Sesuai keputusan resmi pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama, tanggal 1 Ramadan 1439 Hijriah jatuh pada hari Kamis, 17 Mei 2018. Â Jadi, nanti malam sholat tarawih pertama akan dilaksanakan serentak di seluruh masjid di Indonesia, InsyaAllah.
Selain persiapan lahir batin, tentu saja ada target yang telah saya susun untuk Ramadan tahun ini. Â Belajar dari pengalaman Ramadan sebelumnya, target ibadah itu tak (perlu) muluk-muluk. Â Kunci tercapainya target Ramadan adalah sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit.
Menjalani target Ramadan itu mirip menyelesaikan lari marathon. Â Kalau di awal sudah (terlalu) ambisius, biasanya di pertengahan atau akhir Ramadan, semangat seseorang itu mulai luntur. Â Tak jarang, bahkan target terhenti begitu saja di tengah jalan. Â Sayang banget kan?
Maka itulah, Ramadan kali ini saya (mencoba) untuk lebih membumi dalam merencanakan target ibadah. Â Saya pun lebih memilih untuk mencapai target Ramadan yang sedikit namun fokus dan konsisten setiap harinya daripada banyak tetapi malah keteteran sendiri nantinya.
Agar Ramadan tak berlalu begitu saja tanpa peningkatan iman dan takwa, maka berikut ini 3 (tiga) target (realistis) saya untuk 29 hingga 30 hari ke depan. Â Semoga ketiganya berhasil saya raih selama bulan suci ini berlangsung. Â Lega rasanya saat target Ramadan bisa terpenuhi, setuju?
Seingat saya, saya pernah khatam (tamat) membaca Al-Qur'an hingga 3x ketika Ramadan saat masih berstatus mahasiswa.  Itu berarti setiap 10 hari, saya mampu khatam Al-Qur'an sehingga selama 30 hari, total 3x seluruh isi Al-Quran bisa saya tamatkan bacaannya.
Setelah bekerja, khatam Al-Qur'an sekali dalam Ramadan saja sudah syukur Alhamdhulillah. Â Kesibukan bekerja membuat saya tak leluasa (lama-lama) membaca Al-Qur'an seperti saat kuliah. Â Padahal pahala membaca Al-Qur'an saat Ramadan itu dilipatgandakan.
Itu karena Al-Qur'an pertama kali diturunkan oleh Allah swt kepada Rasulullah saw saat Ramadan (Nuzulul Qur'an). Â Pastinya bisa lebih dari sekali khatam Al-Qur'an ketika Ramadan itu sangat dianjurkan. Â Selain membaca ayatnya, tentu umat muslim harus memahami isi Al-Qur'an.
Untuk mencapai target 2x khatam, maka setiap selesai sholat 5 waktu, saya harus menyempatkan diri untuk membaca satu halaman Al-Qur'an. Â Lalu, ketika sholat sunnah seperti tarawih, tahajud (Qiyamul Lail), dan Dhuha, saya mampu membaca 2 -- 3 halaman Al-Qur'an.
Ramadan merupakan bulan suci yang selalu dinanti-nanti. Â Saat Ramadan, setiap ibadah yang dilakukan seorang muslim menjadi perantara untuk terkabulnya doa-doa yang dipanjatkan seusai shalat fardhu (wajib 5 waktu sehari) maupun sholat sunnah (selain sholat 5 waktu).
Apalagi di bulan Ramadan, ada satu malam yang kebaikannya lebih dari 1000 bulan di sisi Allah swt. Â Ya, malam tersebut dikenal sebagai malam Lailatul Qadar dan hanya ada saat Ramadan. Â Bayangkan berlimpahnya pahala saat kita beribadah dengan khusyu' di malam itu.
Nah, target saya untuk sholat sunnah setiap malam selama Ramadan ini -- di luar sholat tarawih di masjid -- yaitu rutin sholat tahajud sebanyak 8 raka'at. Â Seusai itu, ibadah lalu dilanjutkan dengan membaca 2 -- 4 halaman Al-Qur'an sebelum menyantap makan sahur.
Untuk sholat sunnah selain tahajud, saya targetkan untuk mampu rutin sholat Dhuha (antara pukul 7.00 -- 11.00 di pagi menjelang siang), minimal 4 raka'at setiap hari selama Ramadan.  Ditambah dengan membaca sehalaman Al-Qur'an, 10 menit pun bisa selesai keduanya.
Tentunya, ibadah shaum itu bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga dari waktu sahur hingga saatnya berbuka. Â Selain fisik yang menahan diri, hati pun harus dijaga dari segala keburukan yang akan mengurangi, bahkan sampai membatalkan ibadah shaum kita. Â Sepakat?
Saya pernah mendengarkan penjelasan seorang ustadz saat mengikuti suatu kajian di masjid kampus.  Bagi seorang muslim, saat menyangkut urusan lisan, agar terhindar dari dosa ghibah (gossip) dan fitnah, pilihannya hanya 2 (dua) yaitu "Berbicara yang baik atau diam".
Jelas menahan lisan tidak semudah menahan lapar. Â Apalagi berburuk sangka (su'udzon) dan bergunjing (ghibah) tidak termasuk perbuatan yang membatalkan shaum. Â Namun, alangkah sia-sianya shaum seorang muslim saat pahala shaumnya ternoda karena dosa-dosa lisannya.
Waktu Ramadan jangan sampai terbuang percuma dengan tindakan yang mengurangi pahala shaum. Â Tentunya lebih berpahala (sekaligus menenangkan jiwa) ketika dimanfaatkan untuk membaca (tilawah/tadarus) Al-Qur'an. Â Ibadah Ramadan pun semakin berkah, Subhanallah.
     Â
    Â
     Â
       Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H