Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengatasi Amukan si Cincin Api dengan Informasi Resmi

14 September 2018   12:49 Diperbarui: 14 September 2018   17:00 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Budaya sadar bencana bisa ditanamkan sejak dini seperti berlindung di kolong meja kayu saat gempa (Photo: jpninfo.com)

               

                Cincin logam jelas diinginkan dalam pernikahan.  Harga emas yang terus naik dan diumumkan setiap hari tetap membuat orang membelinya.  Tapi, bagaimana dengan info resmi bahwa daerah kita masuk dalam lokasi cincin api (the  ring of fire)?

                Letak geografis Indonesia inilah yang wajib diketahui oleh seluruh masyarakat Indonesia.  Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Indonesia  termasuk bagian Cincin Api Pasifik.  Maka itu, siaga bencana adalah suatu keharusan.1]

                Cincin atau Lingkaran Api Pasifik adalah gugusan gunung api aktif, tak terkecuali di Indonesia. Dahsyatnya erupsi (letusan) Gunung Krakatau di Lampung tahun 1883 dan Gunung Merapi di Yogyakarta tahun 2010 bahkan  menarik perhatian masyarakat global.  

Lokasi cincin api juga berada di irisan 3 (tiga) lempeng tektonik dunia.  Ketiganya yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.  Saat ada lempeng bumi yang bergeser, maka gempa bumi, tsunami, dan erupsi akan terjadi.  Seram ya?

Indonesia berlokasi di lingkaran cincin api Pasifik yang rawan erupsi gunung berapi, gempa bumi, dan tsunami (Photo: www.nationalgeographic.org)
Indonesia berlokasi di lingkaran cincin api Pasifik yang rawan erupsi gunung berapi, gempa bumi, dan tsunami (Photo: www.nationalgeographic.org)
Layaknya "sedia payung sebelum hujan", kita sulit menentukan waktu pasti turunnya hujan maupun datangnya bencana.  Tetapi, payung membuat kita tak basah kuyup saat hujan.  Begitu pula dengan manajemen bencana agar kita siap untuk selamat.

Titik kritis dari manajemen bencana yaitu tersedianya informasi yang valid dan akurat.  Jika informasi tak tepat, respon tindakan bisa menyesatkan dan bahkan membahayakan.  Misalnya broadcast info via WhatsApp dari sumber yang tak jelas.

Di Indonesia, informasi pasti dan terpercaya terkait seluk-beluk bencana dapat diakses melalui situs dan media sosial BNPB.  Penelitian Michigan State University di AS tahun 2015 menunjukkan strategisnya peran media sosial dalam manajemen bencana.2]

Penelitian tersebut mendapati pada tahun 2015, sejumlah penduduk Nepal belum mengalami gempa namun telah membaca cuitan (tweet) tentang gempa di daerah lain.  Ternyata, beberapa menit setelahnya, mereka turut merasakan gempa.

Infrastruktur tahan bencana dapat meminimalisir jumlah korban jiwa dan kerugian ekonomi pasca bencana (Photo: www.colorado.edu)
Infrastruktur tahan bencana dapat meminimalisir jumlah korban jiwa dan kerugian ekonomi pasca bencana (Photo: www.colorado.edu)
Adanya tanda peringatan dini (early warning sign) jelas mengurangi dampak negatif bencana, terutama jumlah korban jiwa.  Ilmuwan dari University of Colorado Boulder di AS pada Februari 2018 membuktikan manfaat ekonomi dari siaga bencana.3]

Riset itu mendapati, dari setiap dollar AS (US$1) anggaran untuk bangunan tahan bencana alam, pemerintah dapat menghemat sekitar US$6 (sekitar Rp.90.000) untuk setiap kerusakan.  Contohnya antara lain hilangnya properti dan gangguan kesehatan.   

Bencana memang sulit dihindari, tapi masih dapat diantisipasi.  BNPB pun rutin menyajikan informasi terbaru dan terpercaya mengenai bencana di Indonesia.  Inilah info tentang siaga bencana, termasuk mengantisipasi gempa dan erupsi gunung berapi.            

Sebelum bencana terjadi, kenali bahayanya sejak dini dengan teliti

Pola bencana alam di masa lalu berpotensi menjadi indikator terulangnya kembali bencana serupa di masa depan.  Temuan itu didapati para ilmuwan di Aarhus University Denmark tahun 2013 yang meneliti sejumlah erupsi di Eropa dan Amerika.4]

Saat Gunung Anak Krakatau terus-menerus mengeluarkan letusan, pemerintah melarang warga berada dalam radius 1 km dari gunung (Photo: setkab.go.id)
Saat Gunung Anak Krakatau terus-menerus mengeluarkan letusan, pemerintah melarang warga berada dalam radius 1 km dari gunung (Photo: setkab.go.id)

Indonesia memiliki 127 gunung berapi aktif dan 70 di antaranya termasuk kategori berbahaya.  Status gunung api (awas, siaga, waspada, normal) dapat dipantau melalui situs BNPB.  Saat ini, Gunung Agung dan Sinabung berstatus siaga dan awas.5]

Letusan gunung berapi juga menyebabkan kerugian ekonomi terparah.  Banjir lahar yang menyertai erupsi akan membakar daerah di bawah gunung.  Sebelum lahar sampai mengalir, penduduk sekitar harus telah mengungsi dan mengosongkan rumah.

Semakin dini mengetahui, terutama pada anak usia sekolah dasar, semakin melekat budaya sadar bencana pada diri seseorang tertanam.  Siaga bencana ini jelas sangat penting bagi penduduk yang telah puluhan tahun tinggal di sekitar gunung api.

Praktek simulasi menghadapi bencana dapat pula mengurangi kepanikan ketika bencana sungguhan terjadi, seperti halnya di Jepang.  Para murid kelas 1-3 SD di sana telah diajari materi "Let's Learn about Survival & Safety" dari Kementerian Pendidikan.6]

Anggota masyarakat dalam komunitasnya masing-masing dapat menyebarluaskan info resmi dan terpercaya via media sosial sebagai bagian dari manajemen bencana (Photo: msutoday.msu.edu)
Anggota masyarakat dalam komunitasnya masing-masing dapat menyebarluaskan info resmi dan terpercaya via media sosial sebagai bagian dari manajemen bencana (Photo: msutoday.msu.edu)

Oleh karena itu, di setiap rumah, idealnya setiap keluarga telah menyiapkan satu tas perbekalan yang berisi pakaian, makanan, dan obat-obatan.  Tas itu bisa langsung dibawa ketika suatu waktu terjadi bencana alam yang tak terduga datangnya.

Saat bencana melanda, kurangi risikonya dengan tenang dan terencana

Lalu, bagaimana ketika bencana tiba-tiba melanda?  Kuncinya adalah tetap tenang selama menyelamatkan diri dan mendatangi lokasi aman.  Saat bencana, ikuti instruksi dari petugas berwenang sambil terus memantau berita resmi dari pemerintah.

Masyarakat dapat memantau status terkini sejumlah gunung berapi di Indonesia melalui situs resmi BNPB/Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Photo: bnpb.go.id)
Masyarakat dapat memantau status terkini sejumlah gunung berapi di Indonesia melalui situs resmi BNPB/Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Photo: bnpb.go.id)
Rasa tenang ini akan mengurangi risiko bahaya selama bencana, utamanya saat gempa dan tsunami.  Berlutut di bawah meja kayu sambil melindungi kepala ketika gempa terjadi adalah salah satu prosedur mitigasi gempa selama berada di ruangan. 7]

 Jika berada di luar saat gempa, hindari berlindung di dekat pohon atau bangunan yang beresiko roboh.  Gempa di pantai juga bisa menjadi penanda datangnya tsunami.  Segera tinggalkan pesisir pantai untuk berlindung di dataran tinggi terdekat.

Letusan gunung berapi akan disertai banjir lahar panas yang mengalir ke daerah di bawah gunung, tak terkecuali permukiman penduduk (Photo: www.nationalgeographic.co.uk)
Letusan gunung berapi akan disertai banjir lahar panas yang mengalir ke daerah di bawah gunung, tak terkecuali permukiman penduduk (Photo: www.nationalgeographic.co.uk)
Seperti erupsi, gempa juga bisa terjadi berulangkali.  Pemerintah Indonesia telah menghimbau warga Lombok di Nusa Tenggara Barat untuk tidak lagi membangun rumah di tanah urug atau lahan terjal yang telah lapuk lapisannya dan tak tahan gempa.8]

  Untuk bencana erupsi, BNPB rutin meng-update status gunung berapi di Indonesia.  Status tersebut sesuai data pengamatan terkini dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi pada Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM).     

