Identifikasi Masalah:
Mudah dan sering terpengaruh dengan lingkungan sekitar (trend follower) Â
Alternatif Solusi:
Dengarkan saran dari para ahli dan institusi keuangan dengan reputasi yang telah terpercaya dan dapat diandalkan lalu sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu.  Langkah ini untuk mengantisipasi efek negatif dari Herd Behavior atau "perilaku individu yang lebih mengikuti keputusan dan tindakan kebanyakan orang saat memilih sesuatu daripada membuat lalu mengandalkan keputusannya sendiri (Samson, 2014). Padahal, belum tentu, pendapat yang diikuti sebagian besar orang itu tepat untuk semua lapisan masyarakat.
Di Indonesia, pernah terjadi demam batu akik sehingga (hampir) semua orang tertarik untuk mengoleksinya dengan harapan memperoleh keuntungan ketika diperjualbelikan.  Namun, bukannya laba yang diterima, malah modal yang sudah dikeluarkan hilang tak karuan rimbanya.  Atau saat komoditi tertentu tersebut sudah berkurang pamornya dengan masuknya trend terbaru, maka nilai jualnya pun ikut menurun drastis.
Kenyataan pahit itu bukannya terjadi sekali atau dua kali, tapi sudah banyak kasusnya dan bahkan hingga berulangkali dimuat di media massa.  Anehnya, masih banyak saja orang yang terjebak dengan pola yang serupa. Efek herd behavior ini semakin terlihat dalam sektor keuangan, terutama investasi saham.Â
Banyak investor saham yang langsung mengikuti langkah para pemegang saham lainnya -- tanpa berpikir lebih rasional sambil mencermati keadaan - ketika terjadi fluktuasi atau ketidakstabilan nilai saham sehingga menimbulkan stock market bubble atau sekilas saham tertentu terlihat menguntungkan namun kenyataannya belum tentu demikian (Banerjee, 1992).
Experience is the best teacher. Â Namun, cukuplah kita belajar dari pengalaman orang lain yang telah merasakan pelajaran berharga dari kurang bijaknya pengaturan keuangan mereka sehingga tidak harus mengalaminya juga.
Jika merasa diri masih belum mampu mengelola keuangan dengan tepat dan juga cermat, menggunakan jasa perencana keuangan (financial planner) dan institusi keuangan juga sangat dianjurkan untuk dipertimbangkan.  Lalu bagaimana caranya mengetahui bahwa financial planner dan lembaga keuangan yang akan menjadi mitra konsultasi keuangan kita profesional di bidangnya?
Pertama dan yang terutama, pastikan perencana keuangan tersebut telah memiliki sertifikasi resmi dan bergelar Certified Financial Planner/CFP (Perencana Keuangan Tersertifikasi). Â Untuk lembaga keuangan, bisa dicek daftarnya melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK).Â