Untuk penyerapan, retinol lebih mudah diserap tubuh daripada carotenoid. Retinol larut dalam lemak sehingga cocok jika ikan, ayam, daging, dan telur dimasak dalam bentuk tumis-tumisan yang mengandung minyak. Sementara itu, carotenoid harus diubah dulu menjadi retinol sebelum diserap tubuh.
Sejumlah penelitian gizi dan kesehatan telah membuktikan vitalnya vitamin A selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Sejak ibu hamil, konsumsi vitamin A harus dicukupi untuk mencegah kematian dini dan penyakit seperti diare, campak, malaria, asthma, dan bahkan hingga kepikunan (Alzheimer).
Riset gabungan para ilmuwan pada Universitas Oxford-Inggris dan Universitas Aga Khan-Pakistan pada tahun 2011 menunjukkan suplementasi vitamin A mampu mencegah kematian bayi dan balita hingga 24%. Data riset itu diambil dari ratusan ribu anak di sejumlah negara miskin dan berkembang di dunia.
Penelitian dari Columbia University Medical Center tahun 2014 mendapati bahwa ibu hamil yang mengalami KVA lebih rentan mengidap asthma, begitu pula dengan bayinya. Ini karena asam retinoid (retinoic acid) yang termasuk retinol sangat diperlukan dalam pembentukan paru-paru untuk pernafasan.
Di Afrika, pemberian kapsul vitamin A bersama vaksin imunisasi terbukti melindungi bayi dan balita dari penyakit malaria yang merupakan endemik di daerah tropis. Riset dari John Hopkins Bloomberg School of Public Health-AS tahun 2015 itu juga mendapati, hanya imunisasi tak efektif mencegah malaria.
Para peneliti di Afrika itu membagi balita menjadi 3 kategori yaitu hanya mendapat imunisasi, memperoleh vitamin A saja, dan gabungan imunisasi serta vitamin A. Hasilnya, kelompok balita yang diberi vitamin A lebih sedikit jumlahnya yang mengidap malaria karena imunitas tubuhnya meningkat.Â
Tahun 2017, riset dari University of British Columbia menemukan bahwa kerusakan otak pada penderita Alzheimer yaitu pikun parah pada para orang tua ternyata berakar puluhan tahun dari KVA saat mereka masih berbentuk janin maupun balita. Pembentukan otak sangat memerlukan cukupnya vitamin A.
Wah, sampai sebegitu parahnya ya efek kekurangan (defisiensi) vitamin A? Wajarlah saat pemerintah Indonesia, salah satunya melalui posyandu, konsisten memberikan kapsul vitamin A dua kali per tahun. Efek KVA itu ternyata bukan hanya selama setahun atau dua tahun, tapi hingga puluhan tahun.
Ibu dari keponakan saya itu pun bertutur, "Pantes ya. Bidan dan dokter kandungan itu paling rewel soal vitamin A selama saya periksa kehamilan." "Waktu masuk bulan ke-9, mereka juga sering berpesan supaya bayi saya harus rutin diberi vitamin A sampai 5 tahun," ungkapnya lagi dengan wajah serius.