Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kini Santri Milenial, Nanti Pengusaha Sukses Terkenal

24 November 2017   22:39 Diperbarui: 24 November 2017   22:44 1702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Zubaedah, seorang pengurus ponpes agropreneur At-Taufiq di Bekasi (Dokpri)

          Bagi pecinta karya fiksi, kedua nama penulis ini pasti sudah Anda kenali.  Tulisan mereka pun sudah diangkat ke layar lebar yaitu "Ayat-ayat Cinta(AAC)" dan "Negeri 5 Menara."  Ya, siapa lagi kalau bukan Habiburrahman 'Kang Abik' El Shirazy dan Ahmad Fuadi.  Selain sesama penulis pria yang produktif, keduanya juga memiliki satu kesamaan lagi.  Ada yang tahu, apakah itu?

          Tepat sekali! Baik Kang Abik maupun Ahmad Fuadi adalah alumni pondok pesantren atau pernah menjadi santri.  Kang Abik merupakan santri Pondok Pesantren Al-Anwar, Mranggen, Demak-Jawa Tengah.  Sedangkan Ahmad Fuadi, putra asli Sumatera Barat, mantap memilih Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo-Jawa Timur sebagai tempat nyantri.

Punya byk kisah menarik dr ponpes? Jago nulis? Gabung di http://santrinulis.com supaya jadi santri zaman now (Dokpri)
Punya byk kisah menarik dr ponpes? Jago nulis? Gabung di http://santrinulis.com supaya jadi santri zaman now (Dokpri)
          Keduanya adalah contoh nyata alumni pondok pesantren (ponpes) yang sukses sebagai pengusaha di salah satu bidang ekonomi kreatif yaitu creative writing.  Selama ini, santri memang lebih identik dengan (hanya) ilmu agama dan menjadi kyai atau guru agama setelah lulus dari ponpes.  Padahal, santri diajarkan lebih dari sekedar ilmu agama selama di ponpes lho.

          Nah, informasi itulah yang ingin disebarluaskan ke masyarakat luas oleh Kementerian Agama RI melalui Direktorat Pendidikan Islam, khususnya Direktorat Pendidikan Diniyyah dan Pondok Pesantren.  Berlokasi di ICE BSD Serpong, Tangerang-Banten, Kemenag RI mengadakan rangkaian acara International Islamic Education Exhibition(IIEE) atau Pameran Pendidikan Islam Internasional yang berlangsung dari Selasa, 21 November hingga Jum'at, 24 November 2017.

Talkshow dg Bpk. Ahmad Zayadi Direktur Pend. Diniyah & Pesantren ttg peran penting ponpes dlm NKRI (Dokpri)
Talkshow dg Bpk. Ahmad Zayadi Direktur Pend. Diniyah & Pesantren ttg peran penting ponpes dlm NKRI (Dokpri)
          Kemenag RI juga turut menggandeng Kompasiana untuk meliput kegiatan yang berkaitan dengan santri dan ponpes pada hari pertama IIEE 2017.  Maka, pada Selasa sore hingga malam, 21 November 2017, sebanyak 20 orang Kompasianer terpilih dalam Kompasiana Coverage tentang 'Santri Milenial' meliput sejumlah stand ponpes yang terdapat pada pameran IIEE 2017.

          Saat tiba di ICE BSD, Kompasianer mendapati sejumlah murid dan santri yang sudah memadati arena pameran.  Uniknya lagi, ada booth Bank Indonesia (BI) di sana.  Hal ini tak terlepas dari hubungan erat antara ponpes dan ekonomi.  Ya, apalagi kalau bukan adanya ilmu ekonomi Islam yang diajarkan kepada para santri.  Selain itu, berkembangnya bank syari'ah di Indonesia sejak tahun 2000-an juga banyak merekrut pegawai yang lulus dari sejumlah kampus umum maupun Islami.  Tidak sedikit staf bank syariah tersebut yang pernah menjadi santri.

Ekonomi syari'ah didukung sepenuhnya oleh Bank Indonesia (Dokpri)
Ekonomi syari'ah didukung sepenuhnya oleh Bank Indonesia (Dokpri)
          Oleh karena itu, para orang tua juga tidak perlu khawatir dengan prospek masa depan (baca: pekerjaan) putra dan putrinya yang lulus dari ponpes.  Selain bisa melanjutkan kuliah ke luar negeri -- umumnya ke Timur Tengah seperti Madinah di Arab Saudi dan Al-Azhar di Cairo-Mesir -- dan UIN (Universitas Islam Negeri), santri juga bisa berkuliah di kampus umum negeri/PTN maupun swasta/PTS.  Ini karena ponpes juga mengajarkan mata pelajaran umum, termasuk ekonomi, seperti halnya yang dipelajari oleh para murid di SMPN dan SMUN melalui Madrasah Tsanawiyah (setingkat SMP) dan Madrasah Aliyah (setara SMU).  Ahmad Fuadi pun merupakan alumni S1 dari Hubungan Internasional UNPAD Bandung dan S2 dari AS dan Inggris.

          Santri di Indonesia -- khususnya para santriwati -- juga boleh berbangga karena ponpes khusus putri yang pertama ada di Asia berlokasi di Sumatera Barat.  Perguruan Diniyyah Putri Padang Panjang adalah ponpes khusus putri yang pertama kalinya berdiri di Asia sejak 94 tahun lalu atau hampir 1 abad, tepatnya pada 1 November 1923 oleh Rahmah El Yunussiyah.  Ponpes tersebut kini memiliki akreditasi A. MasyaAllah, Subhanallah! Mantap sekali kan?

Ponpes putri pertama di Asia trnyata ada di Indonesia yaitu Perguruan Diniyyah Putri Padang Panjang (Dokpri)
Ponpes putri pertama di Asia trnyata ada di Indonesia yaitu Perguruan Diniyyah Putri Padang Panjang (Dokpri)
          Berpindah dari Padang ke Paris van Java, ibukota Jawa Barat nan sejuk ini menjadi lokasi salah satu ponpes yang sangat berpotensi menghasilkan pengusaha agribisnis di masa depan, seperti halnya (alm.) Bob Sadino.  Ponpes Al-Ittifaq di Ciwidey-Bandung ini mengamalkan tarekat "Sayuriyah."  Wah, paham baru apalagi itu ya?  Tenang! Pastinya itu bukan aliran sesat kok.

          Ponpes Al-Ittifaq Bandung yang telah berdiri sejak 1 Februari 1934 tersebut mengajarkan kewirausahaan berbasis agribisnis, terutama sayur-mayur.  Kini, pesantren berusia 83 tahun yang didirikan oleh K.H. Mansyur tersebut bahkan telah mampu menjadi penyuplai sekitar 3-4 ton hasil pertanian dari lahan ponpes seluas 14 hektar yang dikelola sepenuhnya oleh para santri.

Hayu urang Bandung, nyantri nu Ponpes Al-Ittifaq Bandung (Dokpri)
Hayu urang Bandung, nyantri nu Ponpes Al-Ittifaq Bandung (Dokpri)
          Ponpes berbasis agribisnis ini tentunya harus terus dikembangkan kemajuannya di masa depan.  Indonesia terkenal sebagai negara agraris.  Namun, sayangnya potensi lahan pertanian maupun peternakan di Indonesia belum terkelola dengan optimal seperti halnya di Thailand dan Vietnam.  Ponpes dan para santrinya memiliki peran strategis dalam memajukan sektor pertanian di Indonesia karena sebagian besar ponpes berlokasi di daerah yang memiliki lahan kosong.

          Peluang itulah yang ditangkap oleh Ponpes Agropreneur At-Taufiq di Bekasi.  Menurut Ibu Zubaidah, Ponpes At-Taufiq ini memang bertujuan mencetak santri yang tak hanya ahli agama, namun juga mampu membuka lapangan kerja, terutama menjadi pengusaha.  "Kami memilih sektor agribisnis karena memang itulah sumber daya alam yang banyak tersedia di sekitar lokasi pesantren.  Apalagi Indonesia terkenal dengan tumbuhannya, baik sayur-mayur, buah-buahan, maupun tanaman obat-obatan," tutur Bu Zubaidah.  Beliau pun menunjukkan beberapa contoh tanaman obat yang dibawa ke pameran antara lain kunyit putih (Curcuma zedoaria) untuk mengobati radang tenggorokan, keladi tikus (Typhonium flagelliforme) untuk mengobati kanker, dan jintan hitam/Habbatussauda (Nigella sativa Linn) untuk memperkuat daya tahan tubuh.

Ibu Zubaedah, seorang pengurus ponpes agropreneur At-Taufiq di Bekasi (Dokpri)
Ibu Zubaedah, seorang pengurus ponpes agropreneur At-Taufiq di Bekasi (Dokpri)
          Ketika ditanya harapannya untuk Ponpes At-Taufiq, Bu Zubaidah berharap akan semakin banyak donatur dan sponsor yang mendukung dana operasional ponpes ini.  Ternyata, sebagian besar santri Ponpes At-Taufiq Bekasi ini adalah anak yatim atau tidak mampu sehingga tidak dipungut SPP.  

Ringkasnya, Ponpes At-Taufiq ini juga adalah pelaku socialpreneur, selain sebagai agropreneur   "Ponpes kami belum memiliki santri dengan latar belakang ekonomi yang memadai seperti di ponpes lainnya.  Itulah sebabnya, kami masih mengandalkan hasil pertanian yang dikelola para santri di ponpes untuk membiayai kegiatan ponpes sehari-hari," ungkap Bu Zubaidah.  Semoga doa dan harapan beliau segera menjadi kenyataan ya, Amin.

          Di luar agribisnis, pengunjung pameran juga dapat melihat stand yang kelak dapat melahirkan the nextKang Abik dan penerus Ahmad Fuadi yaitu boothsantrinulis.com. SantriNulis ini bahkan memiliki program menulis intensif di tahun 2017 ini yaitu "30 Hari Menulis Buku."  Jadi, para santri yang memiliki hobi dan bakat menulis dapat menyalurkan kisah menarik yang terjadi selama mereka menyantri seperti halnya pengalaman Kang Abik dan Ahmad Fuadi.  Bukankah tulisan yang berdasarkan real-life experiences itu akan lebih menggugah hati para pembacanya?

Daun jintan hitam ini memiliki banyak khasiat menurut pengobatan Islami (Dokpri)
Daun jintan hitam ini memiliki banyak khasiat menurut pengobatan Islami (Dokpri)
          Pastinya, IIEE 2017 telah menampilkan sisi lain yang wow dari santri milenial zaman now untuk disebarkan ke masyarakat luas.  Santri tak lagi melulu diasosiasikan dengan sarung dan peci, namun juga dengan jas dan dasi.  Profesi yang ditekuni santri kekinian juga tak selalu berputar di urusan keagamaan karena mendirikan perusahaan telah menjadi pilihan yang meyakinkan.  Mulai dari ekonomi kreatif hingga budidaya produk agribisnis yang efektif, para santri di Indonesia dapat mnegelolanya dengan sepenuh hati untuk kebaikan seluruh anak negeri.

Selain meluluskan santri yang memahami agama, ponpes juga sangat berpotensi menghasilkan para wirausaha yang mendunia (Dokpri)
Selain meluluskan santri yang memahami agama, ponpes juga sangat berpotensi menghasilkan para wirausaha yang mendunia (Dokpri)
              

                  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun