Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kompasianival 2015, Juaranya Momen Terbaik Selama Saya di Kompasiana

20 November 2016   23:10 Diperbarui: 20 November 2016   23:26 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wahyu Aditya, salah satu animator pengisi acara Kompasianal 2015 (Dokpri)

Kompasiana, Rumah Pertama di Dunia Maya 

Bukan, ini bukan karena saya menjadi salah satu Kompasianer terpilih pada Kompasianival 2015. Jangankan menjadi juara, terseleksi sebagai salah satu nominator saja belum pernah lho hehehe.  Masih banyak Kompasianer lainnya yang jauh lebih layak untuk terpilih, baik secara kualitas maupun kuantitas tulisan mereka di Kompasiana selama ini.  Pinginnya sih, bisa (dan boleh) merekomendasikan nama mereka dari sekarang untuk dinominasikan pada Kompasianival 2017 nanti.  Tapi, sepertinya kok kecepetanya? Kompasianival 2016 saja kan baru sebulan berlalu #8Oktober2016

             Tahun ini, 22 Oktober 2016, Kompasiana tepat berusia 1 windu atau 8 tahun. Sedangkan saya baru aktif sebagai Kompasianer sejak April 2014.  Akun Kompasiana sudah saya miliki sejak Januari 2013.  Namun, saat itu, saya masih belum fokus menekuni dunia tulis-menulis di dunia maya atau blogging, maka 1 tahun kemudian, barulah saya bisa konsisten menulis blog. Kompasiana menjadi rumah pertama saya dalam memulai hobi (plus profesi) sebagai blogger sejak 2 tahun 9 bulan lalu. Meskipun setelah menjadi Kompasianer, saya juga memiliki 2 blog lainnya (1 blog komunitas dan 1 blog pribadi), Kompasiana selalu membuat saya kangen untuk kembali menulis dan mengikuti kegiatan offline lagi, lagi, dan lagi.  Ahem! *bukan curhat*

            Maka, setelah aktif menulis di Kompasiana, saya pun turut mengikuti acara kopi darat yang diadakan Kompasiana. Nangkring bersama Deltomed di FX Sudirman Jakarta pada Mei 2014 adalah offline event saya yang perdana bersama Kompasiana. Saking semangatnya, 2 hari sebelumnya, saya sempatkan diri – dari Bogor - untuk mengecek langsung lokasi acara di Jakarta agar tak pusiiing 7 keliling kelak saat hari-H. 

             Jujur, saya merindukan momen mengesankan itu – cek dan ricek lokasi event Kompasiana sebelum acara berlangsung - karena sekarang sudah susah untuk bisa seperti itu lagi dengan padatnya kegiatan di kampus.  Jadilah sekarang peta dari Google dan aplikasi ojek serta mobil rental online yang bertugas sebagai pemandu utama saya di jalan. Tambahkan pula, panduan rute menuju lokasi acara melalui komunikasi via WhatsApp dengan sesama Kompasianer yang juga terpilih sebagai peserta acara. Uniknya, tak jarang, saya yang malah sampai duluan daripada Kompasianer yang sebelumnya memberi tahu saya arah dan jenis transportasinya hihihi…

Para relawan Kompasianival 2015 di Gandaria City Jakarta (Dok. : Kompasianival 2015)
Para relawan Kompasianival 2015 di Gandaria City Jakarta (Dok. : Kompasianival 2015)
Nah, setelah 6 bulan rutin mengikuti kegiatan Kompasiana, pada Oktober 2014, saya mengetahui adanya acara tahunan yang digelar Kompasiana sejak tahun 2011.  Ya, apalagi kalau bukan ajang kopi darat terbesar untuk para Kompasianer yaitu Kompasianival (Kompasiana Karnival).  Kompasianival 2014 ketika itu berlangsung pada bulan November dan bertempat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

            Tanpa berpikir 2x, saya pun langsung mendaftarkan diri untuk mengikuti (seharusnya) Kompasianival pertama yang saya datangi.  Bahkan saya sampai berhasil mengajak 3 orang teman dari Bogor – yang saat itu belum terdaftar sebagai Kompasianer – untuk mengikuti Kompasianival 2014.  Kami berempat pun kala itu sudah menyusun rencana dengan matang, mulai dari keberangkatan dengan KRL dari Bogor, kegiatan dan booth yang wajib saat di TMII, hingga perjalanan pulang.  Ibarat membuat kue, adonannya tinggal dipanggang di oven lho itu.  Mantaplah pokoknya!

            Namun, manusia (telah) berencana, Allah swt yang Maha Kuasa.  Sehari sebelum Kompasianival 2014 dilaksanakan pada 22 November 2014, saya harus pulang ke rumah di Tangerang karena Ibu mendadak kambuh sakit gulanya dan harus ditemani.  Sementara saat itu, di rumah hanya ada asisten rumah tangga karena Bapak sedang tugas keluar kota selama sebulan.  Ketiga adik saya posisinya juga sedang di luar Jabodetabek, baik untuk urusan kerja maupun kuliah mereka.  Sebagai anak perempuan satu-satunya dan tinggal paling dekat, maka hanya saya yang bisa merawat Ibu waktu itu.

            Kepada 3 teman saya di Bogor, saya menyampaikan bahwa saya harus membatalkan kehadiran saya pada Kompasianival 2014.  Tapi, saya ingatkan pula, mereka tetap bisa datang tanpa kehadiran saya.  Toh, rencana kami berempat sebelumnya sudah disusun dengan matang dan terencana.  Ketidakhadiran saya jelas bukan masalah besar, begitu kesimpulan saya awalnya.  Saya mah apa atuh hehehehe…

Rizal Ramli menunggu giliran beliau naik ke pangung utama Kompasianival 2015 (Dokpri)
Rizal Ramli menunggu giliran beliau naik ke pangung utama Kompasianival 2015 (Dokpri)
            Sayangnya, ketiga teman saya itu enggak PD (percaya diri) jikalau harus berangkat Kompasianival 2014 tanpa saya.  Alasannya, “Kan kamu (saya maksudnya) yang sudah lebih lama jadi Kompasianer.  Bisa kayak anak ayam  kehilangan induknya kalau kita (ketiga teman saya itu) ke sana - Kompasianival 2014 – enggak bareng kamu, Nis….”  Hiaaah, tepok jidat!

            Alhasil, kami berempat tidak ada satupun yang berangkat ke Kompasianival 2014.  Jelas saya tidak bisa memaksa mereka untuk tetap berangkat ke Kompasianival minus kehadiran saya.  Di lain pihak, merawat Ibu yang sedang sakit di saat yang bersamaan jelas harus menjadi prioritas utama saya.  Kecewa sekaligus harus mengikhlaskan momen perdana untuk bisa hadir pada Kompasianival 2014 dua tahun lalu tak bisa saya hindari.

            Seolah bisa membaca jalan pikiran saya, Ibu menghibur dan membesarkan hati saya dengan berujar, “Ya, Insya Allah, nanti dapat rezeki (kegiatan) yang lebih baik lagi dari Kompasiana.  Tahun depan, masih ada acara Kompasianival kan?” Saya hanya bisa mengangguk lemah.  Ibu benar.  Tahun 2014 memang belum rezeki saya untuk menghadiri Kompasianival. Maka di tahun 2015,  saya niatkan dengan tekad bulat untuk bisa mengikuti Kompasianival 2015 #ThePowerOfDream       

Kompasianival 2015, Antara Tugas Relawan dan Pertemanan

           Selepas Kompasianival 2014, saya semakin bersemangat untuk menulis dan menghadiri kegiatan Kompasiana.  Tujuannya agar saya semakin banyak mengenal para Kompasianer dan juga para admin Kompasiana sehingga saat hadir di Kompasianival 2015, banyak yang bisa saya sapa. Tak ketinggalan, saya juga mengamati dan mencermati pola sosialisasi dan interaksi antara sesama Kompasianer, antara admin dan Kompasianer, antar admin, dan termasuk dalam komunitas yang ada di Kompasiana.

            Blessing in disguise.  Selalu ada hal positif dalam kesulitan sebesar apapun.  Saya kini bersyukur tiap kali mengingat persiapan matang untuk bisa mengikuti Kompasianival 2015.  Hampir setahun persiapannya daripada saat Kompasianival 2014 yang hanya sebulan.  Saat mengikuti acara Kompasianival di luar Jabodetabek, Nangkring PUPR pada Mei 2015 di Bandung dan Nescafe Factory Visit pada Juni 2015 di Lampung, saya semakin bisa melihat secara jelas kekompakan (maupun kekonyolan hehehe…) yang terjadi – tanpa pandang usia - di antara sesama Kompasianer maupun para admin.  Mau sebut sejumlah nama di sini, tapi….jangan ah! Cukuplah jadi rahasia perusahaan hihihi….

            Maka, saat Kompasiana membuka seleksi open recruitment sebagai relawan pada Kompasianival 2015, dengan semangat 45 saya pun turut mendaftarkan diri.  Sekalipun ada lowongan untuk MC (pembawa acara), namun saya sadar diri.  Public speaking saya itu masih jauhlah dari oke alias rentan terkena demam panggung! Hahahaha….

Johari Zein, Managing Director PT JNE sesaat sebelum mengisi acara Kompasianival 2015 (Dokpri)
Johari Zein, Managing Director PT JNE sesaat sebelum mengisi acara Kompasianival 2015 (Dokpri)
            Selain itu, saya juga ingin tetap bisa menyapa para Kompasianer yang hadir pada Kompasianival 2015 sekalipun saya bertugas sebagai relawan.  Kompasiana menugaskan saya sebagai Liaison Officer (LO) bersama 2 orang relawan lainnya.  Tugas utama kami bertiga adalah mendampingi para pengisi acara Kompasianival 2015 mulai dari memastikan kedatangan mereka minimal 2 jam sebelum mereka naik ke panggung acara, menjemput mereka saat tiba di Gandaria City – lokasi Kompasianival pada Sabtu dan Minggu, 12 dan 13 Desember 2015 lalu - dan mendampingi mereka sampai akhirnya mereka mulai mengisi acara.

            Tugas itu (sekilas) terlihat mudah dan ringan.  Faktanya di lapangan? Luar biasa menantang (plus melelahkan)! Pertama, kedua rekan LO saya tersebut masih berstatus mahasiswa.  Bahkan satu orang di antaranya sedang mengikuti ujian akhir semester (UAS) saat hari pertama Kompasianival 2015.  Mau tak mau, saya dan seorang mahasiswa lagi (baru selesai sidang skripsinya) yang harus menghandle tugas LO tersebut kala dia mengikuti UAS di kampusnya.  Saya pikir, everything was fine.  Ternyata?  Si mahasiswa yang baru saja lulus itu sempat minder setelah tahu saya berprofesi sebagai dosen! Untuk mencairkan suasana, saya bilang saja, “Di sini kita sama-sama LO, ok?!”

            Setelah itu, so far so good.  Namun, saya harus menghadapi kenyataan di luar dugaan lainnya.  Apa lagikah itu? Niat untuk bisa sering-sering bersosialisasi dengan para Kompasianer peserta 2015 (relatif) sulit dilakukan.  Tugas sebagai LO ternyata lumayan menyita waktu dan tenang.  Paling banter, saya hanya bisa say Hello kepada rekan Kompasianer yang kebetulan berpapasan di jalan saat saya sedang bertugas sebagai relawan.  Mentok-mentok pun saling bersalaman dan cipika-cipiki (cium pipi kanan-kiri) dengan amat singkat atau tak sampai 1 menit.  Boro-boro berswafoto-ria bersama teman Kompasianer, lupakan saja untuk smentara karena pengisi acara selanjutnya harus segera dijemput dan didampingi.  Tugas sebagai relawan dan pertemanan memang tak mudah diselaraskan saat itu.

            Meskipun begitu, saya tetap merasakan keseruan yang sangat berkesan selama menjadi relawan Kompasianival 2015.  Syukur Alhamdulillah, Pak Anies Baswedan (masih menjabat Menteri Pendidikan waktu itu) bersedia menampung dan mendengarkan saran serta masukan dari saya sebelum beliau naik ke atas panggung.  Saya sampaikan bahwa mayoritas pengunjung Kompasianival 2015 adalah blogger dan penulis.

Maka saat di panggung Kompasianival 205 lalu, Pak Anies pun menyampaikan presentasi yang erat kaitannya dengan dunia tulis-menulis dan literasi yaitu salah satunya himbauan agar bahasa daerah di Indonesia juga bisa dipopulerkan melalui media blog dari para Kompasianer.  Saya sendiri malah tak tahu isi persis paparan beliau – saya membacanya dari tulisan para Kompasianer yang hadir di sesinya Pak Anies - karena setelah beliau naik ke atas panggung, saya dan kedua petugas LO lainnya segera bergegas menghubungi pengisi acara di sesi berikutnya.

            Selain Pak Anies, saya juga sangat terkesan dengan keramahan serta kerendahan hati yang ditunjukkan oleh para pengisi acara Kompasianival 2015 lalu.  Mereka bukan orang biasa apalagi sembarangan.  Mereka adalah para pakar dan orang-orang sukses di bidangnya masing-masing.  Namun, tak sedikitpun mereka menunjukkan rasa angkuh kepada para panitia Kompasianival 2015 – termasuk para relawan dan terutama para LO yang mendampingi mereka sebelum mereka naik ke panggung – apalagi bersikap merendahkan. 

           Contohnya, Bapak Haji Johari Zein selaku Managing Director PT JNE tak sekalipun terlihat marah ataupun gundah saat waktunya untuk naik ke atas panggung harus mundur karena pengisi acara sebelumnya belum turun dari panggung.  Bahkan beliau malah tampak fokus menikmati pemaparan sang narasumber yang masih berada di atas panggung.  Padahal untuk orang sesukses (dan sesibuk) beliau, time is money.

