Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Via Kompasiana, Wanita Indonesia Bisa Eksis Berkarya

20 November 2017   04:42 Diperbarui: 20 November 2017   05:14 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbak Listhia Rahman, Kompasianer wanita yang konsisten menulis tentang tema kesehatan sejak tahun 2014 (Dokumentasi Kompasiana)

          Tahun 2017 ini, Kompasiana genap berusia 9 tahun.  Saya baru memiliki akun Kompasiana di tahun ke-5 atau 2013.  Namun, saya tak langsung aktif menulis.  Tepatnya di tahun 2014, saya baru rutin menulis sebagai Kompasianer.  Biasa, belum menemukan passion yang tepat untuk dijadikan bahan tulisan.  Ini (bukan) ngeles lho hehehe...

          Sebagai seorang Kompasianer wanita, saya baru sadar.  Kompasiana ternyata jadi lebih berwarna dengan hadirnya para wanita yang terlibat di dalamnya.  Mereka berposisi sebagai admin, Kompasianer aktif, dan juga silent reader.  Eh, saya jadi penasaran dehsekarang.  Berapa ya jumlah total Kompasianer wanita dari tahun 2008 hingga 2017 kini?

          Sepengetahuan saya, sejak aktif di Kompasiana dari tahun 2014, Kompasiana sudah menyediakan kategori tulisan  "Wanita".  Memang sih, kolom ini tidak sepopuler "Politik" karena sepi dari berita sensasional apalagi kontroversial.  Artikel "Wanita" umumnya berkaitan dengan keluarga dan hubungan (parenting& relationship). 

Mbak Nindy berbincang akrab dengan Kompasianer sebelum upacara 17 Agustus (Dokumentasi Kompasianer Al Johan)
Mbak Nindy berbincang akrab dengan Kompasianer sebelum upacara 17 Agustus (Dokumentasi Kompasianer Al Johan)
Namun, bagi penulis pemula di Kompasiana yang termasuk wanita, kategori ini (sangat) membantu.  Setidaknya, sebelum menulis tema yang lebih njelimet atau serius, Kompasianer bisa berbagi satu atau dua hal yang berkaitan dengan pengalamannya sebagai wanita.  Misalnya, cara siswi beradaptasi dengan kampus setelah menjadi mahasiswi.  Bisa juga, pilihan wanita antara bekerja atau langsung berumahtangga setelah menjadi sarjana.

Ringan namun memberikan (banyak) pencerahan kan? Sayangnya, saya malah kurang jeli mencermati kategori "Wanita" di Kompasiana ini 5 tahun lalu.  Grogi dengan nama besar Kompas, saya sempat tak percaya diri kalau menulis asal-asalan di Kompasiana.  Hmm, bisa jadi karena itulah, perlu waktu setahun bagi saya untuk memilih kategori "Ekonomi" karena erat berhubungan dengan profesi saya kini.

Nah, setelah 3 tahun aktif di Kompasiana, saya pun menemui banyak wanita Indonesia yang unik dan menarik.  Mulai dari sesama Kompasianer hingga para pembicara di event Kompasiana, masing-masing memiliki pesonanya tersendiri.  Saya jelas banyak terinspirasi dari setiap kisah sukses mereka.  

Di luar cerita yang menyenangkan, saya juga belajar dari perjalanan kehidupan mereka yang pastinya (tidak) semulus jalan tol.  Setiap mereka memiliki cerita berharga di dunia nyata maupun maya dan sayang untuk dilewatkan begitu saja.  Maka, inilah cerita dari kenangan saya selama 3 tahun berkenalan dan berinteraksi dengan para wanita Indonesia dengan karyanya yang luar biasa via Kompasiana.

Inilah beberapa admin konten Kompasiana saat perpisahan dengan Mbak Nur/tengah (Akun IG @rachmah_dewi)
Inilah beberapa admin konten Kompasiana saat perpisahan dengan Mbak Nur/tengah (Akun IG @rachmah_dewi)
Mbak Admin Kompasiana yang Ekstra Sabar Dedikasinya

          Bagi yang sering mengikuti event Kompasiana, para Mbak admin ini tentu saja wajahnya familiar.  Mereka adalah yang terus bolak-balik tanpa duduk sepanjang acara untuk memastikan semuanya lancar dari awal hingga akhir.  Urusan makan pun jadi belakangan atau setelah para narasumber dan Kompasianer kenyang menikmati konsumsi mereka.  Waaah, apa karena itu, Mbak Widha Karina dan Mbak Nindy Prisma (juga ada Mbak Nurhasanah sampai Juni 2017) badannya mungil dan kecil? Peaceya Mbak-mbak hehehe...

          Kedua admin wanita di Kompasiana itu saya kenal sejak tahun 2015.  Di mana ada Kompasianival, di situlah mereka setia berjaga sepanjang acara.  Seringkali malah mereka (seolah) bekerja selama 24 jam/7 hari karena menjawab tumpukan pesan WhatsApp atau SMS dari Kompasianer.  

Tak hanya merespon, bahkan para Mbak admin ini juga memantau Kompasianer -- terutama yang jauh tempat tinggalnya atau dari luar kota - sepulang dari event untuk memastikan Kompasianer selamat sampai tujuan.  Hal itu saya alami setelah mengikuti Nangkring PUPR di Bandung pada Mei 2015 bersama Mbak Wardah 'Wawa' Fajri (admin hingga Desember 2015) dan Mbak Nindy sepulang dari Visit Faber-Castell di Bekasi Juli 2017 lalu.  Saya yakin, banyak Kompasianer lainnya yang juga diperhatikan seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun