Tahun 2017 ini, Kompasiana genap berusia 9 tahun.  Saya baru memiliki akun Kompasiana di tahun ke-5 atau 2013.  Namun, saya tak langsung aktif menulis.  Tepatnya di tahun 2014, saya baru rutin menulis sebagai Kompasianer.  Biasa, belum menemukan passion yang tepat untuk dijadikan bahan tulisan.  Ini (bukan) ngeles lho hehehe...
     Sebagai seorang Kompasianer wanita, saya baru sadar.  Kompasiana ternyata jadi lebih berwarna dengan hadirnya para wanita yang terlibat di dalamnya.  Mereka berposisi sebagai admin, Kompasianer aktif, dan juga silent reader.  Eh, saya jadi penasaran dehsekarang.  Berapa ya jumlah total Kompasianer wanita dari tahun 2008 hingga 2017 kini?
     Sepengetahuan saya, sejak aktif di Kompasiana dari tahun 2014, Kompasiana sudah menyediakan kategori tulisan  "Wanita".  Memang sih, kolom ini tidak sepopuler "Politik" karena sepi dari berita sensasional apalagi kontroversial.  Artikel "Wanita" umumnya berkaitan dengan keluarga dan hubungan (parenting& relationship).Â
Ringan namun memberikan (banyak) pencerahan kan? Sayangnya, saya malah kurang jeli mencermati kategori "Wanita" di Kompasiana ini 5 tahun lalu. Â Grogi dengan nama besar Kompas, saya sempat tak percaya diri kalau menulis asal-asalan di Kompasiana. Â Hmm, bisa jadi karena itulah, perlu waktu setahun bagi saya untuk memilih kategori "Ekonomi" karena erat berhubungan dengan profesi saya kini.
Nah, setelah 3 tahun aktif di Kompasiana, saya pun menemui banyak wanita Indonesia yang unik dan menarik. Â Mulai dari sesama Kompasianer hingga para pembicara di event Kompasiana, masing-masing memiliki pesonanya tersendiri. Â Saya jelas banyak terinspirasi dari setiap kisah sukses mereka. Â
Di luar cerita yang menyenangkan, saya juga belajar dari perjalanan kehidupan mereka yang pastinya (tidak) semulus jalan tol. Â Setiap mereka memiliki cerita berharga di dunia nyata maupun maya dan sayang untuk dilewatkan begitu saja. Â Maka, inilah cerita dari kenangan saya selama 3 tahun berkenalan dan berinteraksi dengan para wanita Indonesia dengan karyanya yang luar biasa via Kompasiana.
     Bagi yang sering mengikuti event Kompasiana, para Mbak admin ini tentu saja wajahnya familiar.  Mereka adalah yang terus bolak-balik tanpa duduk sepanjang acara untuk memastikan semuanya lancar dari awal hingga akhir.  Urusan makan pun jadi belakangan atau setelah para narasumber dan Kompasianer kenyang menikmati konsumsi mereka.  Waaah, apa karena itu, Mbak Widha Karina dan Mbak Nindy Prisma (juga ada Mbak Nurhasanah sampai Juni 2017) badannya mungil dan kecil? Peaceya Mbak-mbak hehehe...
     Kedua admin wanita di Kompasiana itu saya kenal sejak tahun 2015.  Di mana ada Kompasianival, di situlah mereka setia berjaga sepanjang acara.  Seringkali malah mereka (seolah) bekerja selama 24 jam/7 hari karena menjawab tumpukan pesan WhatsApp atau SMS dari Kompasianer. Â
Tak hanya merespon, bahkan para Mbak admin ini juga memantau Kompasianer -- terutama yang jauh tempat tinggalnya atau dari luar kota - sepulang dari event untuk memastikan Kompasianer selamat sampai tujuan. Â Hal itu saya alami setelah mengikuti Nangkring PUPR di Bandung pada Mei 2015 bersama Mbak Wardah 'Wawa' Fajri (admin hingga Desember 2015) dan Mbak Nindy sepulang dari Visit Faber-Castell di Bekasi Juli 2017 lalu. Â Saya yakin, banyak Kompasianer lainnya yang juga diperhatikan seperti itu.