Saat sudah ‘naik kelas’ dari status follower, seorang blogger kemudian berpeluang untuk menjadi blogger trendsetter. Namun ada pula blogger yang sejak awal menulis sudah memutuskan untuk fokus di satu bidang tertentu saja. Karakteristik utama blogger ini yaitu sudah memiliki branding & positioning yang unik dan sering menjadi referensi atau role model bagi blogger lainnya, terutama blogger follower.
Di Kompasiana, Kompasianer yang termasuk kategori blogger trendsetter antara lain Kompasianer 2016 yaitu Jeng Yayat alias ‘Nyonya Vale wannabe’ (sejak 2009 konsisten menulis tentang ‘calon suami dalam mimpi’ yaitu pembalap MotoGP Valentino Rossi hihihi…), lalu Ibu Fey Down rutin nge-blog mengenai modus bahaya penipuan (scam) keuangan via dunia maya oleh para pria ganteng, dan Pak Cahyadi Takariawan yang rajin menulis tentang seluk-beluk mewujudkan pernikahan dan rumahtangga yang harmonis. Jelas manfaat terbesar dari menjadi seorang blogger trendsetter adalah mereka mudah diingat sehingga sangat berpotensi menjadi internet marketer yang jitu dan bermutu. Banyak terjadi, blogger trendsetter memang berawal dari hobi yang sangat dinikmati sehingga menjadi blogger dijalani dengan sepenuh hati tanpa terbebani embel-embel mencari keuntungan materi.
Tapi, nanti dulu! Apa iya, seorang blogger trendsetter tidak memiliki kelemahan? Sama halnya seperti dua sisi koin yang berlawanan, seorang blogger trendsetter juga dituntut harus selalu up to date dengan perkembangan terbaru dari bidang blog yang memang sudah menjadi trade mark-nya. Kalau tidak, maka perlahan tapi pasti, isi blognya akan dianggap sudah usang karena ketinggalan zaman. Selain itu, kesalahan pada konten blog seorang blogger trendsetter cenderung akan lebih ditandai serta dikritisi dibandingkan dengan jika hal serupa terjadi blogger follower. Ah, memang semakin tinggi sebuah pohon, maka semakin kencang pula anginnya *mencoba puitis
Yup, inilah kelas blogger yang diidamkan oleh (hampir) semua orang. Mantap isi blognya, terpercaya dan terbukti kompetensinya di dunia nyata. Para blogger influencer ini bukan hanya seorang trendsetter, namun juga berpotensi paling kuat dan tepat dalam membentuk opini masyarakat. Contohnya Kompasianer yang ahli dalam bidang kesehatan kejiwaan yaitu dr. Andri, SpKJ, FAPM, lalu Kompasianer sekaligus pakar ekonomi Dr. Faisal Basri, dan Kompasianer yang menetap di Jerman, Mbak Gaganawati Stegmann, yang mumpuni di bidang tari tradisional.
Di luar Kompasiana, ada blogger Budi Rahardjo (dosen ITB dan ahli cyber security), Diana Rikasari (fashion blogger pertama di Indonesia dan pendiri dua label sepatu: “Up”& “Pop”), dan Raditya Dika (komika dan penulis buku super kocak “Kambing Jantan”). Urusan kualitas blog, para blogger influencer sudah teruji waktu sehingga tak membuat ragu. Namun, (tetap ada tapi-nya lho ya!), sekali seorang blogger influencer menjadi tidak netral alias terlibat konflik kepentingan (conflict of interest) sehingga obyektifitas blognya dipertanyakan, maka kredibilitas dirinya akan habis-habisan diserang. Bahkan tidak tertutup kemungkinan, blognya akan di-dihack/diretas pihak oposisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H