Junanto Herdiawan, Kompasianer sejak tahun 2008 berbagi tips dan triknya sebagai
Junanto Herdiawan, Kompasianer sejak tahun 2008 berbagi tips dan triknya sebagai
            Kompasianival 2015 pada hari pertamanya menghadirkan pula seorang pembicara dan sekaligus Kompasianer dari tahun 2008 (sejak awal Kompasiana bermula), Pak Junanto Herdiawan.  Pria enerjik yang juga salah seorang pejabat di BI (Bank Indonesia) tersebut terkenal dengan teknik berfotonya saat traveling yang mirip orang orang terbang.  Tak heran, Pak Iwan – begitu beliau akrab disapa – disebut sebagai “Flying Traveler.”

Setelah beliau turun dari panggung utama Kompasianival 2015, saya sigap meminta tanda tangan beliau untuk dibubuhkan di salah satu buku karya beliau yang berjudul “Subhanallah! Orang Jepang Naik Haji.”  Saya pun sempat menyempatkan bertanya, “Pak, sudah lama ya tidak menulis di Kompasiana?” Sambil tersenyum sumringah tapi sekilas terlihat bersalah, Pak Iwan merespon, “Iya nih.  Secepatnya deh kalau begitu (untuk menulis lagi di Kompasiana setelah setengah tahun vakum).” Sehari kemudian, atau pada hari kedua Kompasianival 2015, Minggu 13 Desember 2015, beliau menuliskan pengalamannya saat makan siang di Istana Negara dengan Presiden Jokowi dan ke-99 orang Kompasianer lainnya, bertepatan dengan hari pertama Kompasianival 2015.

Salah satu buku hasil karya Kompasianer senior sekaligus
Salah satu buku hasil karya Kompasianer senior sekaligus
            Kenangan tak terlupakan lainnya dari Kompasianival 2015 hampir setahun lalu adalah saat saya hendak pulang ke Bogor selepas jam 8 malam dari Gandaria City.  Saat sudah memesan ojek online menuju Stasiun Kebayoran, barulah saya sadar, saya tak membawa ATM.  Padahal uang di dompet tinggal Rp. 20.000! Tak akan cukup untuk sampai di Bogor, pastinya.

Melihat wajah kebingungan dan setelah mengetahui masalah saya, Kompasianer Dewi Puspa langsung berinisiatif meminjamkan uang tunai sebesar Rp. 100.000 saat itu juga.  Saat saya bilang, “Lima puluh ribu saja cukup kok, Mbak.”  Spontan dirinya menjawab sambil tersenyum manis yang menenangkan, “Udah bawa aja.  Amannya bawa uang lebih kalau perjalanan jauh, Nisa.”  

Salah satu Kompasianer aktif dari tahun 2010 yang murah senyum dan baik hati, Mbak Dewi Puspa/berjaket hitam saat Unboxing Samsung S7 (Dokpri)
Salah satu Kompasianer aktif dari tahun 2010 yang murah senyum dan baik hati, Mbak Dewi Puspa/berjaket hitam saat Unboxing Samsung S7 (Dokpri)
Terima kasih banyak ya Mbak Puspa.  Semoga menjadi pahala, Amin.  Saya tak sempat mengikuti malam puncak penutupan Kompasianival 2015 karena mengejar kereta terakhir menuju Bogor.  Senin paginya, 14 Desember 2015, saya harus mengajar mulai jam 7 pagi di Bogor.    

8 Tahun Kompasiana, Tetaplah Berkembang Sepanjang Masa

Tahun 2016 ini, sayangnya saya kembali tak bisa menghadiri Kompasianival seperti halnya tahun 2014 lalu.  Waktunya bertepatan dengan acara orientasi mahasiswa baru di kampus tempat saya mengajar.  Sebagai salah satu panitia acara orientasi tersebut, dari pagi hingga sore, saya harus stand by di kampus.  Fisik memang di kampus, tapi pikiran beberapa kali sempat melayang-layang ke acara Kompasianival 2016 lalu hehehe…

Ucapan terima kasih untuk panitia dan relawan Kompasianival 2015 dari Mas Nurulloh, Editor Kompasianival (Dok. : Kompasianival 2015)
Ucapan terima kasih untuk panitia dan relawan Kompasianival 2015 dari Mas Nurulloh, Editor Kompasianival (Dok. : Kompasianival 2015)
        Last but not least, semoga Kompasiana semakin jarang mengalami error ke depannya #BravoAdmin.  Tambahkan pula agar terus berkembang menjadi sumber informasi yang akurat dan terpercaya dari para jurnalis warga untuk seluruh pembaca Kompasiana. Tak tertutup kemungkinan bukan, kelak Kompasiana dapat menjadi rujukan berita di tingkat internasional?  Insya Allah, dengan doa, persiapan yang matang dan dibarengi visi jangka panjang, impian tersebut menjelma menjadi kenyataan. Selamat ulang tahun ke-8, Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun