Donat lezat bertabur keju dan jelly strawberry yang ditaruh di samping Samsung Galaxy S7 Edge difoto dengan Samsung Galaxy S7 (Dokpri : Bluetooth Transferring saat Kompasiana Unboxing)
Ketika kata bernarasi, maka gambar menginspirasi. Kekuatan gambar (The Power of Pictures) benar-benar mendapat tempat di era digital saat ini. Ditambah lagi dengan menjamurnya penggunaan media sosial oleh masyarakat. Urusan update belum lengkap pastinya tanpa memasang foto atau gambar. One, two, three: Cheese!
Foto pun kini tidak melulu tentang obyek manusia dan pemandangan. Ada yang belum pernah menjepret foto kuliner lalu mengunggahnya di media sosial? Minimal pasti pernah kan berbagi foto makanan via saluran komunikasi pada smartphone seperti WA, LINE, dan BBM. Kalau sekedar bilang di grup bahwa ada wisata kuliner yang maknyuus di resto ini atau di warung itu, pasti akan ditanya, “Mana nih gambar makanannya?”
Sempat saya mengira, menjepret makanan dan minuman itu lebih banyak ditekuni sebagai hobi bagi pecinta wisata kuliner. Well, minimal untuk dokumentasi pribadi. Sedangkan bagi para blogger kuliner atau food blogger, foto dan video makanan jelas sangat menunjang kualitas penulisan artikel blog mereka. Tanpa foto, artikel blog kuliner mirip sayur kurang garam alias hambar rasanya.
Eh, ternyata bagi pelaku bisnis kuliner, foto produk mereka itu bahkan sudah (hampir) serupa nyawanya usaha mereka. Sampai sebegitunya ya? Ini terutama berlaku bagi yang berpromosi bisnis kuliner mereka melalui saluran media sosial. Minat awal para calon konsumen untuk membeli produk kuliner umumnya dimulai dari ketertarikan mereka terhadap kualitas gambar makanan dan minuman yang dipajang tim marketing.
Beberapa kenalan yang bergerak di bisnis kuliner, terutama kue, mengaku bahwa mereka semakin serius mengelola promosi produk kue mereka melalui media foto dan gambar, khususnya di Instagram. Teman yang sedang menjalani bisnis kue berdekorasi – seperti kue ulang tahun dan pernikahan - bercerita bahwa mayoritas calon pengantin ingin kue pernikahan mereka unik bentuknya dan tidak pasaran sehingga berkesan saat disajikan di resepsi pernikahan.
“Tentang selera dan rasa, calon pengantin bisa langsung melakukan food tasting. Giliran bentuk kue, jelas kamera foto yang berbicara kepada mata calon mempelai sebelum mereka menentukan satu pilihan pasti,” begitu tutur salah satu teman saya. “Kamera apa yang paling oke untuk memotret foto dan membuat video makanan? Bukan sekedar untuk memotret, tapi juga untuk memudahkan saya ketika menyimpan koleksi foto dan video kue sebagai bahan promosi,” tanyanya meminta saran. Saya pun memastikan, “Berarti sekarang sedang mencari kamera smartphone yang oke, right?” Anggukannya tanda berarti setuju. Tambahnya lagi, “Lebih bagus lagi kalau smartphone itu bisa dibawa mulai dari dapur hingga ketika bertemu calon konsumen di luar ruangan.”
Maka saya bersyukur, Alhamdulillah, dengan terpilih sebagai salah satu Kompasianer yang dapat meliput event Kompasiana Unboxing Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge di Central Park Mall, Jakarta Barat. Senin, 25 April 2016, sebanyak 20 orang Kompasianer meliput langsung di lokasi Samsung Store dan dua orang Kompasianer lainnya, Mas Nuz dan Mbak Riana Dewie melalui Google Hangout. Selain penasaran dengan bentuk asli produk terbaru dan tercanggih dari edisi Samsung Galaxy seri S tersebut, saya juga membawa “Pekerjaan Rumah alias PR” dari teman yang ingin membeli smartphone baru dengan kamera berkualitas prima untuk mendukung bisnis kuenya. Ini yang namanya sekali mendayung, dua-tiga pulau terlampaui. Setelah Samsung S7 dan S7 Edge Unboxing, semoga bisa (sedikit) membantu para pelaku bisnis kuliner, tak terkecuali kawan saya yang menjual kue-kue cantik, dengan knowledge sharing berikut ini.
