1) Saham berasal dari sektor riil yang halal produk ataupun jasa perusahaannya
2) Saham tidak mengandung unsur riba atau bunga
3) Saham bebas dari unsur 'gharar' atau ketidakpastian/spekulasi dan 'maysir' atau berjudi/mengadu nasib.
Maka itulah, investasi saham syariah mirip jual beli yang memang dihalalkan dalam Islam. Investasi syariah memiliki prinsip bagi hasil atau "profit and loss sharing." Selain itu, investasi syariah juga menekankan prinsip transparansi dan keadilan dalam bertransaksi. Tujuan akhir dari sistem ekonomi syariah adalah untuk ketenteraman dan kesejahteraan para pelakunya #BahagiaDuniaAkhirat
Contoh nyata dalam investasi syariah yang dilakukan oleh bank syariah di Indonesia yaitu dalam bentuk Sukuk. Saya pernah ditawari untuk berinvestasi Sukuk di bank syariah tempat saya menabung. Namun apa daya, berhubung dana yang ada masih terpakai untuk keperluan lain, niat membeli Sukuk harus saya tunda dahulu hingga tahun depan.
Saya baru tahu ternyata Sukuk tersebut mirip ORI atau investasi dalam bentuk surat berharga milik negara atau pemerintah. Info dari Mbak Dwita, bedanya ORI sebagai investasi konvensional dengan investasi syariah - dalam hal ini berupa Sukuk - investasi para investor Sukuk dijamin dalam bentuk bangunan gedung milik negara. Secara istilah ekonomi mengenai investasi, ada aset penjamin (underlying asset) pasti dan nyata. Investasi syariah mengharamkan segala bentuk transaksi tanpa adanya kepastian aset yang dapat dijadikan jaminan oleh perusahaan atau negara untuk para investor jika sampai terjadi kerugian.
Bagaimana? Masih ragu untuk berinvestasi syariah? Sebagai penutup, saya kutipkan kalimat bijak dari Mbak Dwita tentang pentingnya investasi syariah yaitu "Jadikan nominal zakat sebagai target investasi kita." Maksudnya, semakin besar nilai investasi yang kita peroleh, maka pasti semakin besar pula nilai zakat yang bisa kita bayarkan. Sudah berharta, semakin berpahala pula. Yuk mari sama-sama kita memulai berinvestasi syariah di tahun 2016 ini. Salam investasi syariah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H