Ketika aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau semakin tinggi pada Juli 2018, masyarakat dan wisatawan dilarang berada dalam radius 1 km dari gunung.9]  Statusnya hingga kini masih tergolong Level II (Waspada).  Level teraman yaitu Level I (Normal).

Sesudah bencana berlalu, kelola budaya sadar bencana dengan bermutu

                Penanganan pasca bencana dilakukan untuk menjaga kesehatan fisik maupun mental para korban bencana, terutama pada anak-anak.  Riset dari University of Miami di AS tahun 2017 menunjukkan anak korban bencana berisiko mengalami trauma.10]

Bantuan materi dan dukungan sosial pada anak-anak korban bencana berpeluang besar membuat mereka segera mengatasi trauma pasca bencana sekaligus membangun ketangguhan saat menghadapi bencana (Photo: Facebook @HumasBNPB))
Bantuan materi dan dukungan sosial pada anak-anak korban bencana berpeluang besar membuat mereka segera mengatasi trauma pasca bencana sekaligus membangun ketangguhan saat menghadapi bencana (Photo: Facebook @HumasBNPB))
                Riset itu juga mendapati anak-anak korban bencana yang mendapat dukungan sosial dari keluarga dan masyarakat sekitarnya akan mampu mengatasi trauma dan kembali normal.  Penguatan komunitas setelah bencana jelas termasuk prioritas utama.

                Budaya sadar bencana dapat dibentuk dalam komunitas.  Ilmuwan dari Charles Darwin University Australia tahun 2016 mendapati media sosial membangun resiliensi (ketangguhan) komunitas setelah bencana kebakaran hutan (wildfire) di Tasmania.11]

Ini karena anggota komunitas memiliki kebiasaan untuk saling berbagi info yang mereka alami sebelum, selama, dan sesudah bencana via media sosial.  Perasaan senasib dan sepenanggungan akan membuat banyak warga lekas pulih pasca bencana. 

Pembangunan kembali infrastruktur selepas bencana juga dapat dilakukan pemerintah bersama masyarakat.  Penggunaan teknologi rumah tahan gempa (RISHA/Rumah Instan Sederhana Sehat) pasca tsunami Aceh tahun 2004 kini juga akan dilakukan di Lombok oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.12]  

Teknologi RISHA (rumah tahan gempa) termasuk bagian dari mitigasi bencana gempa bumi sehingga warga daerah rawan bencana lebih siap untuk selamat (Photo: setkab.go.id)
Teknologi RISHA (rumah tahan gempa) termasuk bagian dari mitigasi bencana gempa bumi sehingga warga daerah rawan bencana lebih siap untuk selamat (Photo: setkab.go.id)
                  Sejatinya, tak ada seorang pun yang mampu memprediksi dengan pasti datangnya bencana.  Namun, praktek budaya sadar bencana yaitu "Kenali bahayanya, kurangi risikonya" yang mengacu pada informasi resmi dan terpercaya akan membuat warga lebih siap untuk selamat saat bencana.  Mari bersama kita senantiasa siaga bencana, kapanpun dan dimanapun.  Salam tangguh selalu!

Liputan para blogger dan jurnalis warga ke lokasi pembuatan "RISHA" (rumah instan tahan gempa) dari Kementerian PUPR yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat (Dokumentasi Pribadi)
Liputan para blogger dan jurnalis warga ke lokasi pembuatan "RISHA" (rumah instan tahan gempa) dari Kementerian PUPR yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat (Dokumentasi Pribadi)
Referensi

1] Humas BNPB RI (13 April 2015)

2] Michigan State University - USA (10 June 2015)

3] University of Colorado Boulder -- USA (1 February 2018)

4] Aarhus University -- Denmark (30 September 2013)

5] Humas BNPB (13 July 2018)

6] The Brooking Institutions -- Washington DC, USA (14 March 2011)

7] Manajemen Bencana -- Universitas Indonesia & IndonesiaX (17 August 2018)

8] Humas Kementerian ESDM -- Setkab RI (13 August 2018)

9] Humas Kementerian ESDM -- Setkab RI (13 July 2018)

10] University of Miami -- USA (25 September 2017)

11] Charles Darwin University -- Australia (25 July 2016)

12] BPMI -- Setkab RI (13 August 2018)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun