Kursus online dari IndonesiaX ini didukung oleh sejumlah institusi dan lembaga swasta terpercaya di Indonesia (Dokpri)
Saya termasuk orang yang sangat diuntungkan dengan adanya pendidikan online. Sebelum mengikuti kursus online dari IndonesiaX, saya rajin menonton dan mengunduh (download) video kuliah dari dosen luar negeri yang diunggah (upload) di Youtube. Selain menambah pemahaman saya tentang bidang ekonomi perilaku (Behavioral Economics) yang sedang saya dalami sebagai pengajar pada salah satu kampus ekonomi Islam di Bogor, kosakata saya dalam bahasa Inggris pun bertambah.
Kalau ditanya, apakah ada sertifikat yang saya dapat? Ya, jelas tidak. Gelar pun jelas baru diperoleh setelah saya menyelesaikan pendidikan pasca sarjana di kampus. Lalu, buat apa meluangkan waktu dengan menonton sejumlah kuliah ekonomi via Youtube tersebut?
Pastinya, saya merasa lebih percaya diri setiap kali berdiskusi di kampus dengan sesama rekan dosen. Selain itu, sangat mengajarkan materi di kelas, para mahasiswa selalu lebih bersemangat saat belajar karena saya sering berbagi pengetahuan lebih dari sekedar yang ada di buku ajar kuliah (text books). Setiap kali melihat mahasiswa semangat belajar, saya pun merasa senang. Ya, karena pengetahuan ekstra yang diperoleh dari “kuliah via Youtube” tersebut #ThePositiveEffectOfInternet
Saat ini, saya sedang menyelesaikan 2 materi kursus online dari IndonesiaX yaitu Self-Driving: Are You a Driver or a Passenger (RP102) dan Introduction to Broadcasting for Television (NET.101). RP102 diasuh oleh Profesor Rhenald Kasali dari UI dan sekaligus penggagas yayasan Rumah Perubahan. Sedangkan NET.101 diampu oleh Wishnutama selaku CEO dari NETMediatamaTelevisi.
Sepengetahuan saya, kedua orang tersebut termasuk tokoh publik yang kreatif dan inovatif di bidangnya masing-masing serta membawa angin segar yang positif untuk perubahan masa depan masyarakat Indonesia. Mau buktinya?
Paling sederhananya adalah tawaran adanya kursus gratis. Peserta kursus IndonesiaX hanya cukup bermodalkan koneksi internet dan laptop atau gadget sejenisnya. Biaya kursus hanya dibebankan untuk peserta kursus yang ingin memperoleh sertifikat yaitu sebesar Rp. 250.000/mata kuliah. Sudah menjadi rahasia umum, (kebanyakan) orang Indonesia senang dengan yang berbau gratisan hehehe…