Sejak maraknya pembangunan infrastruktur di Jakarta, saya memilih berangkat 1 -- 2 jam lebih awal dari waktu tempuh normal. Â Contohnya, pembangunan jalan layang sepanjang Kapten Tendean hingga Ciledug yang membuat macet sepanjang daerah Kebayoran Lama sampai Petukangan. Biasanya Ciledug -- Blok M bisa ditempuh selama 45 menit sampai 1 jam. Â Namun, adanya pembangunan jalan layang tersebut membuat waktu tempuh hingga 90 -- 120 menit.
Jadi, mau ditempuh dengan motor, mobil, maupun kendaraan umum, saat jam padat di Jakarta, pengemudi di jalan raya bergerak mirip kura-kura. Data Pemprov DKI mendapati adanya 2 waktu 'langganan' macet total di Jakarta yaitu pukul 06.30-09.00 dan 16.30-19.30 WIB.
Hafal Jalan Pintas Supaya Macet (Parah) Dapat Diterabas
Sudah berangkat (jauh) lebih awal, tapi masih terjebak macet juga? Â Strategi kedua yaitu menempuh jalan pintas di luar jalan raya. Â Umumnya, jalur alternatif itu melewati jalan permukiman warga di kompleks perumahan atau perkampungan. Â Untuk urusan satu ini, saya akui adik bungsu saya jagonya. Â Setahu saya, para mahasiswa yang aktif berorganisasi atau berwirausaha di kampus sebagian besar mengetahui seluk-beluk jalan, termasuk jalur pintasnya.
Wajarlah saya langsung lega tiap kali mendapati supir angkutan online, motor maupun mobil, yang tahu rute singkat, apalagi saat macet namun diburu waktu. Â Saking senangnya, tips ekstra dan 5 bintang otomatis saya berikan saat menilai kualitas pelayanan mereka. Memang ada kalanya, jalan alternatif itu jaraknya jadi lebih jauh. Â Namun setidaknya, kendaraan masih tetap bisa melaju dan tidak diam di tempat karena terkurung parahnya macet di jalan raya.Â
Syukur Alhamdhulillah, sang supir Uber tahu rute pintas meskipun di awal, dirinya sudah mengingatkan, "Maaf, lewat sini sebenarnya jadi lebih jauh. Tapi, enggakkena macet. Â Bagaimana?" Keenam penumpang pun sepakat memilih jalur alternatif melalui perkampungan yang jalannya masih berbatuan. Â Sementara itu, rombongan satu lagi (nekad) melewati jalan raya karena memang lebih dekat. Â Namun, Â ternyata kami yang menaiki Uber sampai 30 menit lebih awal! Pulangnya, kami menyewa Uber lagi dan semua rombongan melewati rute singkat yang sama. Â Macet zaman now tuhmemang tak kenal waktu, termasuk di hari Minggu.Â
Berbagi Tumpangan Kendaraan Agar (Satu) Mobil Terisi Sepenuhnya
 Nah, ini yang sering membuat saya gemas tiap kali melihat mobil pribadi yang hanya berisi satu atau dua orang saat macet parah.  Mbokya diisi penuh tuh mobil supaya lebih efektif dan tidak buat jalan tambah padat.  Masih menurut Kompas Interaktif, di tahun 2015, menurut Data Statistik Transportasi DKI Jakarta ada 16.07 juta unit kendaraan.  Sedangkan, jalan raya yang terbangun 6.95 juta meter, saja! Jelas lebih efisien saat satu mobil bisa ditumpangi banyak orang.