Desain Elegan dan Nyaman dalam Genggaman (Kinclong& Strong)
Bisnis kuliner, termasuk kue, adalah bisnis yang sangat mengandalkan keterampilan tangan dan kelihaian gerakan. Teman saya itu selalu turun tangan langsung saat pembuatan kue. Tapi, bukan berarti urusan komunikasi terabaikan ketika sedang membuat kue pesanan. Sekalipun saat sibuk mengaduk adonan kue dengan mixer, telepon masuk dari calon konsumen jelas harus tetap diterima. Lalu, jika tangan berlumuran tepung terigu dan mentega, apa nanti tidak repot memegang smartphone?
Bagi pemilik bisnis kue yang sibuk di dapur, desain streamlined Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge yang berlekuk halus dan anti slip (3D Glass & Perfect Grip) jelas sangat membantu. Ketika saya memegang Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge, keduanya sangat nyaman digenggam dengan adanya Back Curve (3D Glass) pada S7 dan Full Curve (Front+ Back3D Glass) pada S7 Edge. Jadi, waktu satu telapak tangan memasukkan loyang kue ke oven dan satu telapak tangan lainnya memegang ringan dan tipisnya Samsung Galaxy S7 (152 gram, 7.9 mm) maupun S7 Edge (157 gram, 7.7 mm), pasti aman saja tanpa khawatir akan kehilangan keseimbangan genggaman tangan.
Urusan layar berkualitas prima yaitu QHD Super AMOLED, Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge akan memanjakan pandangan baik penikmat ataupun pelaku bisnis kue ketika menikmati kumpulan foto dan video kue yang menggugah selera. Bagi yang suka layar datar (simple flat), pilihannya adalah Samsung Galaxy S7 (5.1 inch). Mau layar lebih lebar agar semakin fokus mengamati satu per satu detil foto dan video kue, maka Samsung Galaxy S7 Edge (5.5 inch) lebih pas dimiliki.
Teman saya bercerita, tak jarang calon konsumen yang ingin memesan kue, mengajaknya bertemu di restoran atau mall kelas premium. “Minder juga waktu lihat smartphone mereka tuh eksklusif abis,” ujarnya polos. Nah, desain Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge yang mewah dan mengkilap juga pasti membuat pemiliknya semakin PeDe alias percaya diri. Saking mengkilapnya, kalau tidak sempat berkaca sebelum bertemu calon klien eksekutif, teman saya itu bisa berkaca dulu kok dengan Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge karena seluruh permukaannya terbalut kaca Gorilla Glass 4 yang tahan gores dan kokoh, banget.
Enak digenggam, desain elegan, anti baret (tergores kunci berbahan logam aja sih no problemo), lalu bagian kamera juga enggak mengganggu genggaman tangan karena tonjolannya semakin menyatu dengan bagian belakang body. Pada Samsung Galaxy S6, tonjolan (protrusion) kamera masih sebesar 1.68 mm, pada Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge ‘benjolan’ kameranya menyusut menjadi 0.46 mm. Begitu juga dengan ukuran bezel yang semakin menyempit (ultra narrow) dari Samsung Galaxy S6 (3.1 mm) menjadi 2.91 mm pada Samsung Galaxy S7 dan pada Samsung Galaxy S6 Edge+ (2.09 mm) menurun menjadi 1.57 mm pada Samsung Galaxy S7 Edge.
