Sumber daya manusia manusia yang berkualitas adalah salah satu kunci untuk memajukan Indonesia. Â Peran pengembangan pendidikan tentunya ada di tangan pemerintah bersama dengan pihak swasta, tak terkecuali PT Freeport Indonesia (PTFI).
Wujud nyata peran PTFI dalam mendukung pemeratan pendidikan di Papua telah ditampilkan dalam bentuk data statistik maupun penerima manfaat nyatanya pada "Filantropi Indonesia Festival (FIFEST)" 2018. FIFEST sendiri telah berlangsung selama 3 hari, dari Kamis -- Sabtu, 15 -- 17 November 2018 di Cenderawasih Hall - JCC Senayan.
Stand PTFI termasuk yang menyedot perhatian para pengunjung di FIFEST 2018. Informasi yang disajikan di stand PTFI antara lain meliputi bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan infrastruktur. Adapun fokus artikel ini yaitu pada kontribusi PTFI terhadap kemajuan pendidikan yang dirasakan putra-putri asli Papua.
Mitra PTFI dalam bidang pendidikan yaitu Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) sebagai pengelola Dana Kemitraan. Bentuk program pendidikan yang dapat diikuti masyarakat Papua melalui PTFI dan LPMAK yaitu program asrama, beasiswa, dan pendidikan kejuruan.
LPMAK telah membangun dan mengelola 5 asrama bagi siswa Papua untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan, khususnya bagi generasi muda dari daerah terpencil. Â Asrama LPMAK berjumlah 4 buah di Kabupaten Mimika, salah satu lokasi operasi PTFI, dan 1 asrama di Semarang bagi siswa Papua di Jawa.
Data di akhir tahun 2017 menunjukkan kelima asrama LPMAK tersebut ikut mendukung proses pendidikan 843 siswa. Selain pendidikan formal, para penghuni asrama LPMAK juga dibekali dengan pengembangan karakter, seni budaya, kepemimpinan, kemandirian, dan keterampilan dasar hidup lainnya.
 PTFI juga memiliki Asrama Tomawin di Tembagapura yang dikelola bersama dengan Yayasan Pendidikan Jayawijaya. Asrama ini diperuntukkan bagi siswa dari Suku Amungme yang berada di dataran tinggi maupun pegunungan. Sampai tahun 2017, Asrama Tomawin diisi oleh 60 siswa yang berasal dari Suku Amungme.
 Asrama LPMAK dan Tomawin sama-sama dilengkapi dengan fasilitas penunjang yaitu komputer, perpustakaan, ruang belajar, lapangan olahraga, dan lainnya.  Tujuan pendidikan berasrama ini tentunya untuk meningkatkan kapasitas intelektual, emosional, sosial, dan spiritual para anak dan pemuda Papua sejak dini untuk bekal masa depan mereka.