Sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim, Indonesia ada di posisi kelima sebagai negara konsumen busana muslim terbesar di dunia (US$ 12,69 miliar).  Data itu berasal dari Thomson Reuters dalam "State of the Global Islamic Economy 2015."Â
Data dari Organisasi Konferensi Islam (OKI) di tahun 2017, Indonesia menempati posisi ketiga sebagai eksportir busana muslim (US$ 7,18 miliar). Â Peringkat pertama dunia ekspor busana muslim diisi Bangladesh (US$ 22 miliar) dan Turki (US$ 14 miliar). Â Â Â Â Â Â Â
Hal itu pula yang melatarbelakangi hadirnya gamis (busana terusan untuk muslimah) jumbo cantik dari "House of Nayala". Ibu Siti Nurhasanah, S.Si, M.Si., sebagai pendiri House of Nayala termasuk seorang pelaku UMKM yang memiliki idealisme unik.
House of Nayala dari Bogor ini juga menjadi bukti luar biasa besarnya potensi busana muslim di Indonesia. Â Saat menerima Komunitas Muslim Fashion di Istana Bogor pada April 2018, Presiden Jokowi pun mengakui peluang raksasa dari busana muslim.
Menurut informasi yang diterima Jokowi, setiap tahun bisnis fashion mencetak minimal nilai ekonomi sebesar Rp 166 triliun. Â Busana muslim menyumbang Rp 54 triliun (sekitar 32%) dari nilai total tersebut. Â Angka tersebut pastinya dapat terus meningkat.
Niat awal Bu Nur berbisnis busana muslim yaitu menyediakan koleksi berkualitas dengan harga terjangkau. Â Selain itu, beliau ingin agar bisnisnya dapat menyerap banyak tenaga kerja, terutama kaum muda dengan ide-ide segar dan energi besar mereka.Â
Maka itulah, UMKM busana muslim harus terus menggenjot roda perekonomian nasional. Â Industri busana, tak terkecuali busana muslim, dapat menyerap hingga 2 juta orang pekerja (14,7%) dari total tenaga kerja di sektor industri sesuai data BPS 2015.
Produksi gamis jumbo cantik berasal dari kesulitan Bu Nur dalam membelikan busana muslim untuk sang ibunda (80 kg) dan kakak perempuannya (90 kg).  "Saya cari di (toko) online dan offline, bahkan untuk dapat satu saja, ampun susahnya!" tuturnya.
Tambah Bu Nur, "Ukuran gamis jumbo terbesar itu umumnya hanya sampai 3L. Â Seringnya menjahit baju. Â Tapi, (hasilnya) tidak nyaman dan mahal pula." Â Pengalaman Bu Nur, harga kain hingga ongkos menjahit baju super ekstra (XXL) minimal Rp 500 ribu.
Tak ingin orang lain yang bermasalah serupa mengalami kesulitan yang sama, tahun 2018 ini, Bu Nur mantap memulai produksi gamis jumbo cantik yang didesainnya sendiri. Â Kain nyaman dan desain sederhana namun memesona menjadi acuannya.
Oleh karena itu, koleksi gamis jumbo cantik dari House of Nayala berukuran L hingga 5L. Â Jenis kain yang dipakai harus menyerap keringat dan ringan antara lain kain katun, maxmara, jersey, dan misbi. Â Model gamisnya pun mengikuti tren kekinian.
Selain diperuntukkan bagi pemilik tubuh ekstra lebar, gamis jumbo cantik ini juga sesuai bagi ibu menyusui dan pasien rumah sakit. Â Letak ritsleting (zipper) panjang di bagian depan baju memudahkan penggunanya untuk memakai baju dari bawah.
Harga gamis jumbo yaitu Rp 210 ribu -- Rp 360 ribu. Â Di hari-hari besar Islam, seperti Maulid Nabi, ada diskon 25% untuk semua varian. Â "Dari kantong mahasiswa sampai ibu bekerja, InsyaAllah terjangkau untuk membeli koleksi kami," tekad Bu Nur.
Meskipun Pembeli Masih Sedikit, Tenaga Kerja Tetap Produktif
Ruko House of Nayala berlokasi di jalan masuk ke Komplek Ziara Valley di Dramaga Bogor. Â Bu Nur menyadari, ruko gamis jumbo cantik yang disewanya belum banyak pembeli. Â "Maklum, ruko ini baru ditempati setelah Lebaran lalu," ungkapnya.
Kedua orang asisten toko, Â Intan Puspita Sari dan Rizka Rahmawati, adalah alumni jurusan Pemasaran SMKN 1 Kota Bogor. Selain mempraktekkan ilmu dari SMK, izin dari Bu Nur untuk bisa bekerja sambil kuliah membuat mereka nyaman bekerja.
Di awal mengisi ruko yang sejajaran dengan ruko playgroup ini, Bu Nur sempat hanya menjual satu baris gamis alias cuma 6 baju!  "Bismillah, saya tetap jalan terus.  Apalagi sekarang usaha ini sudah memiliki 7 orang tenaga kerja," terangnya sumringah.
Untuk promosi offline gamis jumbo cantik, selama ini masih dari cerita mulut ke mulut (words of mouth) para ibu wali murid di playgroup.  "Mereka tertarik membeli setelah sharing info sesama mereka tentang kain gamisnya yang nyaman," ujar Rizka.
Sedangkan promosi online, via Facebook dan Instagram, para pembeli  (khususnya ibu rumahtangga) biasanya bertanya tentang ukuran 3L hingga 4L.  Sejak Desember ini, House of Nayala telah memiliki website sebagai situs belanja online.
Didukung Layanan JNE, Volume Bisnis Online Tambah Oke
Saat masih berbisnis sepatu, Bu Nur telah menggandeng JNE sebagai mitra kurir pengiriman produknya. Â "Lokasi pengiriman JNE yang menjangkau hingga ke pelosok daerah di Indonesia sangat mendukung bisnis saya selama ini," ungkap Bu Nur.
Pebisnis busana muslim yang juga pegawai kementerian di Jakarta ini kembali memakai JNE untuk bisnis gamis jumbonya. Â "Kami juga baru ditawari untuk berjualan di sebuah marketplace. Â Pastinya JNE menjadi pilihan utama jasa kurirnya," urai Bu Nur.
Sambung Rizka yang rutin mengirim gamis via agen JNE terdekat dari ruko, Â ditempuh dengan 5 menit berjalan kaki, "Alhamdhulillah, selama ini kami dan konsumen puas dengan JNE. Â Kami juga tertarik untuk memakai layanan JNE Cashless nantinya."
Menurut Mohamad Feriadi selaku Presiden Direktur JNE, e-commerce berkontribusi hingga 40% terhadap JNE.  "Fasilitas JNE Cashless ini untuk memudahkan transaksi dan membahagiakan para pelaku bisnis online di seluruh Indonesia," ujarnya. Â
Adanya layanan JNE Cashless ini jelas membantu UMKM pemula untuk go digital, seperti halnya usaha milik Bu Nur yang baru memiliki 2 asisten. Â Pengiriman barang akan lebih efektif dan efisien karena input data pengiriman juga telah otomatis.
Impian Bu Nur untuk mengirim barang ke luar negeri secara mudah dan aman bisa menjadi kenyataan dengan JNE International Service. Â Sejak tahun 1991, JNE menjadi anggota asosiasi perusahaan kurir dari negara Asia yang berpusat di Hongkong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H