Koleksi Foto dan Video Aman dalam Memori (MicroSD) Hingga 200GB
Mau jepret foto atau merekam video tapi harus menghapus atau mentransfer dulu koleksi sebelumnya? Duh, repot deh. Tapi kalau yang lama enggak dipindah dulu, mana cukup kapasitasnya? Sebagai blogger, saya merasakan betul, file foto dan video liputan dari smartphone harus segera ditransfer ke laptop seusai acara agar storage capacity tetap lowong pada saat reportasenya berikutnya dan kerja prosesor bebas hambatan tanpa tersendat-sendat (no lagging) karena kepenuhan file. Padahal saya tidak rutin meliput setiap minggu lho.
Sementara itu, teman saya sang pengusaha kue itu rutin memotret setiap kue yang dibuatnya. Selain untuk diunggah di media sosial sebagai bentuk promosi, dia juga sekaligus mengamati selera pasar : Bentuk dekorasi kue apa yang paling diminati publik saat ini. Contohnya, trend dekorasi pada kue ulang tahun dan pernikahan jelas berbeda.
Dulu dia hanya fokus ke urusan foto kue. Satu waktu, ada konsumen yang ingin mengetahui proses pembuatan kue yang dipesannya. Maka sejak saat itu, teman saya selalu merekam video yang berisi proses produksi kuenya dari bahan baku, proses pengolahan, hingga siap disajikan. Otomatis pula, dia perlu smartphone dengan memori internal dan eksternal yang sangat memadai.
Ternyata Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge memiliki RAM 4GB, 32GB internal plus MicroSD card up to 200GB. Wuiiih, bisa muat sampai berapa foto dan video ya itu? Ada 2 slot SIM card (Hybrid SIM Construction) pada Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge yang bisa digunakan. Slot 1 dikhususkan untuk SIM card utama/nano SIM dan Slot 2 (Hybrid) dapat dipakai untuk SIM 2 atau MicroSD pada Dual SIM. Jika hanya Single SIM, maka Slot 2 berfungsi sebagai MicroSD. Untuk prosesor, dengan Octa core Exynos 8890 (2.3 GHz Quad + 1.6 GHz Quad). Uhmm, saya enggak paham banget penjelasan deretan angka barusan. Intinya sih, prosesor Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge ini sudah 30 % hingga 40 % kerja CPU dan GPU-nya lebih cepat dibandingkan Samsung Galaxy S6. Wuus, wuus, wuus!
Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge juga memiliki Samsung Ecosystem sehingga video dari smartphone bisa langsung disaksikan di layar TV ketika terhubung dengan smartphone. Mencetak foto pun bisa langsung dilakukan dari Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge yang terkoneksi dengan printer. Supaya praktis, bagusnya TV dan printernya juga yang keluaran Samsung, setuju?
Air dan Debu Tak Lagi Mengganggu Kerja Smartphone
Ada yang berani sembarangan menaruh gadget saat memasak di dapur? Pengalaman saya, paling amannya sih ditaruh di atas kulkas supaya tidak terkena air dari keran dapur atau terciprat suatu cairan atau kuah dari bahan masakan. Berhubung saya jarang memasak di hari kerja, ya smartphonesaya juga tidak setiap hari masuk dapur.
Lain lagi dengan teman saya yang memang kantornya di dapur, maka smartphone miliknya rutin berada di dapur saat ia dan timnya memproduksi kue dari pagi sampai malam. Mulai dari ketumpahan semangkuk cairan putih telur, lengket karena terkena krim olesan pada kue, sampai hampir saja masuk blender, sudah pernah dialami gadgetnya. Akibatnya, jelas smartphonenya jadi error atau hang. Memang tidak sampai rusak dan mati total, tapi dia jadi harus meluangkan waktu khusus untuk ‘mengobati’ gadgetnya ke pusat servis.
