Semuanya diawali dari KEBIASAAN.  Habit, kata lain dari 'kebiasaan' didefinisikan sebagai "pola perilaku yang otomatis dan tetap pada situasi spesifik serta dilakukan berulang kali dalam rentang waktu tertentu setelah mengalami proses pembelajaran (Dolan et al., 2010)."
Nah, berdasarkan hasil dari berbagai penelitian, habit atau kebiasaan seseorang bisa terbentuk dalam waktu mulai dari 3 minggu (21 hari), 2 bulan (66 hari), 3 hingga 6 bulan (90 sampai 180 hari). Â Jika sudah dimulai dengan satu langkah awal, maka menghentikannya juga relatif sulit.
Menurut seorang perencana keuangan (financial planner) dari Amerika Serikat, Grant Webster, hal paling simpel dari membuat budget pribadi adalah dengan membuat daftar total nominal dari tiga hal berikut di selembar kertas:
- Sebelah kiri kertas: Aset (Asset) yang dimiliki
- Sebelah kanan kertas: Hutang (Debt)Â yang harus dilunasi
- Bagian bawah kertas: Sisa (What's left) dari hasil aset dikurangi hutang  Â
Aset seseorang dapat berupa uang tunai (cash money), tabungan, investasi, properti, tanah, emas, dan lainnya. Â Sedangkan bentuk hutang antara lain cicilan, iuran, tagihan, dan sebagainya. Â Jika memiliki aset berbentuk non-tunai, seseorang harus mengetahui nilai asetnya tersebut ketika diuangkan untuk memudahkan penghitungan dan pengelolaan keuangan.
Idealnya, seseorang bisa memiliki nilai positif (surplus) dari hasil pengurangan aset dengan hutang. Â Berarti kondisi keuangannya sehat dan aman karena memiliki aset. Jikalau nilainya nol atau tidak ada sisa aset sama sekali, maka bisa diakali dengan menambah jumlah pemasukan, mengurangi pengeluaran, atau sekaligus keduanya (meningkatkan pendapatan sambil menurunkan pengeluaran).Â
Supaya kebiasaan hidup hemat tetap terasa menyenangkan dan tidak memberatkan, mulailah dari waktu yang sebentar, misalnya selama 3 minggu dan terus ditingkatkan hingga menjadi kebiasaan seumur hidup. Â Percayalah, sedikit-sedikit lama-lama (pasti) menjadi bukit #HematItuNikmat
2. Pasangan
Identifikasi Masalah:
Perbedaan pola pengaturan keuangan: si boros vs si hemat
Alternatif Solusi:
Konsistensi dan komitmen menjadi solusi yang menguntungkan kedua belah pihak. Â Saat belum menikah, urusan keuangan (belum) jadi masalah. Â Tapi saat hidup seatap dan dikaruniai momongan, urusan tagihan bulanan yang belum dibayar karena pendapatan sudah habis untuk membiayai belanja konsumtif, dijamin membuat pusing tujuh keliling.Â