Pemandu wisata idealnya mencerahkan, bukan menyebalkan
Urusan satu ini memang antara ada dan tiada. Tak sedikit pemandu wisata (tour guide) yang profesional sehingga turis yang dipandunya pun bahagia. Sekali pun begitu, tak jarang pemandu wisata yang memanfaatkan "kesempatan dalam kesempita". Sudah menjadi rahasia umum, para turis (dianggap) berkantong tebal sehingga sayang kalau sampai dilewatkan kunjungannya. Padahal, banyak juga turis yang tipis dan kembang-kempis dompetnya hehehe...
Saya pernah bertemu pemandu wisata yang matanya langsung hijau setelah melihat banyaknya orang dalam rombongan tur. Ketika itu, saya dan tim dari kampus melakukan agrowisata. Kami jelas memerlukan pemandu jalan agar tak tersesat. Awalnya, semua sesuai prosedur resmi, tak terkecuali biaya jasa guide, di kantor administrasi lokasi agrowisata tersebut.
Pemandu wisata yang mengesalkan seperti itu memang tak bisa dihindari. Tetapi, wisatawan bisa menyiasatinya dengan kembali ke aturan resmi yang ada. Biasanya mereka akan berhenti berulah macam-macam saat para turis bisa tegas dengan tetap sopan. Sebaliknya, untuk tour guide yang oke kinerjanya, bahkan melampaui tugas yang seharusnya (tanpa meminta biaya ini-itu), sangat patut ketika mereka diberi tips tambahan yang pantas sebagai apresiasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H