Pernah juga, teman saya itu harus mengantarkan kue ulang tahun ke daerah perkebunan teh di Puncak yang lokasinya hanya bisa dicapai dengan berjalan kaki. Tahu-tahu, hujan lebat mengguyur. Padahal teman saya masih awam dengan tempat wisata outbond tersebut sehingga harus terus berkomunikasi dengan sang pemesan kue via telepon. Mau tak mau, kedua tangannya berakrobat antara melindungi kue ultah dan memegang smartphone agar keduanya sama-sama tak basah kuyup karena terguyur derasnya air hujan. Namun, tetap saja smartphonenya kemasukan air dan harus diservis. “Males deh terima order kue lagi kalau lokasinya outdoor. Ribet bawanya,” keluhnya.
Teknologi tahan air dan debu pada Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge tentu sangat akan membantu kegiatan produksi kue di dapur dan pengantaran kue teman saya itu ke alam terbuka. Saat saya datang ke Samsung Store di Central Park Mall Jakarta Barat jam sebelas siang hingga selesai acara Unboxing Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge pada jam empat sore (sekitar 5 jam), ada satu Samsung Galaxy S7 Edge yang tetap prima kinerjanya meskipun bolak-balik dimasukkan ke dalam akuarium kaca selama Unboxing berlangsung. Yup! Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge memang sudah dilengkapi perlindungan internasional (Ingress Protection) senilai IP68 dari air dan debu.
IP68 itu berarti semua fungsi Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge tetap bisa normal dan stabil selama 30 menit dalam kedalaman air hingga 1.5 meter. Kerennya lagi, pelindungnya itu ada di bagian dalam body (built-in), jadi bukan sistem buka tutup yang manual. Saya pun mencoba langsung dengan memotret dua obyek yang ada di dalam akuarium dan hasil gambarnya tetap tajam. Wah, saya harus merekomendasikan teman saya untuk segera memiliki Samsung Galaxy S7 atau S7 Edge agar mau dan bisa menerima pesanan kue pernikahan yang resepsinya digelar di pinggir pantai atau kolam renang. Cuma terciprat air kolam atau air laut mah lewat!
Wait, wait, wait! Memangnya mudah ya memotret atau merekam video di dalam air? Tenang, it is a piece of cake atau simple sekali. Saat hendak memotret di dalam akuarium, staf Samsung Store mengingatkan saya, “Tinggal tekan tombol On-Off di smartphone aja, Mbak.” Voila! Foto pun jadi, sip! Untuk video, si Mbak yang ramah dan good-looking itu bilang, “Tekan dulu tombol videonya sebelum smartphone masuk ke air.” Sedikit beda prosedurnya dengan cara menjepret foto dalam air, tapi sama-sama gampang kan? Just try it on your own. Trust me, it is really easy!
Kamera Smartphone Pertama Sekualitas Kamera Profesional (12MP Dual Pixel)
Inilah ‘titipan pesan’ terpenting dari teman saya yang jualan kue itu. “Pokoknya Nis, jajal tuh semua fitur kameranya ya. Terus nanti jelasin ke saya,” pesannya penuh harap. “Supaya pas saya punya, langsung ngeh cara pakenya gitu,” sambungnya lagi. Urusan kue dia jagonya. Urusan gadget dia lebih memilih untuk bisa ready to use.
Auto Focus dalam Kondisi Terang dan Gelap. Paling sebel pas udah pegel-pegel tangan pegang kamera dan cari posisi obyek foto untuk dijepret, hasilnya enggak fokus atau blurred, hadeuh! Apalagi saat obyeknya bergerak ke sana-sini. Tapi, tetap susah juga cari fokus waktu obyek anteng, eh cahayanya remang-remang.
Untuk spesifikasi fitur Fast Auto Focus, kamera Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge memiliki 12MP OIS. Jadi, setiap piksel pada sistem sensor kamera akan digunakan untuk ‘mengunci’ fokus obyek yang akan dipotret atau direkam. Karena sudah terkunci pada piksel yang lebih lebar (1.4 µm pixel size), maka hasil foto atau rekaman video akan fokus sekalipun ada getaran maupun cahayanya redup.
Maka saya pun mencoba dulu donat berselimut jelly strawberry yang disajikan lalu memotretnya dengan Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge. Lupa keburu digigit duluan baru dipotret. Alhasil donatnya – manisnya pas lho – tidak utuh lagi deh waktu dijepret hehehe….
Ternyata, gambarnya fokus dan terang! Padahal saya belum mengaktifkan fitur Food Mode yang ada di Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge. Penasaran, saya coba memotret donat yang sama tersebut dengan Samsung Galaxy J5 milik saya. Hasilnya? Memang kamera Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge tetap juaranya fokus. Kuenya yummy, fotonya keren, kamera canggihnya Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge, mantap!
Foto tetap jelas di cahaya remang-remang. Namanya acara ulang tahun dan pernikahan kan tidak selalu di pagi dan siang hari yang full sinar matahari. Kue ultah atau pernikahan yang terlihat cantik saat difoto pada kondisi terang lain lagi hasil fotonya waktu dijepret di malam hari. Teman saya mengeluhkan bahwa dia enggan mengunggah foto-foto kuenya pada acara di malam hari karena hasilnya tidak jelas. Padahal dia ingin juga menunjukkan di media sosialnya bahwa kue-kuenya sama-sama cantik dan menariknya ketika disajikan di malam hari dalam cahaya minimal.
Keluhannya pastinya akan segera teratasi dengan Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge. Dengan bukaan lensa (aperture) f/1.7, kamera Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge mampu menghasilkan kualitas foto yang lebih terang dibandingkan kamera smartphone lainnya (95% Better Photos in Low Light Condition). Saya mencoba dengan meletakkan Samsung Galaxy J5 milik saya dan Samsung Galaxy S7 di kotak yang bercahaya rendah (low light black box) yang ada di Samsung Store Central Park Jakarta.
Bisa ditebak, Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge mampu menghasilkan kualitas gambar yang jauh lebih terang dan jelas. Eh, ini juga berlaku untuk acara selfie ya. Mau selfie di tempat terang benderang atau waktu candle light dinner, hayo aja! Tanpa diedit hasilnya tetap cihuy lho. Tapi, kalau foto mau diedit, tenang. Mulai dari fitur Skin Tone, Spotlight, Slim Face, Large Eyes, & Shape Correction juga tersedia. Tinggal dipilih mana yang disuka.
Panorama membuat semua gerakan terlihat nyata. Sebagai pembuat kue untuk acara spesial, teman saya berkisah, dia selalu senang tiap kali melihat sang penerima kue puas dan bangga dengan kue buatannya. Bukan apa-apa. Tak jarang, kue ultah ataupun pernikahan baru dikeluarkan di tengah acara sebagai kejutan bagi yang punya acara maupun tamu-tamunya. Suasana pesta jelas menjadi lebih meriah dan semarak dengan tibanya kue khusus.
Nah, teman saya itu ingin sekali merekam momen dari mulai kue tiba di depan ruang acara, lalu diantar hingga ke tengah ruangan untuk kemudian dipotong dan dinikmati bersama. “Pingin banget bisa merekam tuh momen pergerakan para tamu acara dari awal kue datang sampai dipotong yang punya gawe,” ungkapnya.
Makanya saya langsung semangat mencoba fitur Motion Panorama saat Unboxing Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge untuk merekam pergerakan obyek yang sedang difoto atau direkam. Cukup pilih mode Panorama pada fitur kamera, pilih On, tekan simbol kamera dan ikuti arah panah yang tampil dengan menggerakkan kamera smartphone ke satu arah (bisa dari kanan ke kiri atau sebaliknya). Seru abiis lho! Jadi rada norak juga sih pas udah bisa hahaha….
Singkat, tepat, dan padat dengan Hyperlapse. Buat kue plus mendekorasinya jelas bukan semenit dua menit. Menurut teman saya, perlu berjam-jam sampai kue siap dihidangkan. Tapi, masa iya, orang harus nonton video pembuatan kuenya sampai selama itu? Ini kan mau nonton cooking video, bukan cooking movie series.
Nah, dengan fitur Fast Motion (Hyperlapse), rekaman video yang selama apapun bisa ditampilkan sesingkat mungkin waktunya. Gampangnya, video yang direkam dalam hitungan jam bisa dikompres waktu tayangnya dalam hitungan menit sesuai kecepatan rekaman video yang telah dipilih sebelumnya. Kecepatannya mulai dari otomatis, x4, x8, x16, hingga x32. Untuk food blogger dan vlogger, fitur Hyperlapse ini juga bakal berguna banget untuk merekam proses memasak yang dilakukan koki atau chef saat meliput restoran atau tempat makan lainnya. Nyam, nyam, nyam!
Amati detil pergerakan dengan Slow Motion.Terus kalau yang pingin tahu detil gerakan dari obyek foto yang dijepret atau direkam dengan video, bagaimana tuh? Enggak cocok dong dengan fitur Hyperlapse yang full speed gitu. Masih menurut teman saya si pedagang kue itu, proses menghias kue dengan segala detil dekorasinya sangat sesuai jika direkam momennya dengan kecepatan rendah karena emang perlu kesabaran dan ketelitian yang luar biasa ekstra. Kasar dikiit aja kerjanya, bakal bleberan dan berantakan ke mana-mana tuh krim penghias kuenya.
Calm down, kamera Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge juga sudah dilengkapi dengan fitur Slow Motion. So, secara perlahan-lahan kita bisa mengamati detil pergerakan dari obyek foto maupun video. Wah, fitur ini tepat betul untuk menyadarkan para pembeli kue yang didekorasi dengan unik, cantik, dan menarik bahwa kuenya itu lebih dari sekedar hasil kulinari, tapi juga termasuk karya seni. Sudah sehatilah itu dengan tagline Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge yaitu “Rethink what a phone can do.”
Baterai Tahan Lama dan Wireless Charging
Lalu kalau bolak-balik dipakai untuk jeprat-jepret foto dan merekam video, apa enggak boros dan cepat habis tuh baterainya? Pas baterai smartphone kosong melompong, kudu direcharge lagi yang tentunya memakan waktu. Padahal obyek yang mau difoto dan direkam masih banyak, help!
Teman saya – si juragan kue itu - memang bukan termasuk fans power bank. “Bukannya malah buat baterai smartphone cepat rusak ya?” tanyanya (setengah) menuduh. Tapi, dia juga sering kesal ketika harus sekaligus memotret dan merekam kuenya bersamaan dengan proses battery charging. “Kabelnya charger itu lho yang buat susah bergerak leluasa karena tersambung ke stop kontak,” keluhnya.
Ah, ketika dia nanti memakai Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge, ribet dan rempong karena urusan ngecas baterai bakal tamat riwayatnya. Secara gitu ya, Samsung Galaxy S7 kapasitas baterainya 3,000 mAh dan S7 Edge kapasitasnya 3,600 mAh. Urusan battery charging bisa dengan kabel (wired) yang berkisar hanya 90 menit sampai 100 menit atau sekitar 1.5 jam. Ogah ngecas dengan kabel? Monggo sila digunakan itu fasilitas wireless charging yang memakan waktu ‘sedikit’ lebih lama yaitu 130 menit hingga 155 menit.
Santai Sejenak dengan Game Time dan Virtual Reality
Memang saya dan teman bukan game maniac. Tapi, saat luang, kami sama-sama suka game yang isinya masak-memasak atau cooking games. Lumayan, untuk cuci mata karena game dan gambarnya – cupcake, pizza, es krim, sandwich, pie, dan lainnya - soo colorful hehehe… Uniknya, terkadang teman saya mendapat ide untuk bentuk maupun dekorasi kuenya dari permainan masak-memasak online itu yang kebanyakan diperuntukkan untuk anak kecil.
Bagi para gamer sejati, Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge sangat memanjakan mereka. Yang paling oke menurut saya adalah fitur Record (untuk merekam) dan Lock Recents & Back keys. Urusan ngegame jadi lancar jaya karena bisa direkam untuk diteruskan kapan-kapan. Apalagi waktu skornya selangit, tambah wajib direkam! Kalau mau tambah seru, bisa dipasang sekalian ya perangkat Gear Virtual Reality-nya (Gear VR) yang kompatibel selain dengan Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge, juga termasuk Samsung Galaxy Note 5, Samsung Galaxy S6, serta S6 Edge+.
S7 Edge, More than Stylish Edge Screen
Kalau ada yang penasaran, apa sih fungsinya edge screen atau layar tepi Samsung Galaxy seri S mulai Samsung Galaxy S6 Edge+? Yang jelas, bukan buat aksesoris doang lho yaa, Bro & Sis. Waktu Unboxing, saya jadi ngeh, fungsinya edge panels itu emang fungsional dan sangat ngebantu pemiliknya Samsung Galaxy S7 Edge. Okelah kalau begitu. Apa sajakah mereka?
People Edge. Nih fitur kece benerlah buat kepraktisan menelepon orang-orang yang memang harus sering kita hubungi karena urusan kerja, keluarga, saudara, sampai urusan asmara huehehe… Sila taruh nama 5 kontak yang rutin kita telepon di layar tepi. Next time, menelepon kelima orang itu tinggal sentuh pinggiran layar Samsung Galaxy S7 Edge tanpa harus masuk dulu ke menu Contact. Tebakan saya sih, teman saya yang ngejual kue itu pasti bakal taruh nomor handphone pemilik toko bahan kue yang (hampir) setiap hari dia telepon untuk pesan tepung terigu, telur, gula, mentega, margarin, dan sejenisnya.
Apps Edge. Fitur ini menampilkan shortcuts untuk apps apa aja sih yang paling sering dan banyak kita akses sehari-hari. Mirip seperti People Edge, tinggal swipe layar tepi dan otomatis muncul deh tuh daftar aplikasi terfavorit kita. Cek email dan baca Yahoo News juga jadi lebih mudah dan praktis dengan fitur ini. Jadi tetap update deh!
Hmm, lalu ada enggak sih nilai minusnya Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge? Jujur nih ya, sidik jari pemegangnya gampang banget menempel, apalagi kalau telapak tangannya berminyak karena keringat dan sebagainya. Berasa amplop dan perangko gitulah hihihi… Apa itu mungkin karena efek body Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge yang terbuat dari logam dan kaca (metal and glass)? Tapi, santailah. Bisa dilap ke baju atau celana ini kan tuh bekas sidik jari yang berbekas? Kalau enggak ke baju sendiri, ya baju orang lain juga bisa kalau… tega hehehe…
Sepulang dari Unboxing Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge, saya jadi tambah pede. Maksudnya lebih percaya diri untuk sharing info ke teman saya itu via lisan dan pembaca Kompasiana lainnya via tulisan tentang kecanggihan dan user-friendly features yang ada pada Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge. Desain berkelas, baterai eksis sepanjang hari, kamera (nyaris) sempurna di semua suasana, storage udah mirip lemari raksasa, layar lebar yang praktis, kebal debu dan air, udah paket komplit plit plit benar kan itu? Serupa bisnis kue, Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge manisnya memang lebih dari sekedar dipandang mata, tapi juga saat dirasa lidah, sehingga ingin terus selalu mencicipinya.
Spesifikasi Samsung Galaxy S7 dan S7 Edge
Layar :5.1 inch (S7) dan 5.5 inch (S7 Edge), QHD Super AMOLED
Prosesor :Octacore Exynos 8890 (2.3 GHz Quad + 1.6 GHz Quad)
RAM :4GB LPDDR4
Storage :32GB internal + MicroSD hingga 200GB
Network :LTE Cat 9
Camera :12MP 2PD OIS (f/1.7) & 5MP (f/1.7)
Baterai :3000 mAh (S7) & 3600 mAh (S7 Edge), Wireless/Fast Charging
Ingress Protection :IP68 (Water & Dust Resistant)
For more information, please visit :
Samsung Galaxy S7 and S7 Edge Gallery
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H