konsumsi jagung dalam menu manis maupun gurih (Dokpri)
Yuk konsumsi jagung dalam menu manis maupun gurih (Dokpri)
Jagung banyak ditanam di Pulau Jawa, Sumatra, Nusa Tenggara, dan Papua.  Produk olahan jagung yang telah terdata oleh Kementerian RI antara lain tepung, beras jagung analog, nasi jagung instan, mie jagung, tortilla jagung, marning/jamudin, gula jagung, dan bolu gulung.

Keistimewaan jagung (corn) yaitu pangan lokal ini sama lezatnya saat diolah dengan rasa manis maupun gurih.  Pecinta makanan jajanan pasti kenal dengan 'JaSuKe (jagung, susu, dan keju).'  Penggemar gorengan jelas akrab dengan renyahnya bakwan jagung.  Jadi lapar hihihi...

Jagung tak hanya lezat namun juga jelas sehat karena kaya serat! (www.pangannusantara.bkp.pertanian.go.id)
Jagung tak hanya lezat namun juga jelas sehat karena kaya serat! (www.pangannusantara.bkp.pertanian.go.id)
Untuk menikmati makan siang yang mengenyangkan tanpa menggemukkan, kombinasi protein hewani dan nabati dari jagung patut dicoba.  Jika selama ini Anda terbiasa dengan telur mata sapi, mari kita buat yuk kreasi resep 'Telur Mata Jagung' di bawah ini.  Sehat dan lezat!

Telur Mata Jagung

*Bahan:

1 buah jagung ukuran sedang

1 sachet daging cincang/kornet (corned beef)

2 butir telur

4 sdm saus tiram

**Bumbu halus:

2 buah cabai merah besar

4 buah cabai rawit hijau

5 siung bawang merah

3 siung bawang putih

1 buah kemiri

sdt merica bubuk

sdt ketumbar bubuk

sdt garam

sdt gula

***Cara membuat:

1. Rebus jagung hingga air mendidih.  Sisir jagung dengan pisau hingga tersisa butirannya saja.

2. Rebus telur dan kupas.  Belah tengah sehingga menjadi 4 irisan telur dan keluarkan kuning telurnya.  Dua irisan telur digoreng sebentar. Dua irisan sisanya tidak perlu digoreng.

3. Haluskan bahan bumbu lalu tumis dengan 3 sdm minyak hingga harum.

4. Lalu, tambahkan dan aduk-aduk kornet ke dalam tumisan.

5. Masukkan butiran jagung dan saus tiram.  Aduk sampai bumbu meresap dan merata.

6. Tumis jagung dan kornet siap dihidangkan dalam irisan telur yang sebelumnya berisi kuning telur.  Sajikan bersama saus sambal dan cabai rawit.  Makan siang buat hati tambah senang!

Menu 'Telur Mata Jagung' ini pas untuk Anda yang sedang menjaga berat badan (Dokpri)
Menu 'Telur Mata Jagung' ini pas untuk Anda yang sedang menjaga berat badan (Dokpri)
   

Makan malam dengan Singkong yang kaya serat

Pagi sarapan ubi, siang makan jagung, lalu malam makan (pangan lokal) apa ya? Ubi singkong (Manihot esculenta) bisa dikonsumsi agar proses regenerasi sel tubuh saat tidur malam semakin optimal.  Serat dan Vitamin C pada singkong membuatnya cocok untuk imunitas tubuh.

Untuk makan malam, idealnya lambung tidak lagi mencerna makanan berat karena energi tubuh hanya digunakan untuk beristirahat.  Namun, jangan pula kelaparan di malam hari karena seseorang akan tergoda untuk ngemil di tengah malam.  Pasti banyak yang setuju hehehe...

Makan malam dengan singkong goreng ini menyehatkan sekaligus mengenyangkan lho! (Dokpri)
Makan malam dengan singkong goreng ini menyehatkan sekaligus mengenyangkan lho! (Dokpri)
Kandungan gizi singkong (cassava) dan ubi jalar memang hampir serupa.  Bedanya, jumlah karbohidrat dan energi ubi jalar (sedikit) lebih rendah daripada singkong.  Maka itulah, ubi jalar lebih sesuai untuk sarapan karena seseorang masih bisa menikmati makan siang dan malam.

Konsumsi singkong di malam hari akan membuat perut (tetap) kenyang hingga pagi.  Di Indonesia, ada delapan propinsi yang menjadi sentra produksi singkong yaitu Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogya, NTT, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara.

Singkong adalah pangan lokal yang memiliki banyak produk olahan, termasuk tape yang asam anis (www.pangannusantara.bkp.pertanian.go.id)
Singkong adalah pangan lokal yang memiliki banyak produk olahan, termasuk tape yang asam anis (www.pangannusantara.bkp.pertanian.go.id)
Selain variasi produk dari tepung singkong (aci), olahan tradisional singkong yang tak kalah populernya adalah tapai/tape singkong (peuyeum -- istilah Sunda).  Contohnya mulai dari es, kolak, hingga bolu tape.  Agar malam tetap kenyang (tanpa nasi), yuk konsumsi pudding tape ini.

Pudding Tape Singkong

*Bahan:

1 buah tape singkong ukuran sedang (tape kuning lebih lezat)

1 bungkus agar-agar/nutrijel rasa plain

500 ml air matang (kira-kira 2.5 air mineral dalam kemasan ukuran gelas/cup)

10 sdm madu (sesuai selera)

Choco chip dan meises coklat (opsional)

**Cara membuat:

1. Haluskan tape singkong dengan melumatnya (buang sumbu tapenya terlebih dahulu).

2. Campur agar-agar, tape, dan air.  Aduk ketiganya sampai tercampur rata.

3. Masak dan masukkan madu sambil diaduk perlahan-lahan hingga mendidih.

4. Tuang ke dalam cetakan puding yang telah ditaburi choco chip dan meises.

5. Sajikan setelah padat.  Puding lebih nikmat setelah disimpan dalam kulkas.

6. Iris puding sesuai selera dan sajikan bersama segelas teh tawar hangat.  Rasanya juara! 

Puding Tape Singkong ini kaya serat dan menyegarkan sebagai cemilan mengenyangkan (Dokpri)
Puding Tape Singkong ini kaya serat dan menyegarkan sebagai cemilan mengenyangkan (Dokpri)
Selain bergizi dan bernilai jual tinggi, pangan lokal juga potensial menjadi duta kulinari bangsa. Mereka dapat disajikan ke seluruh dunia dalam variasi menu terkini.  Yuk, kita konsumsi dan sebarluaskan pangan lokal.  Sehat pangannya, lezat menunya, dan sejahtera petani lokalnya.    

Pangan lokal Nusantara yang bergizi layak dikonsumsi dengan menu kelas dunia (Dokpri)
Pangan lokal Nusantara yang bergizi layak dikonsumsi dengan menu kelas dunia (Dokpri)
Tulisan estafet  perdana Sambung Menyambung Menjadi Konten ini adalah konten kedua  dari tim  "Trio Srikandi Kompasianer Menawan" yang terdiri dari Dewi Puspa, Khairunisa Maslichul dan Riap Windhu.

                 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun